Fakta-Fakta tentang Pelaku Penembakan Mantan Presiden AS Donald Trump
Amerika Serikat | Senin, 15 Juli 2024
PIFA, Internasional - Amerika Serikat digemparkan dengan upaya pembunuhan mantan Presiden Donald Trump di Pennsylvania pada Sabtu (13/7) waktu setempat. Insiden ini terjadi saat Trump sedang berbicara di podium kampanye, dan dia selamat meski ditembak dari jarak kurang dari 150 meter. Peluru hanya mengenai telinga kanannya sehingga calon presiden dari Partai Republik itu tidak mengalami luka serius.
Namun, seorang peserta kampanye tewas dan dua orang lainnya terluka akibat insiden ini. Secret Service bertindak cepat dan menembak mati pelaku beberapa detik setelah penembakan terjadi.
Identitas dan Latar Belakang Pelaku
Pelaku diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks, seorang pendukung Republik yang terdaftar sebagai pemilih Partai Republik berdasarkan catatan pemilih negara bagian. Meskipun demikian, Crooks juga tercatat pernah menyumbangkan dana sebesar US$15 atau sekitar Rp241 ribu ke Progressive Turnout Project, sebuah kelompok partisipasi pemilih liberal, pada 20 Januari 2021 melalui platform donasi Demokrat ActBlue. Tanggal sumbangan ini bertepatan dengan pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS, yang merupakan rival Trump dalam pemilu 2020.
Profil Pelaku
Crooks, yang berusia 20 tahun, bekerja sebagai perawat di Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Terampil Bethel Park dan tinggal di pinggiran Pittsburgh, sekitar 56 kilometer dari lokasi kampanye Trump. Mantan teman sekelas dan rekan kerja Crooks mengingatnya sebagai "pria paling manis", pendiam, dan penyendiri.
"Dia adalah sosok yang ramah," kata salah satu rekan kerja. "Dia agak kurus, kutu buku, dan sangat pintar. Secara tradisional, dia tidak seperti orang yang paling populer, tetapi dari apa yang saya lihat, saya tidak berpikir bahwa dia adalah orang yang mengintimidasi."
Korban Bullying
Salah satu teman SMA Crooks, Jason Kohler (21), menyatakan bahwa Crooks pernah dirundung teman-temannya dan sering menyendiri. "Dia bukan anak yang suka berkelompok dan memiliki teman geng, jadi dia selalu menjadi sasaran," papar Kohler kepada CNN.
Tak Ada dalam Radar FBI
FBI mengungkapkan bahwa Crooks tidak memiliki riwayat kriminal apa pun dan tidak ada dalam pengawasan aparat keamanan. Hal ini menjadikan aparat sulit mengungkap motif Crooks dalam menembak Trump.
Penembak Profesional
Tiga sumber penegak hukum AS mengonfirmasi bahwa Crooks berada di luar lokasi kampanye Trump saat melancarkan aksinya dari jarak dekat. Crooks melancarkan aksinya dari sebuah atap gedung tak jauh dari podium Trump dengan menggunakan senapan semi-otomatis AR-15. Sejumlah sumber keamanan melaporkan bahwa Crooks juga membawa sejumlah bahan peledak di mobil dan rumahnya. Penembakan terjadi dari posisi "jam tiga" dari podium Trump, dengan tembakan datang dari sisi kanan mantan presiden tersebut. (ad)