Lokal
Bupati Kapuas Hulu Tinjau Progres Pembangunan Gedung Satu Atap
PIFA, Lokal - Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan meninjau progres fisik pembangunan gedung kantor satu atap yang berlokasi di jalan Antasari Putussibau, Ppada Jumat (24/02/2023) sore. Sebelum melakukan Monitoring pembangunan Gedung SATAP, Bupati Kapuas Hulu Meninjau pembangunan Tebing sungai uluk yang menggunakan dana APBN dilanjutkan meninjau pembangunan jembatan Liuk di Desa Bika dengan Anggaran APBD dan Fly Over jalan Putussibau menuju Kalis. Pada kesempatan tersebut Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan menyampaikan kegiatan peninjauan dan monitoring ini dilaksanakan guna memastikan dan melihat secara langsung pembangunan gedung Satu Atap dan beberapa kegiatan yang dekat kota Putussibau. “Tentunya kita mau lihat progres dari pembangunan ini,” kata Bupati. Setelah melihat secara langsung proses pembangunan tidak ditemukan kendala berarti dan pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai rencana. “Pihak kontraktor optimis penyelesaian pembangunan sesuai dengan waktu yang telah disepakati di dalam kontrak kerja,” pungkasnya.
Kapuas Hulu
| Kamis, 3 Agustus 2023

Trending
Baru Belajar Masak, Ini 4 Cara Menyelamatkan Masakan yang Keasinan
Indonesia
| Selasa, 7 Januari 2025

Heri Ajak Seluruh Elemen Bersinergi Bangun Kalbar
Kalbar
| Senin, 23 Januari 2023

Wabup Kapuas Hulu Buka Tournamen Voli Ball Desa Benua Martinus Kecamatan Embaloh Hulu
Kapuas Hulu
| Rabu, 2 Agustus 2023

Satgas Bencana Banjir Lantamal XII Berikan Bantuan Logistik Kepada Korban Banjir Disintang
Sintang
| Jumat, 12 November 2021

Midji-Didi, Lanjot Agik! Demokrat Kalbar Matangkan Strategi Pemenangan
Kalbar
| Sabtu, 16 November 2024

BPS Kalbar: Bencana Banjir Sebabkan Kabupaten Sintang Tempati Urutan Pertama Inflasi Tertinggi Skala Nasional
Kalbar
| Rabu, 1 Desember 2021

Pria di Kubu Raya Ditemukan Tewas Tergantung di Depan Kamar Rumahnya
Kubu Raya
| Senin, 6 Januari 2025

BIN Kalbar Gelar Vaksinasi Massal di Pondok Pesantren Walisongo Kota Pontianak
Kalbar
| Kamis, 25 November 2021

Bupati Muda: Profesi Bidan Paling Disayang di Kampung
Kubu Raya
| Senin, 5 September 2022

Pemkab Kapuas Hulu Alokasikan Dana Alokasi Khusus Rp89,4 Miliar untuk Penanganan Lima Ruas Jalan
Kapuas Hulu
| Minggu, 28 Januari 2024

Berita Terbaru
Lokal

Cegah Perdagangan Orang, Pemprov Kalbar Bentuk Gugus Tugas PP TPPO
PIFA, Pontianak - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi, membentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PP TPPO).Pembentukan tersebut berlangsung dalam Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanganan TPPO yang digelar di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (26/11/2025), sekaligus disertai pembacaan Deklarasi dan Komitmen Bersama Penanganan TPPO Tahun 2025.Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan diwakili oleh Staf Bidang Ahli dan Politik Pemprov Kalbar, Natalia Karyawati, menegaskan pemerintah berkomitmen untuk memberantas TPPO. “Komitmen itu telah tertuang dalam misi ke-8 Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, yakni menghadirkan kepastian hukum, penegakan hukum, serta keadilan dan kesetaraan gender,” ungkapnya.Natalia menjelaskan Kalimantan Barat merupakan daerah sumber dan transit dari perdagangan orang yang tujuannya bekerja ke berbagai negara, seperti Tiongkok, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Arab Saudi, Kamboja, dan Myanmar. “Tapi ancaman ini tidak hanya terjadi pada warga yang bekerja di luar negeri, melainkan juga di dalam negeri, antar kabupaten maupun antar provinsi,” ujar Natalia.Ia menjelaskan sejumlah faktor yang mendorong masyarakat bekerja ke luar negeri tanpa prosedur, mulai dari tekanan ekonomi, rendahnya pendidikan dan keterampilan, terbatasnya peluang kerja, hingga keterlibatan jaringan sindikat. Karena itu, penanganan TPPO harus dilakukan menyeluruh, dari hulu ke hilir.“TPPO adalah kejahatan kemanusiaan yang sangat kompleks. Modusnya terus berkembang mulai dari kawin kontrak, pengantin pesanan, magang kerja, hingga eksploitasi pekerja rumah tangga, penjaga toko, tenaga IT, dan yang terbaru, perekrutan sebagai penerjemah bahasa Mandarin,” ungkapnya.Natalia memaparkan delapan langkah strategis yang kini sedang dan akan dijalankan Pemprov Kalbar terkait memberantas perdgangan orang. Di antaranya: 1. Membentuk Gugus Tugas PP TPPO, sesuai Surat Keputusan Kapolri Selaku Ketua Harian No. 1 Tahun 2025.2. Melakukan sosialisasi masif dan edukasi pencegahan TPPO ke seluruh kabupaten/kota serta sekolah-sekolah.3. Mendorong pembentukan Gugus Tugas PP TPPO di tingkat kabupaten/kota.4. Memantau korban TPPO, baik yang berasal dari Myanmar, Tiongkok, Taiwan, Malaysia, maupun korban TPPO domestik.5. Menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) PP TPPO 2025–2029, sebagai pedoman jangka panjang penanganan.6. Memberikan pelatihan, keterampilan, dan pemberdayaan bagi korban TPPO agar tidak kembali bekerja ke luar negeri tanpa prosedur.7. Merancang pembangunan Rumah Perlindungan Terpadu melalui Dinas Sosial.8. Membentuk Layanan Terpadu Satu Atap untuk pelatihan dan penyaluran pekerja migran Indonesia secara legal dan aman.“Penguatan koordinasi, kerjasama, dan kolaborasi adalah kunci. Kita perlu membangun jejaring antarpemangku kepentingan untuk memastikan pencegahan dan penanganan TPPO berjalan efektif,” tutupnya.
Pontianak
| Kamis, 27 November 2025
Lokal

Bertepatan Bulan Ramadan, Ketum MABT Indonesia Pastikan Cap Go Meh 2026 di Kalbar Tetap Meriah
PIFA, Lokal - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MABT Indonesia terpilih periode 2025–2030, Suyanto Tanjung, menegaskan Perayaan Cap Go Meh tahun 2026 di Kalimantan Barat khususnya di Pontianak dan Singkawang dipastikan tetap berlangsung meriah meski jatuh bertepatan dengan Bulan Ramadan.Tanjung mengatakan, Cap Go Meh merupakan bagian penting dari warisan budaya Tionghoa yang harus dijaga dan dirawat. “Dalam waktu dekat ini ada Imlek kemudian Cap Go Meh. Itu budaya kita yang wajib kita pelihara. Kita berharap tahun 2026 bisa lebih meriah dibanding sebelumnya,” ujar Tanjung saat ditemui, Rabu (26/11/25).Ia menegaskan kemeriahan Cap Go Meh tidak hanya bertujuan menghidupkan tradisi, tetapi juga mendorong sektor pariwisata Kalbar, untuk dapat menarik wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara. “Kita ingin membuat Cap Go Meh dinikmati oleh semuanya, tidak hanya etnis Tionghoa, tapi membawa manfaat untuk Pontianak, Singkawang, dan sekitarnya,” katanya.Bertepatan pada bulan Suci Ramadan, Tanjung menyebut pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah agar kegiatan budaya itu dapat berjalan harmonis dan saling menghormati. Salah satunya pengaturan waktu dan pelaksanaan kegiatan agar tidak mengganggu umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa.“Walaupun kita ingin meriah, kita tidak boleh melupakan teman-teman Muslim. Ini harus kita atur sedemikian rupa agar semua merasa nyaman. Kita cari waktu yang pas untuk pawai Naga dan Barongsai agar tidak ada yang dirugikan,” katanya.Dalam kesempatan itu, Tanjung juga menegaskan komitmennya untuk memperbaiki tata kelola pelaksanaan Cap Go Meh. Salah satunya, pendaftaran kelompok Naga dan Barongsai pada tahun 2026 wajib gratis.“Selama ini yang memeriahkan Cap Go Meh adalah pawai Naga dan Barongsai. Mereka sudah bekerja keras, tapi masih dimintai biaya. Kasihan. Jadi ke depan wajib gratis, tidak boleh ada pungutan apa pun,” tegasnya.Ia menambahkan bahwa peserta yang ikut memeriahkan kegiatan juga harus mendapatkan apresiasi dari panitia. “Tanpa mereka, acara ini tidak akan meriah. Jadi pengelolaan harus lebih baik, dan mereka pun harus mendapat sesuatu dari jerih payahnya,” ujarnya.Tanjung menegaskan MABT Indonesia sebagai organisasi berbadan hukum memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan, termasuk menjaga harmoni sosial serta memperkuat hubungan antaretnis di Kalimantan Barat.
Pontianak
| Rabu, 26 November 2025
Lokal

Bayi Orangutan Diselamatkan dari Kawasan PETI di Ketapang, Induk Diduga Telah Dibunuh
PIFA, Lokal - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menyelamatkan seekor bayi orangutan jantan yang dipelihara secara ilegal di kawasan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Sayan, Kabupaten Ketapang. Bayi orangutan tersebut, yang diberi nama Randy, diperkirakan berusia sekitar dua tahun dan ditemukan dipelihara dalam kandang kecil berukuran 120 x 50 x 50 sentimeter oleh seorang penambang bernama Hendro. Menurut dokter hewan YIARI, drh. Ishma, Randy dipelihara selama hampir satu bulan dan hanya diberi pakan pisang, umbut, roti, serta air putih. Hendro mengaku menemukan bayi orangutan itu sendirian di hutan sekitar lokasi tambang dan sempat berniat menjualnya sebelum akhirnya menyerahkan satwa dilindungi tersebut ke BKSDA setelah mendapat informasi soal ancaman hukuman. Karena lokasi penemuan berada di area PETI yang rawan konflik satwa akibat kerusakan habitat, BKSDA Kalbar dan YIARI langsung melakukan evakuasi cepat. Bayi orangutan sangat rentan mengalami stres, malnutrisi, serta paparan penyakit sehingga tindakan penyelamatan segera sangat penting. Dari pemeriksaan awal, Randy berada dalam kondisi umum stabil, namun ditemukan bekas patah tulang pada paha kiri yang telah mulai menyatu dan diperkirakan terjadi lebih dari empat minggu lalu. Randy kini dibawa ke Pusat Rehabilitasi YIARI di Desa Sungai Awan Kiri untuk menjalani masa karantina selama delapan minggu. Di sana, ia akan menjalani pemeriksaan lengkap guna memastikan tidak membawa penyakit menular sebelum nantinya mengikuti proses rehabilitasi lanjutan. Kasus pemeliharaan ilegal satwa dilindungi masih marak terjadi di pedalaman Ketapang. Para ahli memastikan bahwa dalam kasus bayi orangutan, keberadaannya tanpa induk hampir selalu menandakan induk telah dibunuh. Bayi orangutan di alam liar akan hidup bersama induknya hingga usia 6–8 tahun. Ketua Umum YIARI, Silverius Oscar Unggul, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menegaskan bahwa setiap kasus seperti ini membuat populasi orangutan kehilangan dua individu sekaligus. Meski demikian, ia mengapresiasi warga yang bersedia menyerahkan Randy. Kepala BKSDA Kalbar, Murlan Dameria Pane, turut menyampaikan apresiasi dan menyerukan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menjaga kelestarian orangutan di tengah tekanan aktivitas manusia terhadap habitatnya.
Ketapang
| Selasa, 25 November 2025
Berita Populer
Lokal

Bupati Kapuas Hulu Tinjau Progres Pembangunan Gedung Satu Atap
PIFA, Lokal - Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan meninjau progres fisik pembangunan gedung kantor satu atap yang berlokasi di jalan Antasari Putussibau, Ppada Jumat (24/02/2023) sore. Sebelum melakukan Monitoring pembangunan Gedung SATAP, Bupati Kapuas Hulu Meninjau pembangunan Tebing sungai uluk yang menggunakan dana APBN dilanjutkan meninjau pembangunan jembatan Liuk di Desa Bika dengan Anggaran APBD dan Fly Over jalan Putussibau menuju Kalis. Pada kesempatan tersebut Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan menyampaikan kegiatan peninjauan dan monitoring ini dilaksanakan guna memastikan dan melihat secara langsung pembangunan gedung Satu Atap dan beberapa kegiatan yang dekat kota Putussibau. “Tentunya kita mau lihat progres dari pembangunan ini,” kata Bupati. Setelah melihat secara langsung proses pembangunan tidak ditemukan kendala berarti dan pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai rencana. “Pihak kontraktor optimis penyelesaian pembangunan sesuai dengan waktu yang telah disepakati di dalam kontrak kerja,” pungkasnya.
Kapuas Hulu
| Kamis, 3 Agustus 2023
Lokal

Baru Belajar Masak, Ini 4 Cara Menyelamatkan Masakan yang Keasinan
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Seseorang yang baru belajar memasak biasanya akan menghadapi berbagai kesalahan. Satu di antaranya adalah masakan terasa terlalu asin.Biasanya, ketika masakan terasa terlalu asin, langkah pertama yang terpikirkan adalah menambahkan air. Padahal, tidak semua hidangan bisa diperbaiki dengan cara ini.Tapi jangan khawatir, ada beberapa cara praktis yang bisa kamu coba untuk mengurangi rasa asin dalam masakan seperti dikutip dari Masterclass. Berikut di antaranya:1. Tambahkan Bumbu TambahanPertama untuk menyelamatkan masakan yang keasinan adalah dengan menambahkan bumbu tambahan. Untuk hidangan seperti semur, atau pedas, kamu bisa memanfaatkan bahan-bahan seperti alpukat, keju atau bahan serupa lainnya. Tekstur krim dari bahan-bahan ini membantu mengurangi rasa asin dan menyebarkan garam secara lebih merata di lidah.2. Tambahkan AsamKedua, kamu bisa menambahkan air perasan lemon, air perasan jeruk nipis, atau cuka sari apel untuk membantu menetralkan rasa asin. Produk berbahan dasar tomat, seperti saus tomat atau pasta tomat, juga bisa digunakan karena tomat bersifat asam.3. Tambahkan Produk SusuCara lainnya untuk mengatasi masakanmu yang keasinan adalah dengan menambahkan produk susu. Produk susu mengandung gula alami yang dapat membantu mengurangi rasa asin.4. Tambahkan GulaCoba tambahkan sedikit gula, bisa gula putih atau gula merah untuk menetralkan rasa asin dalam makanan. Dengan menambahkan sedikit gula, hidangan yang awalnya terasa terlalu asin bisa kembali lezat dan seimbang. Jadi, jangan panik saat menghadapi masakan keasinan ya, cukup tambahkan bahan-bahan berikut ini untuk menyelamatkan cita rasa masakanmu.
Indonesia
| Selasa, 7 Januari 2025
Lokal

Heri Ajak Seluruh Elemen Bersinergi Bangun Kalbar
PIFA, Lokal - Ketua Komisi V DPRD Kalbar, Heri Mustamin menyebutkan komunikasi antar lembaga eksekutif dalam hal ini gubernur dan wakil gubernur dengan legislatif, setahun belakangan terkesan kurang sinergis. Maka itu dia mengajak di tahun 2023 ini, seluruh elemen yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif untuk membangun sinergitas bersama. Ini diperlukan untuk melanjutkan agenda pembangunan daerah. Hal tersebut kata Heri, sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, bahwa kemitraan pemerintah daerah terdiri dari eksekutif, legislatif, dan yudikatif. "Ini harus terus bersinergi. Kemarin mungkin kurang komunikasi. Ini juga dipahami oleh kita semua,” katanya, belum lama ini. Heri menilai, komunikasi antara lembaga eksekutif dan legislatif kurang berjalan dengan baik dalam konteks pemerintahan secara umum. Padahal sinergitas baru bisa terjadi bila komunikasi berjalan dengan baik. "Komunikasi ini yang perlu ditingkatkan ke depan,” ujarnya. Di sisi lain terkait yudikatif sebagai penegak hukum, peranan lembaga ini dinilai sangat besar dalam membangun kesadaran hukum untuk masyarakat. "Tak cuma penindakan, tapi terpenting upaya preventif," katanya. Dia meminta tindakan-tindakan melawan hukum misalnya penyalahgunaan kewenangan, jabatan atau menyalahgunakan keuangan daerah, korupsi bisa diselesaikan dengan terukur. "Kita berharap komunikasi lebih optimal. Bersinergi bangun Kalbar. Jika kompak akan lebih baik dan maju,” tandasnya. (ap)
Kalbar
| Senin, 23 Januari 2023
Feeds
Cegah Perdagangan Orang, Pemprov Kalbar Bentuk Gugus Tugas PP TPPO
PIFA, Pontianak - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi, membentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PP TPPO).Pembentukan tersebut berlangsung dalam Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanganan TPPO yang digelar di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (26/11/2025), sekaligus disertai pembacaan Deklarasi dan Komitmen Bersama Penanganan TPPO Tahun 2025.Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan diwakili oleh Staf Bidang Ahli dan Politik Pemprov Kalbar, Natalia Karyawati, menegaskan pemerintah berkomitmen untuk memberantas TPPO. “Komitmen itu telah tertuang dalam misi ke-8 Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, yakni menghadirkan kepastian hukum, penegakan hukum, serta keadilan dan kesetaraan gender,” ungkapnya.Natalia menjelaskan Kalimantan Barat merupakan daerah sumber dan transit dari perdagangan orang yang tujuannya bekerja ke berbagai negara, seperti Tiongkok, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Arab Saudi, Kamboja, dan Myanmar. “Tapi ancaman ini tidak hanya terjadi pada warga yang bekerja di luar negeri, melainkan juga di dalam negeri, antar kabupaten maupun antar provinsi,” ujar Natalia.Ia menjelaskan sejumlah faktor yang mendorong masyarakat bekerja ke luar negeri tanpa prosedur, mulai dari tekanan ekonomi, rendahnya pendidikan dan keterampilan, terbatasnya peluang kerja, hingga keterlibatan jaringan sindikat. Karena itu, penanganan TPPO harus dilakukan menyeluruh, dari hulu ke hilir.“TPPO adalah kejahatan kemanusiaan yang sangat kompleks. Modusnya terus berkembang mulai dari kawin kontrak, pengantin pesanan, magang kerja, hingga eksploitasi pekerja rumah tangga, penjaga toko, tenaga IT, dan yang terbaru, perekrutan sebagai penerjemah bahasa Mandarin,” ungkapnya.Natalia memaparkan delapan langkah strategis yang kini sedang dan akan dijalankan Pemprov Kalbar terkait memberantas perdgangan orang. Di antaranya: 1. Membentuk Gugus Tugas PP TPPO, sesuai Surat Keputusan Kapolri Selaku Ketua Harian No. 1 Tahun 2025.2. Melakukan sosialisasi masif dan edukasi pencegahan TPPO ke seluruh kabupaten/kota serta sekolah-sekolah.3. Mendorong pembentukan Gugus Tugas PP TPPO di tingkat kabupaten/kota.4. Memantau korban TPPO, baik yang berasal dari Myanmar, Tiongkok, Taiwan, Malaysia, maupun korban TPPO domestik.5. Menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) PP TPPO 2025–2029, sebagai pedoman jangka panjang penanganan.6. Memberikan pelatihan, keterampilan, dan pemberdayaan bagi korban TPPO agar tidak kembali bekerja ke luar negeri tanpa prosedur.7. Merancang pembangunan Rumah Perlindungan Terpadu melalui Dinas Sosial.8. Membentuk Layanan Terpadu Satu Atap untuk pelatihan dan penyaluran pekerja migran Indonesia secara legal dan aman.“Penguatan koordinasi, kerjasama, dan kolaborasi adalah kunci. Kita perlu membangun jejaring antarpemangku kepentingan untuk memastikan pencegahan dan penanganan TPPO berjalan efektif,” tutupnya.
Pontianak
| Kamis, 27 November 2025

Bertepatan Bulan Ramadan, Ketum MABT Indonesia Pastikan Cap Go Meh 2026 di Kalbar Tetap Meriah
PIFA, Lokal - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MABT Indonesia terpilih periode 2025–2030, Suyanto Tanjung, menegaskan Perayaan Cap Go Meh tahun 2026 di Kalimantan Barat khususnya di Pontianak dan Singkawang dipastikan tetap berlangsung meriah meski jatuh bertepatan dengan Bulan Ramadan.Tanjung mengatakan, Cap Go Meh merupakan bagian penting dari warisan budaya Tionghoa yang harus dijaga dan dirawat. “Dalam waktu dekat ini ada Imlek kemudian Cap Go Meh. Itu budaya kita yang wajib kita pelihara. Kita berharap tahun 2026 bisa lebih meriah dibanding sebelumnya,” ujar Tanjung saat ditemui, Rabu (26/11/25).Ia menegaskan kemeriahan Cap Go Meh tidak hanya bertujuan menghidupkan tradisi, tetapi juga mendorong sektor pariwisata Kalbar, untuk dapat menarik wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara. “Kita ingin membuat Cap Go Meh dinikmati oleh semuanya, tidak hanya etnis Tionghoa, tapi membawa manfaat untuk Pontianak, Singkawang, dan sekitarnya,” katanya.Bertepatan pada bulan Suci Ramadan, Tanjung menyebut pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah agar kegiatan budaya itu dapat berjalan harmonis dan saling menghormati. Salah satunya pengaturan waktu dan pelaksanaan kegiatan agar tidak mengganggu umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa.“Walaupun kita ingin meriah, kita tidak boleh melupakan teman-teman Muslim. Ini harus kita atur sedemikian rupa agar semua merasa nyaman. Kita cari waktu yang pas untuk pawai Naga dan Barongsai agar tidak ada yang dirugikan,” katanya.Dalam kesempatan itu, Tanjung juga menegaskan komitmennya untuk memperbaiki tata kelola pelaksanaan Cap Go Meh. Salah satunya, pendaftaran kelompok Naga dan Barongsai pada tahun 2026 wajib gratis.“Selama ini yang memeriahkan Cap Go Meh adalah pawai Naga dan Barongsai. Mereka sudah bekerja keras, tapi masih dimintai biaya. Kasihan. Jadi ke depan wajib gratis, tidak boleh ada pungutan apa pun,” tegasnya.Ia menambahkan bahwa peserta yang ikut memeriahkan kegiatan juga harus mendapatkan apresiasi dari panitia. “Tanpa mereka, acara ini tidak akan meriah. Jadi pengelolaan harus lebih baik, dan mereka pun harus mendapat sesuatu dari jerih payahnya,” ujarnya.Tanjung menegaskan MABT Indonesia sebagai organisasi berbadan hukum memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan, termasuk menjaga harmoni sosial serta memperkuat hubungan antaretnis di Kalimantan Barat.
Pontianak
| Rabu, 26 November 2025

Bayi Orangutan Diselamatkan dari Kawasan PETI di Ketapang, Induk Diduga Telah Dibunuh
PIFA, Lokal - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menyelamatkan seekor bayi orangutan jantan yang dipelihara secara ilegal di kawasan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Sayan, Kabupaten Ketapang. Bayi orangutan tersebut, yang diberi nama Randy, diperkirakan berusia sekitar dua tahun dan ditemukan dipelihara dalam kandang kecil berukuran 120 x 50 x 50 sentimeter oleh seorang penambang bernama Hendro. Menurut dokter hewan YIARI, drh. Ishma, Randy dipelihara selama hampir satu bulan dan hanya diberi pakan pisang, umbut, roti, serta air putih. Hendro mengaku menemukan bayi orangutan itu sendirian di hutan sekitar lokasi tambang dan sempat berniat menjualnya sebelum akhirnya menyerahkan satwa dilindungi tersebut ke BKSDA setelah mendapat informasi soal ancaman hukuman. Karena lokasi penemuan berada di area PETI yang rawan konflik satwa akibat kerusakan habitat, BKSDA Kalbar dan YIARI langsung melakukan evakuasi cepat. Bayi orangutan sangat rentan mengalami stres, malnutrisi, serta paparan penyakit sehingga tindakan penyelamatan segera sangat penting. Dari pemeriksaan awal, Randy berada dalam kondisi umum stabil, namun ditemukan bekas patah tulang pada paha kiri yang telah mulai menyatu dan diperkirakan terjadi lebih dari empat minggu lalu. Randy kini dibawa ke Pusat Rehabilitasi YIARI di Desa Sungai Awan Kiri untuk menjalani masa karantina selama delapan minggu. Di sana, ia akan menjalani pemeriksaan lengkap guna memastikan tidak membawa penyakit menular sebelum nantinya mengikuti proses rehabilitasi lanjutan. Kasus pemeliharaan ilegal satwa dilindungi masih marak terjadi di pedalaman Ketapang. Para ahli memastikan bahwa dalam kasus bayi orangutan, keberadaannya tanpa induk hampir selalu menandakan induk telah dibunuh. Bayi orangutan di alam liar akan hidup bersama induknya hingga usia 6–8 tahun. Ketua Umum YIARI, Silverius Oscar Unggul, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menegaskan bahwa setiap kasus seperti ini membuat populasi orangutan kehilangan dua individu sekaligus. Meski demikian, ia mengapresiasi warga yang bersedia menyerahkan Randy. Kepala BKSDA Kalbar, Murlan Dameria Pane, turut menyampaikan apresiasi dan menyerukan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menjaga kelestarian orangutan di tengah tekanan aktivitas manusia terhadap habitatnya.
Ketapang
| Selasa, 25 November 2025

Lestarikan Motif Melayu-Dayak, Seniman Kalbar Gelar Pameran Swarupa di Museum
PIFA, Lokal - Berawal dari munculnya kekhawatiran akan pudarnya minat generasi muda terhadap motif dan tradisi khas Kalimantan Barat mendorong sekelompok seniman Pontianak menggelar Pameran Swararupa bertajuk “Dekolonisasi Estetika Pesisir dan Rimba Kalbar”. Pameran ini berlangsung pada 20–24 November 2025 di Museum Kalimantan Barat.Sebanyak 21 karya dipamerkan yang diciptakan oleh 12 seniman lokal Pontianak. Mulai dari lukisan, kain batik, hingga seni rupa tiga dimensi dengan berbagai teknik seperti multimedia, barang bekas, printing, media tikar, dan kanvas.Ketua Pelaksana, Deny Farid Yusman, menjelaskan bahwa tema dekolonisasi dipilih sebagai ajakan untuk masyarakat kembali mengenali akar budaya Kalbar.“Banyak budaya kita sudah ditinggalkan anak-anak, kenapa dekolonisasi kita ingin mengajak untuk kembali lagi kepada aslinya kita, tujuannya mengangkat dan mengedukasi lagi bahwa kita mempunyai banyak budaya dan tradisi,” ungkapnya.Selain menampilkan seni rupa, Deny mengatakan dalam pameran ini juga menghadirkan tradisi musik.“Kita juga berkolaborasi dengan musik tradisi. Semoga kegiatan ini menjadi potensi kawan-kawan bahwa kita mempunyai adat , tradisi kita. jangan ditinggalkan adat dan tradisi kita, karena itu lah jati diri kita,” ujarnya.Kegiatan ini turut diapresiasi oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 12 Kalimantan Barat, Juliadi. Ia menyebut pameran tersebut mampu menghadirkan perspektif berbeda dalam penguatan budaya lokal.“Kami mengapresiasi kegiatan ini. Pengusul, saudara Deny, kami fasilitasi melalui program fasilitasi kemajuan kebudayaan. Pameran ini menarik karena memadukan suara dan karya rupa yang mengangkat budaya pesisir khususnya Sambas, serta budaya Melayu dan Dayak yang terlihat dari motif-motifnya,” kata Juliadi.Ia juga mengakui kondisi seniman di Kalbar yang tetap produktif meski menghadapi keterbatasan ruang dan anggaran.“Saya kira seniman Kalbar cukup kreatif untuk tetap berkarya dalam kondisi apa pun. Ini patut diapresiasi,” ujarnya.Pameran Swararupa diharapkan dapat menjadi ruang edukasi sekaligus pengingat bahwa tradisi dan estetika lokal adalah identitas yang mesti dirawat lintas generasi. (Lid)
Lokal
| Jumat, 21 November 2025

Pawai Cap Go Meh 2026 di Pontianak Akan Digelar Setelah Salat Tarawih
PIFA, Lokal – Perayaan Cap Go Meh tahun 2026 dipastikan akan berlangsung dengan nuansa berbeda. Agenda budaya tahunan Kota Pontianak itu dijadwalkan digelar pada 3 Maret 2026, yang bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Adapun Ramadan diperkirakan dimulai pada 18 Februari 2026. Ketua Panitia, Hendry Pangestu Lim, menegaskan bahwa meskipun bertepatan dengan bulan puasa, pawai Cap Go Meh tetap akan diselenggarakan dan dilaksanakan usai salat tarawih. Atraksi naga dan barongsai yang menjadi ikon perayaan tetap tampil seperti biasa. Hendry menyampaikan bahwa panitia mulai melakukan berbagai penyesuaian teknis agar penyelenggaraan karnaval naga bersinar tidak mengganggu pelaksanaan ibadah masyarakat. "Aturan khusus diterapkan untuk pemain naga, termasuk kewajiban menghentikan sementara atraksi setengah jam sebelum azan dan melanjutkannya kembali setengah jam setelahnya," kata Hendry, Senin (17/11/25). Ia menegaskan bahwa Cap Go Meh merupakan tradisi budaya yang rutin digelar dan melibatkan berbagai etnis. Selain menjadi ruang interaksi masyarakat, perayaan ini juga berdampak positif terhadap UMKM, kuliner, serta tingkat hunian hotel di Pontianak. Menurut Hendry, Cap Go Meh selalu menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Kehadirannya turut berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak. Panitia mulai membuka pendaftaran kelompok naga pada 17–24 November. Setelah masa pendaftaran berakhir, panitia bersama kepolisian akan menyusun skema rekayasa lalu lintas, termasuk menentukan titik penutupan jalan selama acara berlangsung. Hendry menambahkan bahwa panggung utama tahun ini akan diberi barikade sebagai batas agar tidak digunakan sebagai lokasi atraksi. Kebijakan itu diterapkan mengingat jumlah naga yang diperkirakan mencapai 60 kelompok, sehingga tanpa pembatasan acara berpotensi berlangsung hingga dini hari. "Dari 46 kelompok naga yang sebelumnya hadir dalam undangan panitia, beberapa belum memberikan konfirmasi. Namun Hendry memprediksi jumlah peserta akan meningkat hingga mencapai 60 kelompok," ujarnya. Ia juga memperkirakan jumlah penonton akan lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya, mengingat pelaksanaan acara berlangsung pada malam hari di bulan Ramadan.
Pontianak
| Kamis, 20 November 2025

Petugas Lapas Sintang Gagalkan Penyelundupan Sabu dalam Sambal Tahu, Tiga Paket Diamankan
PIFA, Lokal - Petugas Lapas Kelas IIB Sintang berhasil menggagalkan upaya penyelundupan sabu yang disembunyikan di dalam sambal tahu yang dibawa dua pengunjung untuk dititipkan kepada seorang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Senin (17/11). Kecurigaan muncul setelah petugas menemukan kemasan sambal yang tampak tidak lazim, dan pemeriksaan lebih lanjut mengungkap tiga paket sabu yang diselipkan rapi di dalam bungkusan makanan tersebut. Kepala Lapas Sintang, Mohamad Rizal Fuadi, menyatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polres Sintang untuk penyelidikan lebih lanjut. Kepala Kanwil Kemenkumham Kalbar, Jayanta, mengapresiasi keberhasilan petugas yang dinilai menunjukkan peningkatan profesionalitas dalam mencegah peredaran narkoba di dalam lapas. Ia menegaskan pengawasan akan terus diperketat sesuai instruksi pusat agar lapas dan rutan tetap menjadi zona steril dari narkoba.
Lokal
| Rabu, 19 November 2025

Geger! Orangutan Masuk Kebun Durian Warga di Sukadana, Polisi dan BKSDA Turun Tangan
PIFA, Lokal – Warga Desa Benawai Agung, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, dibuat heboh setelah seekor orangutan masuk ke kebun durian milik warga pada Senin (17/11/25). Dalam rekaman video yang beredar, orangutan berukuran besar itu tampak santai bergelantungan di pohon durian milik seorang warga. Kehadiran satwa liar yang dilindungi tersebut membuat warga waswas, terutama karena lokasinya berada dekat dengan rumah warga bernama Suwikan alias Wik. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, warga segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Sukadana. Mendapat laporan, petugas langsung menuju lokasi di RT 01 Dusun Munting untuk melakukan pengamanan awal. Kapolsek Sukadana, IPDA Muhammad Iqbal, membenarkan laporan tersebut dan memastikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). “Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan berlebihan atau perburuan terhadap satwa yang dilindungi. Jika menemukan kejadian serupa, segera laporkan kepada kepolisian atau BKSDA agar bisa dilakukan pengamanan awal sampai ada tindakan lanjutan dari pihak berwenang,” ujar IPDA Muhammad. Hingga kini, orangutan tersebut masih dalam pemantauan aparat kepolisian bersama warga setempat sambil menunggu kedatangan tim BKSDA. Pengawasan dilakukan untuk memastikan keselamatan warga sekaligus menjaga satwa tersebut dari potensi gangguan. “Laporan dari warga sangat kami apresiasi karena ini penting demi kelestarian lingkungan ke depannya,” tambahnya. Di lokasi yang sama, Bhabinkamtibmas Bripka Arwantus Ricky menyampaikan bahwa ia dan warga terus bersiaga mengawasi pergerakan orangutan yang berada tidak jauh dari permukiman itu. “Orangutan itu berada di kebun milik warga, tidak jauh dari permukiman. Saat ini masih bergantung di pohon durian. Kami sudah menghubungi pihak BKSDA dan menunggu mereka tiba di lokasi,” jelasnya. Pemantauan terus dilakukan hingga tim BKSDA datang untuk mengambil langkah penanganan selanjutnya terhadap satwa dilindungi tersebut.
Lokal
| Sabtu, 22 November 2025

50 Hari Menghilang, Lie Bun Kong Ditemukan Tak Bernyawa di Hutan Belakang Rumah
PIFA, Lokal - Di pagi yang cerah di Sungai Pinyuh, Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 07.00 WIB, Ciu Fa nenek berusia 67 tahun berangkat ke hutan kecil di belakang rumahnya. Ia hanya ingin memetik beberapa belimbing wuluh untuk bumbu masakan. Namun langkahnya terhenti ketika hidungnya menangkap bau menyengat yang tak biasa. Ia ragu sejenak, sebelum akhirnya memberanikan diri mengikuti sumber aroma tersebut.Samar-samar terlihat sesuatu di dekat gorong-gorong, sebagian tertutup kubangan lumpur. Tulang-tulang yang mulai mengering. Tubuh seseorang yang kini tinggal kerangka. Seketika tubuh Ciu Fa lemas. Ia mengenali tempat itu. Dan perlahan hatinya mulai diliputi firasat yang selama ini ia takutkan.Dengan suara gemetar, Ciu Fa berlari meminta pertolongan tetangga. Ketua RT dan pihak kepolisian segera datang. Kapolsek Sungai Pinyuh AKP Setyadi bersama anggota, didukung Pamapta II Polres Mempawah dan Tim Inafis, melakukan olah TKP.Beberapa saat kemudian, kebenaran itu terkuak. Kerangka tersebut adalah Lie Bun Kong, laki-laki 55 tahun adik kandung Ciu Fa. Ia dilaporkan hilang sejak 50 hari sebelumnya, pada September 2025. Bahkan, poster orang hilang dirinya sempat beredar di media sosial, berharap ada kabar tentangnya.Lie Bun Kong selama hidupnya dikenal sebagai “bujang tua”. Ia tinggal sendirian di rumah peninggalan orang tua mereka. Ada satu hal yang selalu membuat keluarga khawatir: ia mengidap epilepsi sejak lama. Penyakit yang bisa menyerang tiba-tiba, kapan saja, tanpa peringatan.Kapolres Mempawah AKBP Jonathan David Harianthono melalui Kapolsek Sungai Pinyuh AKP Setyadi menjelaskan, pihak keluarga meyakini Lie Bun Kong meninggal karena penyakit yang dideritanya. Karena keyakinan itu pula, keluarga menolak tindakan otopsi.Di depan rumah tua itu, Ciu Fa berdiri lama. Bukan hanya kehilangan seorang adik, tapi kehilangan bagian dari dirinya sendiri bagian dari kisah masa kecil, tawa, pertengkaran, dan kenangan sederhana yang kini tinggal diam bersama tanah dan waktu.
Mempawah
| Jumat, 7 November 2025

Speedboat Penyeberangan Tenggelam di Sungai Kapuas, Seluruh Penumpang Selamat
PIFA, Lokal — Sebuah speedboat penyeberangan yang mengangkut penumpang dan kendaraan roda dua dilaporkan tenggelam di Sungai Kapuas, tepatnya di jalur penyeberangan Gang Usman Arsyad Desa Limbung menuju Gang Mekar Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, pada Minggu (2/11/2025) sekitar pukul 19.30 WIB. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden laka air tersebut. Seluruh penumpang berhasil diselamatkan oleh warga sekitar, meski delapan unit sepeda motor masih dalam pencarian hingga Senin (3/11/2025) pagi. Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, Aiptu Ade, menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan keterangan para saksi di lokasi. Menurutnya, speedboat yang dikemudikan Sutarmidji (23) saat itu membawa sekitar 12 penumpang dan 8 unit sepeda motor dari dermaga Gang Usman Arsyad, Desa Sungai Ambangah, menuju dermaga Gang Mekar, Desa Limbung. “Saat tiba di dermaga tujuan, para penumpang menumpuk di bagian haluan depan untuk bersiap turun. Kondisi itu membuat air masuk ke badan speed tanpa disadari,” ujar Ade, Senin (3/11/2025). Ia melanjutkan, ketika pengemudi menarik gas untuk menurunkan penumpang, haluan depan langsung tenggelam akibat air yang sudah masuk ke dalam bodi speed. Warga sekitar yang melihat kejadian itu segera memberikan pertolongan. Salah satunya Karim (44), warga Dusun Kampung Baru, yang menggunakan speed pribadinya untuk membantu evakuasi. “Begitu melihat speed itu tenggelam, Karim bersama warga langsung turun ke sungai untuk menolong penumpang. Syukurlah semua berhasil diselamatkan,” jelas Ade. Hingga kini, aparat kepolisian bersama pihak pengelola penyeberangan masih melakukan pencarian terhadap delapan unit sepeda motor yang tenggelam bersama speed. Polres Kubu Raya mengimbau seluruh pengelola jasa penyeberangan di wilayah tersebut agar lebih memperhatikan faktor keselamatan, terutama kapasitas muatan dan penggunaan alat keselamatan bagi penumpang. “Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa keselamatan adalah hal utama. Pengelola penyeberangan diimbau tidak melebihi kapasitas muatan dan selalu memastikan kondisi speed dalam keadaan laik berlayar,” tegas Ade. Saat ini, situasi di lokasi kejadian sudah kembali kondusif. Semua penumpang telah kembali ke rumah masing-masing, sementara pencarian kendaraan yang tenggelam masih terus dilanjutkan dengan bantuan warga setempat.
Kubu Raya
| Rabu, 5 November 2025


Berita Rekomendasi
Lokal

Bupati Kapuas Hulu Tinjau Progres Pembangunan Gedung Satu Atap
PIFA, Lokal - Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan meninjau progres fisik pembangunan gedung kantor satu atap yang berlokasi di jalan Antasari Putussibau, Ppada Jumat (24/02/2023) sore. Sebelum melakukan Monitoring pembangunan Gedung SATAP, Bupati Kapuas Hulu Meninjau pembangunan Tebing sungai uluk yang menggunakan dana APBN dilanjutkan meninjau pembangunan jembatan Liuk di Desa Bika dengan Anggaran APBD dan Fly Over jalan Putussibau menuju Kalis. Pada kesempatan tersebut Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan menyampaikan kegiatan peninjauan dan monitoring ini dilaksanakan guna memastikan dan melihat secara langsung pembangunan gedung Satu Atap dan beberapa kegiatan yang dekat kota Putussibau. “Tentunya kita mau lihat progres dari pembangunan ini,” kata Bupati. Setelah melihat secara langsung proses pembangunan tidak ditemukan kendala berarti dan pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai rencana. “Pihak kontraktor optimis penyelesaian pembangunan sesuai dengan waktu yang telah disepakati di dalam kontrak kerja,” pungkasnya.
Kapuas Hulu
| Kamis, 3 Agustus 2023
Lokal

Baru Belajar Masak, Ini 4 Cara Menyelamatkan Masakan yang Keasinan
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Seseorang yang baru belajar memasak biasanya akan menghadapi berbagai kesalahan. Satu di antaranya adalah masakan terasa terlalu asin.Biasanya, ketika masakan terasa terlalu asin, langkah pertama yang terpikirkan adalah menambahkan air. Padahal, tidak semua hidangan bisa diperbaiki dengan cara ini.Tapi jangan khawatir, ada beberapa cara praktis yang bisa kamu coba untuk mengurangi rasa asin dalam masakan seperti dikutip dari Masterclass. Berikut di antaranya:1. Tambahkan Bumbu TambahanPertama untuk menyelamatkan masakan yang keasinan adalah dengan menambahkan bumbu tambahan. Untuk hidangan seperti semur, atau pedas, kamu bisa memanfaatkan bahan-bahan seperti alpukat, keju atau bahan serupa lainnya. Tekstur krim dari bahan-bahan ini membantu mengurangi rasa asin dan menyebarkan garam secara lebih merata di lidah.2. Tambahkan AsamKedua, kamu bisa menambahkan air perasan lemon, air perasan jeruk nipis, atau cuka sari apel untuk membantu menetralkan rasa asin. Produk berbahan dasar tomat, seperti saus tomat atau pasta tomat, juga bisa digunakan karena tomat bersifat asam.3. Tambahkan Produk SusuCara lainnya untuk mengatasi masakanmu yang keasinan adalah dengan menambahkan produk susu. Produk susu mengandung gula alami yang dapat membantu mengurangi rasa asin.4. Tambahkan GulaCoba tambahkan sedikit gula, bisa gula putih atau gula merah untuk menetralkan rasa asin dalam makanan. Dengan menambahkan sedikit gula, hidangan yang awalnya terasa terlalu asin bisa kembali lezat dan seimbang. Jadi, jangan panik saat menghadapi masakan keasinan ya, cukup tambahkan bahan-bahan berikut ini untuk menyelamatkan cita rasa masakanmu.
Indonesia
| Selasa, 7 Januari 2025
Lokal

Heri Ajak Seluruh Elemen Bersinergi Bangun Kalbar
PIFA, Lokal - Ketua Komisi V DPRD Kalbar, Heri Mustamin menyebutkan komunikasi antar lembaga eksekutif dalam hal ini gubernur dan wakil gubernur dengan legislatif, setahun belakangan terkesan kurang sinergis. Maka itu dia mengajak di tahun 2023 ini, seluruh elemen yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif untuk membangun sinergitas bersama. Ini diperlukan untuk melanjutkan agenda pembangunan daerah. Hal tersebut kata Heri, sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, bahwa kemitraan pemerintah daerah terdiri dari eksekutif, legislatif, dan yudikatif. "Ini harus terus bersinergi. Kemarin mungkin kurang komunikasi. Ini juga dipahami oleh kita semua,” katanya, belum lama ini. Heri menilai, komunikasi antara lembaga eksekutif dan legislatif kurang berjalan dengan baik dalam konteks pemerintahan secara umum. Padahal sinergitas baru bisa terjadi bila komunikasi berjalan dengan baik. "Komunikasi ini yang perlu ditingkatkan ke depan,” ujarnya. Di sisi lain terkait yudikatif sebagai penegak hukum, peranan lembaga ini dinilai sangat besar dalam membangun kesadaran hukum untuk masyarakat. "Tak cuma penindakan, tapi terpenting upaya preventif," katanya. Dia meminta tindakan-tindakan melawan hukum misalnya penyalahgunaan kewenangan, jabatan atau menyalahgunakan keuangan daerah, korupsi bisa diselesaikan dengan terukur. "Kita berharap komunikasi lebih optimal. Bersinergi bangun Kalbar. Jika kompak akan lebih baik dan maju,” tandasnya. (ap)







