Internasional
Jurnalis Palestina Ibrahim Muharab Tewas dalam Serangan Israel di Khan Younis
PIFA, Internasional - Ibrahim Muharab, seorang jurnalis Palestina, dilaporkan tewas dalam serangan oleh pasukan Israel di wilayah Khan Younis, selatan Jalur Gaza, pada Minggu lalu. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Gaza dan sejumlah situs berita Palestina pada Senin. Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan Gaza, jenazah Muharab dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis setelah ditemukan di Kota Hamad pada Senin pagi. Kota Hamad, sebuah kompleks apartemen besar yang dibangun oleh Qatar, kini mengalami kehancuran parah akibat konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut. Palestinian Daily News, tempat di mana Muharab bekerja, menyampaikan bahwa Muharab tewas setelah serangan Israel menghantamnya dan beberapa jurnalis lainnya. Dalam insiden ini, dua jurnalis lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Nasser untuk mendapatkan perawatan. Cuplikan video yang beredar di media sosial memperlihatkan detik-detik serangan tersebut, di mana sebuah kendaraan lapis baja Israel terlihat bergerak menuju kawasan yang dikuasai Hamas, diiringi suara tembakan. Dalam video tersebut, seorang pria yang mengenakan jaket bertuliskan "Press" tampak berusaha melarikan diri sebelum terdengar suara yang mengkhawatirkan, "Ibrahim terluka, di mana dia?" Puluhan orang berkumpul di Rumah Sakit Nasser pada Senin untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Muharab. Jasadnya dibaringkan di lantai dengan ditutupi plastik putih, sementara jaket anti peluru bertuliskan "Press" diletakkan di atasnya sebagai tanda penghormatan. Pihak militer Israel, ketika dimintai keterangan oleh AFP, menolak memberikan komentar spesifik mengenai kasus ini tanpa informasi lebih lanjut mengenai lokasi dan identifikasi resmi dari Muharab. Seorang juru bicara militer Israel menyatakan, "Tentara Israel tidak pernah, dan tidak akan pernah, secara sengaja menargetkan jurnalis." Namun, Sindikat Jurnalis Palestina mengecam insiden ini sebagai "pembunuhan" dan menuduh militer Israel melakukan "kampanye terorganisir untuk membunuh jurnalis" di Gaza. Jurnalis Gaza lainnya, Ibrahim Qanan, menuduh Israel berusaha membungkam kebenaran dengan menghalangi penyebaran informasi kepada dunia luar mengenai situasi di Jalur Gaza. Sejak konflik pecah pada 7 Oktober lalu, beberapa jurnalis telah menjadi korban serangan militer Israel, dengan tuduhan bahwa mereka terlibat dengan cabang-cabang bersenjata Hamas atau Jihad Islam. Menurut laporan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada Senin, setidaknya 113 jurnalis dan pekerja media telah tewas sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai, menjadikan periode ini sebagai yang paling mematikan bagi jurnalis sejak CPJ mulai mencatat data pada tahun 1992.
Palestina
| Rabu, 21 Agustus 2024

Trending
Update Cacar Monyet Dunia: Lebih dari 39 Ribu Kasus dan Sebabkan 12 Kematian
Dunia
| Minggu, 21 Agustus 2022

Pemimpin Arab-Muslim Siap Dukung Qatar Tanggapi Serangan Israel di Doha
Internasional
| Senin, 15 September 2025

Angkut 64 Orang, Pesawat Komersial AS Tabrak Black Hawk
Amerika Serikat
| Kamis, 30 Januari 2025

Kondisi Paus Fransiskus Stabil, Vatikan Pastikan Perawatan Berjalan Lancar
Vatikan
| Sabtu, 8 Maret 2025

Iran Bakal Adakan Pilpres 28 Juni 2024 Usai Presiden Ebrahim Raisi Tewas dalam Kecelakaan Heli
Iran
| Selasa, 21 Mei 2024

Indonesia Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates, Prabowo: Upaya Tekan Kematian Akibat TBC
Indonesia
| Kamis, 8 Mei 2025

385 WNI yang Dievakuasi dari Sudan Tiba di Tanah Air
Sudan
| Jumat, 28 April 2023

Ilmuwan China Temukan Virus Baru yang Bukan Varian Covid-19: NeoCov, Kerabat Dekat MERS
China
| Minggu, 30 Januari 2022

Mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae In jadi Tersangka usai Diduga Bantu Mantu Cari Kerja
Korea Selatan
| Senin, 2 September 2024

Berita Terbaru
Internasional

Macron Dorong Uni Eropa Larang Penggunaan Media Sosial bagi Anak di Bawah Usia Tertentu
PIFA, Internasional – Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menyerukan agar Uni Eropa (UE) memberlakukan larangan penggunaan media sosial bagi anak-anak di bawah usia tertentu. Ia menilai langkah tersebut penting untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif dunia digital. “Saya percaya kita perlu bergerak menuju pelarangan media sosial hingga usia tertentu,” kata Macron dalam debat publik mengenai media sosial di Toulouse, Rabu (12/11), seperti dikutip dari La Dépêche du Midi. Macron menjelaskan bahwa diskusi masih berlangsung mengenai batas usia yang tepat, apakah 14, 15, atau 16 tahun. “Kita perlu menetapkannya. Dan saat ini kami sedang membangun koalisi di Eropa untuk mewujudkannya,” ujarnya. Presiden Prancis itu juga menyinggung kehadirannya di platform media sosial, termasuk X (sebelumnya Twitter), di tengah meningkatnya arus misinformasi daring. Ia tidak menutup kemungkinan untuk meninggalkan platform tersebut di masa depan. “Ini harus menjadi proses yang komprehensif. Saya tidak akan melakukannya besok pagi, tapi ini sesuatu yang sedang saya pikirkan,” ungkapnya. Sebelumnya, pada 2023, Prancis telah mengesahkan undang-undang yang mewajibkan persetujuan orang tua bagi anak di bawah usia 15 tahun untuk mengakses media sosial. Namun, penerapannya tertunda karena masih ada perdebatan terkait kesesuaiannya dengan regulasi Uni Eropa. Langkah yang diusulkan Macron ini sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran di Eropa terkait dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja, privasi data, serta penyebaran disinformasi yang dinilai semakin memengaruhi perilaku dan opini publik.
Internasional
| Kamis, 13 November 2025
Internasional

6.000 Warga Gaza Alami Amputasi, 25 Persen Korban Adalah Anak-Anak
PIFA, Internasional — Berbagai sumber medis di Jalur Gaza melaporkan adanya sekitar 6.000 kasus amputasi yang kini membutuhkan program rehabilitasi jangka panjang secara mendesak.Situasi ini memperlihatkan dampak kemanusiaan yang semakin parah akibat konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Dari jumlah korban amputasi itu, 25 persen merupakan anak-anak, sementara 12,7 persen adalah perempuan. Sumber medis menyebutkan bahwa krisis sumber daya dan keterbatasan alat bantu memperburuk kondisi para pasien, sehingga banyak yang belum mendapatkan perawatan memadai.Kondisi ini menegaskan perlunya layanan rehabilitasi dan dukungan psikososial segera, terutama bagi anak-anak yang harus menghadapi disabilitas permanen di usia muda.
Internasional
| Rabu, 12 November 2025
Internasional

Delapan Negara Siap Tangkap Netanyahu atas Dugaan Kejahatan Perang di Gaza
PIFA, Internasional — Sebanyak delapan negara menyatakan kesediaannya untuk menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika memasuki wilayah mereka, menyusul tuduhan kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Menurut laporan Al Jazeera, negara-negara yang menyatakan kesiapan tersebut meliputi Turki, Slovenia, Lituania, Norwegia, Swiss, Irlandia, Italia, dan Kanada. Mereka mendukung langkah hukum internasional terhadap Netanyahu dan sejumlah pejabat militer Israel yang dianggap bertanggung jawab atas serangan brutal di Gaza. Sebelumnya, Kantor Kejaksaan Istanbul telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 37 tersangka yang diduga terlibat dalam kejahatan genosida, termasuk Netanyahu, mantan Menteri Perang Yisrael Katz, dan Kepala Staf Umum Eyal Zamir. Pemerintah Turki bahkan melarang seluruh nama tersebut memasuki wilayah atau melintasi wilayah udara Turki. Langkah tegas ini memperkuat tekanan internasional terhadap Israel sejak Afrika Selatan mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) pada Desember 2023, menuduh Israel melanggar Konvensi Genosida 1948 dalam tindakannya terhadap warga sipil Palestina. Gugatan tersebut kemudian mendapat dukungan dari sejumlah negara lain, termasuk Nikaragua, Kolombia, Libya, Meksiko, Palestina, Spanyol, dan Turki. Selain itu, pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Perkembangan ini semakin menegaskan meningkatnya tekanan global terhadap kepemimpinan Israel di tengah krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza, di mana ribuan warga sipil dilaporkan menjadi korban akibat operasi militer berkepanjangan sejak 2023.
Internasional
| Senin, 10 November 2025
Berita Populer
Internasional

Jurnalis Palestina Ibrahim Muharab Tewas dalam Serangan Israel di Khan Younis
PIFA, Internasional - Ibrahim Muharab, seorang jurnalis Palestina, dilaporkan tewas dalam serangan oleh pasukan Israel di wilayah Khan Younis, selatan Jalur Gaza, pada Minggu lalu. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Gaza dan sejumlah situs berita Palestina pada Senin. Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan Gaza, jenazah Muharab dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis setelah ditemukan di Kota Hamad pada Senin pagi. Kota Hamad, sebuah kompleks apartemen besar yang dibangun oleh Qatar, kini mengalami kehancuran parah akibat konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut. Palestinian Daily News, tempat di mana Muharab bekerja, menyampaikan bahwa Muharab tewas setelah serangan Israel menghantamnya dan beberapa jurnalis lainnya. Dalam insiden ini, dua jurnalis lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Nasser untuk mendapatkan perawatan. Cuplikan video yang beredar di media sosial memperlihatkan detik-detik serangan tersebut, di mana sebuah kendaraan lapis baja Israel terlihat bergerak menuju kawasan yang dikuasai Hamas, diiringi suara tembakan. Dalam video tersebut, seorang pria yang mengenakan jaket bertuliskan "Press" tampak berusaha melarikan diri sebelum terdengar suara yang mengkhawatirkan, "Ibrahim terluka, di mana dia?" Puluhan orang berkumpul di Rumah Sakit Nasser pada Senin untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Muharab. Jasadnya dibaringkan di lantai dengan ditutupi plastik putih, sementara jaket anti peluru bertuliskan "Press" diletakkan di atasnya sebagai tanda penghormatan. Pihak militer Israel, ketika dimintai keterangan oleh AFP, menolak memberikan komentar spesifik mengenai kasus ini tanpa informasi lebih lanjut mengenai lokasi dan identifikasi resmi dari Muharab. Seorang juru bicara militer Israel menyatakan, "Tentara Israel tidak pernah, dan tidak akan pernah, secara sengaja menargetkan jurnalis." Namun, Sindikat Jurnalis Palestina mengecam insiden ini sebagai "pembunuhan" dan menuduh militer Israel melakukan "kampanye terorganisir untuk membunuh jurnalis" di Gaza. Jurnalis Gaza lainnya, Ibrahim Qanan, menuduh Israel berusaha membungkam kebenaran dengan menghalangi penyebaran informasi kepada dunia luar mengenai situasi di Jalur Gaza. Sejak konflik pecah pada 7 Oktober lalu, beberapa jurnalis telah menjadi korban serangan militer Israel, dengan tuduhan bahwa mereka terlibat dengan cabang-cabang bersenjata Hamas atau Jihad Islam. Menurut laporan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada Senin, setidaknya 113 jurnalis dan pekerja media telah tewas sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai, menjadikan periode ini sebagai yang paling mematikan bagi jurnalis sejak CPJ mulai mencatat data pada tahun 1992.
Palestina
| Rabu, 21 Agustus 2024
Internasional

Update Cacar Monyet Dunia: Lebih dari 39 Ribu Kasus dan Sebabkan 12 Kematian
Berita Internasional, PIFA - Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox di dunia terus mengalami peningkatan. Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hingga saat ini sudah lebih dari 39.000 kasus yang terkonfirmasi positif di seluruh dunia. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Rabu (17/8), tercatat ada 7.500 kasus baru kasus cacar monyet di dunia. Kasus ini melonjak 20 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut hampir semua kasus yang dilaporkan berasal dari hubungan seks pria dengan pria. Hingga saat ini sudah ada 12 kematian dari virus yang telah menyebar ke 92 negara itu. Melansir laman Kemenkes (21/8), sejauh ini tercatat 39,718 kasus konfirmasi cacar monyet di seluruh dunia. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan bahwa transmisi monkeypox tak semudah COVID-19 yang melalui droplet di udara. ''Penularan monkeypox melalui kontak erat,'' kata dr Syahril. Cacar Monyet dan Penularannya Sebagai informasi, seperti dilaporkan WHO dalam situs resminya, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat dan kadang-kadang “diekspor” ke daerah lain. Menurut WHO cacar monyet biasanya muncul secara klinis dengan demam, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis. Cacar monyet biasanya sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. Namun kasus yang parah bisa saja terjadi, hingga menyebakan kematian. Rasio kasus kematiannya sekitar 3-6 persen. WHO menjelaskan, Monkeypox tertular ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus. Cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur. Kasus Pertama di Indonesia Pada Sabtu (20/8), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan satu warga negara Indonesia yang terkonfirmasi positif cacar monyet. Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Perancis sebelum tertular. “Saat ini pasien dalam keadaan baik, tidak sakit berat, dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, dan kaki. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, tapi cukup isolasi mandiri,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, dalam keterangan pers secara daring, Sabtu (20/8/2022). Berdasarkan hasil penelusuran Kemenkes, pasien tersebut berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Kemudian pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus 2022. Setelah berkonsultasi ke beberapa fasilitas kesehatan, pasien kemudian masuk ke salah satu rumah sakit milik Kemenkes pada tanggal 18 Agustus dan hasil tes PCR pasien terkonfirmasi positif pada malam hari tanggal 19 Agustus. Kepada masyarakat di Tanah Air, Syahril pun mengimbau agar tak panik karena daya tular dan fatalitas cacar monyet sangat rendah dibandingkan dengan COVID-19. Dokter Syahril mengatakan konfirmasi kasus monkeypox pertama ini telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes untuk melakukan surveilans kepada masyarakat atau kontak erat dari pasien. (yd)
Dunia
| Minggu, 21 Agustus 2022
Internasional

Pemimpin Arab-Muslim Siap Dukung Qatar Tanggapi Serangan Israel di Doha
PIFA, Internasional – Para pemimpin negara-negara Arab dan Muslim yang akan berkumpul dalam pertemuan puncak di Doha pada Senin (15/9) dijadwalkan menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah Qatar dalam menanggapi serangan Israel terhadap delegasi Hamas di ibu kota negara tersebut.Dukungan itu tertuang dalam draf deklarasi hasil pertemuan persiapan yang diperoleh RIA Novosti pada Minggu (14/9). Dokumen tersebut akan disahkan dalam forum puncak hari ini.“Kami mendukung semua langkah dan tindakan yang akan diambil Qatar dalam menanggapi agresi Israel,” demikian bunyi deklarasi itu.Dokumen itu menegaskan bahwa serangan terhadap Doha serta tindakan agresif terhadap negara-negara kawasan berpotensi mengancam proses normalisasi hubungan dengan Israel.“Agresi semacam itu terhadap tempat netral untuk mediasi tidak hanya merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar, tetapi juga merusak proses mediasi dan pemeliharaan perdamaian internasional,” lanjut isi deklarasi.Komunitas internasional, menurut dokumen tersebut, diminta segera menghentikan serangan Israel di kawasan. “Perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah tidak akan tercapai dengan mengabaikan isu Palestina dan hak-hak rakyat Palestina, atau melalui kekerasan dan serangan terhadap mediator,” tulisnya.Sebaliknya, perdamaian disebut hanya bisa diraih melalui kepatuhan pada Inisiatif Perdamaian Arab dan resolusi internasional yang relevan.Sebelumnya, pada Selasa (9/9), Israel melancarkan serangan terhadap para negosiator senior Hamas di Doha. Media Israel Hayom melaporkan bahwa Tel Aviv diduga telah memberi tahu otoritas Amerika Serikat dan Qatar sebelum melancarkan serangan terhadap kantor Hamas di Doha.Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa keputusan serangan merupakan langkah independen yang diambil oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia juga meyakinkan Qatar bahwa serangan semacam itu tidak akan terulang.
Internasional
| Senin, 15 September 2025
Feeds
Macron Dorong Uni Eropa Larang Penggunaan Media Sosial bagi Anak di Bawah Usia Tertentu
PIFA, Internasional – Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menyerukan agar Uni Eropa (UE) memberlakukan larangan penggunaan media sosial bagi anak-anak di bawah usia tertentu. Ia menilai langkah tersebut penting untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif dunia digital. “Saya percaya kita perlu bergerak menuju pelarangan media sosial hingga usia tertentu,” kata Macron dalam debat publik mengenai media sosial di Toulouse, Rabu (12/11), seperti dikutip dari La Dépêche du Midi. Macron menjelaskan bahwa diskusi masih berlangsung mengenai batas usia yang tepat, apakah 14, 15, atau 16 tahun. “Kita perlu menetapkannya. Dan saat ini kami sedang membangun koalisi di Eropa untuk mewujudkannya,” ujarnya. Presiden Prancis itu juga menyinggung kehadirannya di platform media sosial, termasuk X (sebelumnya Twitter), di tengah meningkatnya arus misinformasi daring. Ia tidak menutup kemungkinan untuk meninggalkan platform tersebut di masa depan. “Ini harus menjadi proses yang komprehensif. Saya tidak akan melakukannya besok pagi, tapi ini sesuatu yang sedang saya pikirkan,” ungkapnya. Sebelumnya, pada 2023, Prancis telah mengesahkan undang-undang yang mewajibkan persetujuan orang tua bagi anak di bawah usia 15 tahun untuk mengakses media sosial. Namun, penerapannya tertunda karena masih ada perdebatan terkait kesesuaiannya dengan regulasi Uni Eropa. Langkah yang diusulkan Macron ini sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran di Eropa terkait dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja, privasi data, serta penyebaran disinformasi yang dinilai semakin memengaruhi perilaku dan opini publik.
Internasional
| Kamis, 13 November 2025

6.000 Warga Gaza Alami Amputasi, 25 Persen Korban Adalah Anak-Anak
PIFA, Internasional — Berbagai sumber medis di Jalur Gaza melaporkan adanya sekitar 6.000 kasus amputasi yang kini membutuhkan program rehabilitasi jangka panjang secara mendesak.Situasi ini memperlihatkan dampak kemanusiaan yang semakin parah akibat konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Dari jumlah korban amputasi itu, 25 persen merupakan anak-anak, sementara 12,7 persen adalah perempuan. Sumber medis menyebutkan bahwa krisis sumber daya dan keterbatasan alat bantu memperburuk kondisi para pasien, sehingga banyak yang belum mendapatkan perawatan memadai.Kondisi ini menegaskan perlunya layanan rehabilitasi dan dukungan psikososial segera, terutama bagi anak-anak yang harus menghadapi disabilitas permanen di usia muda.
Internasional
| Rabu, 12 November 2025

Delapan Negara Siap Tangkap Netanyahu atas Dugaan Kejahatan Perang di Gaza
PIFA, Internasional — Sebanyak delapan negara menyatakan kesediaannya untuk menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika memasuki wilayah mereka, menyusul tuduhan kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Menurut laporan Al Jazeera, negara-negara yang menyatakan kesiapan tersebut meliputi Turki, Slovenia, Lituania, Norwegia, Swiss, Irlandia, Italia, dan Kanada. Mereka mendukung langkah hukum internasional terhadap Netanyahu dan sejumlah pejabat militer Israel yang dianggap bertanggung jawab atas serangan brutal di Gaza. Sebelumnya, Kantor Kejaksaan Istanbul telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 37 tersangka yang diduga terlibat dalam kejahatan genosida, termasuk Netanyahu, mantan Menteri Perang Yisrael Katz, dan Kepala Staf Umum Eyal Zamir. Pemerintah Turki bahkan melarang seluruh nama tersebut memasuki wilayah atau melintasi wilayah udara Turki. Langkah tegas ini memperkuat tekanan internasional terhadap Israel sejak Afrika Selatan mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) pada Desember 2023, menuduh Israel melanggar Konvensi Genosida 1948 dalam tindakannya terhadap warga sipil Palestina. Gugatan tersebut kemudian mendapat dukungan dari sejumlah negara lain, termasuk Nikaragua, Kolombia, Libya, Meksiko, Palestina, Spanyol, dan Turki. Selain itu, pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Perkembangan ini semakin menegaskan meningkatnya tekanan global terhadap kepemimpinan Israel di tengah krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza, di mana ribuan warga sipil dilaporkan menjadi korban akibat operasi militer berkepanjangan sejak 2023.
Internasional
| Senin, 10 November 2025

Trump Isyaratkan Akhir Kekuasaan Maduro di Tengah Ketegangan AS–Venezuela
PIFA, Internasional — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan bahwa masa jabatan Presiden Venezuela Nicolas Maduro akan segera berakhir, di tengah meningkatnya ketegangan dan aktivitas militer Amerika di kawasan Laut Karibia. Dalam wawancara dengan program “60 Minutes” di CBS News yang tayang pada Minggu (2/11), Trump ditanya oleh pembawa acara Norah O'Donnell apakah masa kepemimpinan Maduro tidak akan lama lagi. “Saya akan menjawab ya. Saya rasa begitu,” ujar Trump, sambil menegaskan bahwa ia tidak berniat memulai perang melawan Venezuela. Meski demikian, Trump enggan memberikan jawaban tegas saat ditanya mengenai potensi serangan darat terhadap Venezuela. “Sepertinya saya tidak akan mengatakan saya akan melakukan hal itu,” katanya tanpa memberi rincian lebih lanjut. Sebelumnya, pada Jumat lalu, Trump juga membantah laporan sejumlah media AS yang menyebut bahwa serangan terhadap instalasi militer Venezuela akan segera dilakukan. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya belum membuat keputusan terkait hal itu. Beberapa laporan media mengklaim bahwa pemerintahan Trump telah menyiapkan serangan militer sebagai bagian dari operasi yang disebut “perang melawan narko-terorisme”, dengan menuduh Maduro memimpin Cartel de los Soles, kelompok kriminal yang dituding terlibat dalam perdagangan narkoba lintas negara. Washington telah menetapkan Cartel de los Soles sebagai Organisasi Teroris Global yang Ditetapkan Khusus (SDGT) sejak Juli 2025. Sejak awal September, sedikitnya 14 serangan militer dilaporkan terjadi di Laut Karibia dan Pasifik Timur, menewaskan lebih dari 64 orang. Namun, operasi militer tersebut menuai kritik internasional. Sejumlah kelompok hak asasi manusia dan pakar hukum internasional menilai serangan AS terhadap kapal-kapal yang diduga membawa narkoba melanggar hukum internasional. Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Türk, menyebut tindakan tersebut “tidak dapat diterima” dan menyerukan penyelidikan independen atas dugaan pembunuhan di luar hukum. Menanggapi situasi itu, Presiden Maduro menuduh Washington tengah merekayasa perang baru terhadap Venezuela. Ia menyebut tuduhan AS tentang keterlibatan negaranya dalam perdagangan narkoba sebagai “vulgar” dan “sepenuhnya palsu”. “Venezuela tidak memproduksi daun kokain. Pergerakan militer AS di dekat pantai kami adalah tanda dari rencana perang baru yang abadi,” tegas Maduro.
Internasional
| Senin, 3 November 2025

Turki: Serangan Israel ke Gaza saat Gencatan Senjata Tunjukkan Tak Ada Niat Berdamai
PIFA, Internasional - Rencana Israel untuk mencaplok wilayah Tepi Barat dan serangan terbarunya terhadap Jalur Gaza menunjukkan bahwa negara itu tidak memiliki niat untuk berdamai. Hal ini disampaikan oleh Direktur Komunikasi Turki, Burhanetin Duran, pada Selasa (28/10). “Sebaliknya, Israel berniat untuk melanjutkan pendudukan dan genosida. Serangan terbaru ini sekali lagi menunjukkan bahwa Israel merupakan ancaman bagi perdamaian dan ketenangan kawasan,” ujar Duran melalui platform media sosial Turki, NSosyal. Ia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengutuk kebijakan genosida Israel dan menegaskan bahwa Turki akan terus membela perjuangan Palestina, berdiri melawan penindasan, serta menjadi suara keadilan dan kemanusiaan. Serangan udara dan artileri dilancarkan oleh tentara Israel di Jalur Gaza pada Selasa, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan operasi militer baru. Serangan tersebut dilakukan dengan alasan adanya dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh kelompok Hamas. Adapun perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah berlaku sejak 10 Oktober, berdasarkan rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump. Kesepakatan itu mencakup pertukaran sandera dan tahanan serta program rekonstruksi wilayah Gaza. Sementara itu, pekan lalu parlemen Israel menggelar pemungutan suara yang memberikan persetujuan awal terhadap rancangan undang-undang untuk memaksakan kedaulatan Israel di Tepi Barat, langkah yang langsung dikecam oleh Amerika Serikat dan berbagai negara lain.
Internasional
| Kamis, 30 Oktober 2025

Penutupan Pemerintah Picu Kekacauan Transportasi, Hampir 3.700 Penerbangan di AS Tertunda
PIFA, Internasional - Hampir 3.700 penerbangan di Amerika Serikat (AS) dilaporkan ditunda atau dibatalkan pada Senin (27/10/2025), seiring penutupan pemerintahan yang memasuki pekan keempat. Data dari portal pemantau penerbangan FlightAware.com mencatat, terdapat 3.658 penerbangan yang tertunda dan 119 penerbangan dibatalkan di seluruh negeri. Bandara Internasional JFK di New York menjadi salah satu yang paling terdampak dengan hampir 100 penerbangan tertunda atau dibatalkan. Kondisi serupa juga terjadi di Atlanta dengan lebih dari 500 penerbangan ditunda, serta di Charlotte yang mencatat lebih dari 200 penundaan. Menteri Perhubungan AS Sean Duffy mengonfirmasi bahwa para pengatur lalu lintas udara akan berhenti menerima gaji mulai 28 Oktober. Ia sebelumnya telah memperingatkan bahwa situasi ini berpotensi menyebabkan gangguan besar pada jadwal penerbangan jika Kongres tidak segera menyetujui rancangan undang-undang anggaran pemerintah. Penutupan pemerintah AS terjadi setelah Kongres gagal menyetujui anggaran tahun fiskal baru yang dimulai 1 Oktober, menyebabkan sejumlah lembaga federal berhenti beroperasi karena kehabisan dana. Presiden Donald Trump menilai penutupan ini sebagai peluang untuk memangkas jumlah staf dan pengeluaran pemerintah. Ia menuding Partai Demokrat sebagai penyebab kebuntuan anggaran, sementara Gedung Putih disebut memanfaatkan situasi tersebut untuk menghapus program-program yang tidak disukai Partai Republik. Penutupan pemerintah di AS bukan hal baru, namun kali ini dampaknya terasa luas, terutama di sektor transportasi udara yang menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat dan ekonomi negara itu.
Internasional
| Selasa, 28 Oktober 2025

Serangan Udara Israel Tewaskan Belasan Anggota Keluarga di Gaza Meski Gencatan Senjata Berlaku
PIFA, Internasional – Meski gencatan senjata tengah berlangsung, pasukan Zionis Israel kembali melancarkan serangan udara terhadap sebuah kendaraan sipil di dekat Gaza City pada Jumat (17/10) malam. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 11 warga sipil dari keluarga Shaaban, termasuk tujuh anak-anak dan dua perempuan. Juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, Mahmoud Basal, menyebut kendaraan itu diserang tanpa peringatan ketika melintasi “garis kuning” di wilayah Al-Zeitoun, Gaza City. “Padahal masih memungkinkan untuk memperingatkan atau menangani mereka dengan cara yang tidak menyebabkan kematian,” ujarnya. Basal menilai serangan ini menunjukkan bahwa pasukan penjajah Israel tetap bertekad melanjutkan kejahatan terhadap warga sipil tak berdosa. “Garis kuning” sendiri merupakan batas demarkasi tidak resmi yang memisahkan wilayah yang masih diduduki pasukan Israel dengan area yang diperuntukkan bagi warga sipil Palestina berdasarkan kesepakatan gencatan senjata. Gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang dimediasi oleh pihak regional dan internasional mulai berlaku pada 10 Oktober lalu, dengan ketentuan bahwa pasukan Israel akan mundur secara bertahap ke belakang garis tersebut. Agresi Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 dan baru berhenti bulan ini telah menewaskan hampir 68.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Akibat serangan tersebut, wilayah Gaza kini disebut semakin tak layak huni.
Internasional
| Sabtu, 18 Oktober 2025

Bentrokan Baru Meletus di Perbatasan Pakistan–Afghanistan Usai Gencatan Senjata Singkat
PIFA, Internasional - Bentrokan baru kembali pecah antara pasukan Pakistan dan Afghanistan pada Selasa (14/10) malam, hanya beberapa hari setelah kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata singkat. Menurut laporan stasiun televisi Tolo News yang mengutip juru bicara gubernur provinsi Khost, Mustaghfer Gurbaz, pasukan Afghanistan melakukan serangan balasan setelah Pakistan lebih dulu melepaskan tembakan di dekat perbatasan. “Bentrokan masih berlangsung,” ujar Gurbaz. Sementara itu, belum ada pernyataan resmi dari pihak Pakistan. Namun seorang pejabat keamanan yang dikutip kantor berita Anadolu mengatakan bentrokan terjadi di wilayah perbatasan Shorko, distrik suku Kurram. Ia menuduh pasukan Afghanistan memulai tembakan dan pengeboman “tanpa alasan” terhadap pasukan perbatasan Pakistan. Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah pertempuran sengit pada Sabtu lalu yang menewaskan puluhan tentara dari kedua belah pihak. Pertempuran tersebut disebut sebagai yang paling mematikan sejak Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada 2021. Bentrokan sempat berhenti pada Sabtu malam setelah mediasi yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Qatar. Namun, ketegangan kembali meningkat, menandakan rapuhnya perdamaian di wilayah perbatasan kedua negara.
Internasional
| Rabu, 15 Oktober 2025

Trump Yakin Hubungan AS–China Akan Baik-Baik Saja di Tengah Ancaman Tarif Baru
PIFA, Internasional – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa hubungan antara AS dan China akan “baik-baik saja” meski ketegangan perdagangan antara kedua negara kembali memanas. Pernyataan itu disampaikan Trump pada Minggu (12/10), dua hari setelah ia mengancam akan memberlakukan tarif tambahan 100 persen terhadap produk impor asal China mulai bulan depan. Berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One, Trump mengatakan bahwa dirinya masih memiliki “hubungan yang sangat baik” dengan Presiden China Xi Jinping.“Dia [Xi] orang yang sangat tangguh. Dia orang yang sangat cerdas. Dia pemimpin hebat bagi negaranya,” kata Trump sebelum berangkat menuju kunjungan singkat ke Israel dan Mesir. Ancaman tarif baru itu muncul sebagai tanggapan atas keputusan Beijing yang membatasi ekspor mineral tanah jarang — bahan penting dalam industri teknologi tinggi. Sebagai respons, China pada Minggu menyatakan siap mengambil langkah tegas yang sepadan “untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah.” Ketika ditanya apakah tarif tambahan itu benar akan diberlakukan, Trump menjawab “untuk saat ini iya,” namun menambahkan, “kita lihat saja nanti.” Ia menyebut tanggal 1 November — jadwal pemberlakuan tarif — “terasa sudah dekat bagi banyak orang, tapi bagi saya itu waktu yang lama,” mengisyaratkan masih ada peluang untuk meredakan ketegangan. Sebelumnya pada Jumat, Trump menuduh China menjadi “sangat bermusuhan” dan menahan AS serta dunia lewat kebijakan pembatasan ekspor mineral penting secara mendadak. Ia juga memperingatkan bahwa AS akan memberlakukan tarif lebih cepat tergantung langkah China berikutnya, bahkan berpotensi membatalkan pertemuan yang direncanakan dengan Xi di Korea Selatan akhir bulan ini. Trump turut mengungkapkan bahwa AS berencana menerapkan pembatasan ekspor terhadap berbagai perangkat lunak penting mulai 1 November. Namun pernyataan terbarunya yang lebih lunak muncul setelah indeks saham utama AS anjlok pada Jumat akibat kekhawatiran perang dagang yang kembali mencuat. Dalam unggahan di media sosial sebelumnya, Trump meminta publik agar tidak terlalu khawatir terhadap situasi dengan China. “Xi hanya sedang mengalami masa sulit. Dia tidak menginginkan depresi ekonomi bagi negaranya, dan saya juga tidak. AS ingin membantu China, bukan menyakitinya,” tulisnya.
Internasional
| Senin, 13 Oktober 2025

9.500 Warga Palestina Masih Hilang di Gaza Meski Gencatan Senjata Berlaku
PIFA, Internasional - Tim penyelamat di Jalur Gaza pada Sabtu melaporkan bahwa sekitar 9.500 warga Palestina masih hilang, meski kesepakatan gencatan senjata mulai diberlakukan pada Kamis (9/10) malam. Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, lebih dari 67.000 warga Palestina tewas dan sekitar 170.000 lainnya terluka akibat serangan militer Israel yang telah berlangsung selama dua tahun di wilayah tersebut. Mayoritas korban dilaporkan merupakan anak-anak dan perempuan. Selain itu, bencana kelaparan yang melanda Gaza juga menambah jumlah korban jiwa, dengan sedikitnya 460 orang meninggal dunia, termasuk 154 anak-anak. Kesepakatan gencatan senjata tersebut disetujui oleh Israel pada Kamis, mengikuti usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menandai dimulainya fase pertama dari rencana perdamaian yang lebih luas. Isi kesepakatan meliputi penghentian seluruh permusuhan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, pemberian akses bantuan kemanusiaan, serta pertukaran tahanan. Sehari setelah kesepakatan diberlakukan, ribuan pengungsi Palestina mulai kembali ke Kota Gaza. Menurut laporan sumber lokal, sejak Jumat (10/10) pagi warga terlihat berjalan kaki melalui Jalan Rashid dan Jalan Salah al-Din, dua jalur utama yang membentang dari utara ke selatan Jalur Gaza. Para pengungsi itu menempuh perjalanan sejauh sekitar tujuh kilometer sambil membawa barang seadanya, setelah sebelumnya terpaksa mengungsi akibat serangan berulang dari pasukan Zionis.
Internasional
| Minggu, 12 Oktober 2025


Berita Rekomendasi
Internasional

Jurnalis Palestina Ibrahim Muharab Tewas dalam Serangan Israel di Khan Younis
PIFA, Internasional - Ibrahim Muharab, seorang jurnalis Palestina, dilaporkan tewas dalam serangan oleh pasukan Israel di wilayah Khan Younis, selatan Jalur Gaza, pada Minggu lalu. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Gaza dan sejumlah situs berita Palestina pada Senin. Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan Gaza, jenazah Muharab dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis setelah ditemukan di Kota Hamad pada Senin pagi. Kota Hamad, sebuah kompleks apartemen besar yang dibangun oleh Qatar, kini mengalami kehancuran parah akibat konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut. Palestinian Daily News, tempat di mana Muharab bekerja, menyampaikan bahwa Muharab tewas setelah serangan Israel menghantamnya dan beberapa jurnalis lainnya. Dalam insiden ini, dua jurnalis lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Nasser untuk mendapatkan perawatan. Cuplikan video yang beredar di media sosial memperlihatkan detik-detik serangan tersebut, di mana sebuah kendaraan lapis baja Israel terlihat bergerak menuju kawasan yang dikuasai Hamas, diiringi suara tembakan. Dalam video tersebut, seorang pria yang mengenakan jaket bertuliskan "Press" tampak berusaha melarikan diri sebelum terdengar suara yang mengkhawatirkan, "Ibrahim terluka, di mana dia?" Puluhan orang berkumpul di Rumah Sakit Nasser pada Senin untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Muharab. Jasadnya dibaringkan di lantai dengan ditutupi plastik putih, sementara jaket anti peluru bertuliskan "Press" diletakkan di atasnya sebagai tanda penghormatan. Pihak militer Israel, ketika dimintai keterangan oleh AFP, menolak memberikan komentar spesifik mengenai kasus ini tanpa informasi lebih lanjut mengenai lokasi dan identifikasi resmi dari Muharab. Seorang juru bicara militer Israel menyatakan, "Tentara Israel tidak pernah, dan tidak akan pernah, secara sengaja menargetkan jurnalis." Namun, Sindikat Jurnalis Palestina mengecam insiden ini sebagai "pembunuhan" dan menuduh militer Israel melakukan "kampanye terorganisir untuk membunuh jurnalis" di Gaza. Jurnalis Gaza lainnya, Ibrahim Qanan, menuduh Israel berusaha membungkam kebenaran dengan menghalangi penyebaran informasi kepada dunia luar mengenai situasi di Jalur Gaza. Sejak konflik pecah pada 7 Oktober lalu, beberapa jurnalis telah menjadi korban serangan militer Israel, dengan tuduhan bahwa mereka terlibat dengan cabang-cabang bersenjata Hamas atau Jihad Islam. Menurut laporan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada Senin, setidaknya 113 jurnalis dan pekerja media telah tewas sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai, menjadikan periode ini sebagai yang paling mematikan bagi jurnalis sejak CPJ mulai mencatat data pada tahun 1992.
Palestina
| Rabu, 21 Agustus 2024
Internasional

Update Cacar Monyet Dunia: Lebih dari 39 Ribu Kasus dan Sebabkan 12 Kematian
Berita Internasional, PIFA - Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox di dunia terus mengalami peningkatan. Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hingga saat ini sudah lebih dari 39.000 kasus yang terkonfirmasi positif di seluruh dunia. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Rabu (17/8), tercatat ada 7.500 kasus baru kasus cacar monyet di dunia. Kasus ini melonjak 20 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut hampir semua kasus yang dilaporkan berasal dari hubungan seks pria dengan pria. Hingga saat ini sudah ada 12 kematian dari virus yang telah menyebar ke 92 negara itu. Melansir laman Kemenkes (21/8), sejauh ini tercatat 39,718 kasus konfirmasi cacar monyet di seluruh dunia. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan bahwa transmisi monkeypox tak semudah COVID-19 yang melalui droplet di udara. ''Penularan monkeypox melalui kontak erat,'' kata dr Syahril. Cacar Monyet dan Penularannya Sebagai informasi, seperti dilaporkan WHO dalam situs resminya, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat dan kadang-kadang “diekspor” ke daerah lain. Menurut WHO cacar monyet biasanya muncul secara klinis dengan demam, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis. Cacar monyet biasanya sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. Namun kasus yang parah bisa saja terjadi, hingga menyebakan kematian. Rasio kasus kematiannya sekitar 3-6 persen. WHO menjelaskan, Monkeypox tertular ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus. Cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur. Kasus Pertama di Indonesia Pada Sabtu (20/8), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan satu warga negara Indonesia yang terkonfirmasi positif cacar monyet. Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Perancis sebelum tertular. “Saat ini pasien dalam keadaan baik, tidak sakit berat, dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, dan kaki. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, tapi cukup isolasi mandiri,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, dalam keterangan pers secara daring, Sabtu (20/8/2022). Berdasarkan hasil penelusuran Kemenkes, pasien tersebut berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Kemudian pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus 2022. Setelah berkonsultasi ke beberapa fasilitas kesehatan, pasien kemudian masuk ke salah satu rumah sakit milik Kemenkes pada tanggal 18 Agustus dan hasil tes PCR pasien terkonfirmasi positif pada malam hari tanggal 19 Agustus. Kepada masyarakat di Tanah Air, Syahril pun mengimbau agar tak panik karena daya tular dan fatalitas cacar monyet sangat rendah dibandingkan dengan COVID-19. Dokter Syahril mengatakan konfirmasi kasus monkeypox pertama ini telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes untuk melakukan surveilans kepada masyarakat atau kontak erat dari pasien. (yd)
Dunia
| Minggu, 21 Agustus 2022
Internasional

Pemimpin Arab-Muslim Siap Dukung Qatar Tanggapi Serangan Israel di Doha
PIFA, Internasional – Para pemimpin negara-negara Arab dan Muslim yang akan berkumpul dalam pertemuan puncak di Doha pada Senin (15/9) dijadwalkan menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah Qatar dalam menanggapi serangan Israel terhadap delegasi Hamas di ibu kota negara tersebut.Dukungan itu tertuang dalam draf deklarasi hasil pertemuan persiapan yang diperoleh RIA Novosti pada Minggu (14/9). Dokumen tersebut akan disahkan dalam forum puncak hari ini.“Kami mendukung semua langkah dan tindakan yang akan diambil Qatar dalam menanggapi agresi Israel,” demikian bunyi deklarasi itu.Dokumen itu menegaskan bahwa serangan terhadap Doha serta tindakan agresif terhadap negara-negara kawasan berpotensi mengancam proses normalisasi hubungan dengan Israel.“Agresi semacam itu terhadap tempat netral untuk mediasi tidak hanya merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar, tetapi juga merusak proses mediasi dan pemeliharaan perdamaian internasional,” lanjut isi deklarasi.Komunitas internasional, menurut dokumen tersebut, diminta segera menghentikan serangan Israel di kawasan. “Perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah tidak akan tercapai dengan mengabaikan isu Palestina dan hak-hak rakyat Palestina, atau melalui kekerasan dan serangan terhadap mediator,” tulisnya.Sebaliknya, perdamaian disebut hanya bisa diraih melalui kepatuhan pada Inisiatif Perdamaian Arab dan resolusi internasional yang relevan.Sebelumnya, pada Selasa (9/9), Israel melancarkan serangan terhadap para negosiator senior Hamas di Doha. Media Israel Hayom melaporkan bahwa Tel Aviv diduga telah memberi tahu otoritas Amerika Serikat dan Qatar sebelum melancarkan serangan terhadap kantor Hamas di Doha.Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa keputusan serangan merupakan langkah independen yang diambil oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia juga meyakinkan Qatar bahwa serangan semacam itu tidak akan terulang.







