2
4
8
9
3
5
2
4
8
9
3
5
2
4
8
9
3
5

Lokal

Bupati Kapuas Hulu Tancap Tiang Pertama Pembangunan Rumah Cagar Budaya Rumah Betang Urang Unsa

PIFA, Lokal - Pemerintahan Pusat telah merealisasikan Pembangunan Rehabilitasi Rumah Betang Lunsa Hilir, Desa Urang Unsa, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Program tersebut hadir setelah kunjungan Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan melakukan penancapan tiang pertama Pembangunan Rehabilitasi Rumah Betang Lunsa Hilir, Minggu (9/7/2023) pagi. Kegiatan itu dilakukan dengan prosesi adat Dayak Taman Kapuas. Kelompok Pelestari Adat Lunsa Hilir, Naigi mengatakan sesuai tradisi Dayak Taman, tancap betang selalu ada ritual. Kali ini Pemda Kapuas Hulu harus menancapkannya lewat pak Bupati.  "Selama ini pembangunan telah berjalan baik, kami berterimakasih kepada Pemerintah Pusat, pak Bupati dan pak Lasarus, yang telah membangun bagian kedua rumah betang kami ini," tegasnya. Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan keinginan renovasi atau rehabilitasi cagar budaya Betang Lunsara ini sudah lama disuarakan masyarakat. Pada waktu kunjungan pak Menteri bersama pak Lasarus sengaja dibawa ke betang Lunsa Hilir. Kehadiran mereka dapat melihat keperluan renovasi, puji Tuhan ini diperhatikan Pemerintah Pusat.  "Berkat ini perlu kita syukuri, banyak betang di Kapuas Hulu namun betang ini bisa dapat perhatian," ujar Bupati. Bupati Sis berharap pembangunan rehabilitasi rumah Betang Lunsa Hilir dapat selesai tepat waktu. Masyarakat setempat dan pihak pelaksana juga harus saling mendukung.  "Bila terealisasi nanti kita usahakan pak Menteri PUPR dan pak Lasarus datang ke sini, sekaligus melihat beberapa pembangunan lain dari Pemerintah Pusat yang masuk ke Kapuas Hulu," tegas Bupati Sis. Dalam kegiatan penancapan tiang rehabilitasi Rumah Betang Lunsa Hilir, Bupati Sis didampingi para Kepala OPD Kapuas Hulu dan Anggota DPRD Kapuas Hulu, Antonius Thambun.

Kapuas Hulu
| Minggu, 9 Juli 2023
Foto: Bupati Kapuas Hulu Tancap Tiang Pertama Pembangunan Rumah Cagar Budaya Rumah Betang Urang Unsa | Pifa Net
2
4
8
9
3
5
2
4
8
9
3
5
2
4
8
9
3
5

Berita Terbaru

Lokal

Foto: Cegah Perdagangan Orang, Pemprov Kalbar Bentuk Gugus Tugas PP TPPO | Pifa Net

Cegah Perdagangan Orang, Pemprov Kalbar Bentuk Gugus Tugas PP TPPO

PIFA, Pontianak - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi, membentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PP TPPO).Pembentukan tersebut berlangsung dalam Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanganan TPPO yang digelar di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (26/11/2025), sekaligus disertai pembacaan Deklarasi dan Komitmen Bersama Penanganan TPPO Tahun 2025.Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan diwakili oleh Staf Bidang Ahli dan Politik Pemprov Kalbar, Natalia Karyawati, menegaskan pemerintah berkomitmen untuk memberantas TPPO. “Komitmen itu telah tertuang dalam misi ke-8 Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, yakni menghadirkan kepastian hukum, penegakan hukum, serta keadilan dan kesetaraan gender,” ungkapnya.Natalia menjelaskan Kalimantan Barat merupakan daerah sumber dan transit dari perdagangan orang yang tujuannya bekerja ke berbagai negara, seperti Tiongkok, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Arab Saudi, Kamboja, dan Myanmar. “Tapi ancaman ini tidak hanya terjadi pada warga yang bekerja di luar negeri, melainkan juga di dalam negeri, antar kabupaten maupun antar provinsi,” ujar Natalia.Ia menjelaskan sejumlah faktor yang mendorong masyarakat bekerja ke luar negeri tanpa prosedur, mulai dari tekanan ekonomi, rendahnya pendidikan dan keterampilan, terbatasnya peluang kerja, hingga keterlibatan jaringan sindikat. Karena itu, penanganan TPPO harus dilakukan menyeluruh, dari hulu ke hilir.“TPPO adalah kejahatan kemanusiaan yang sangat kompleks. Modusnya terus berkembang mulai dari kawin kontrak, pengantin pesanan, magang kerja, hingga eksploitasi pekerja rumah tangga, penjaga toko, tenaga IT, dan yang terbaru, perekrutan sebagai penerjemah bahasa Mandarin,” ungkapnya.Natalia memaparkan delapan langkah strategis yang kini sedang dan akan dijalankan Pemprov Kalbar terkait memberantas perdgangan orang. Di antaranya: 1. Membentuk Gugus Tugas PP TPPO, sesuai Surat Keputusan Kapolri Selaku Ketua Harian No. 1 Tahun 2025.2. Melakukan sosialisasi masif dan edukasi pencegahan TPPO ke seluruh kabupaten/kota serta sekolah-sekolah.3. Mendorong pembentukan Gugus Tugas PP TPPO di tingkat kabupaten/kota.4. Memantau korban TPPO, baik yang berasal dari Myanmar, Tiongkok, Taiwan, Malaysia, maupun korban TPPO domestik.5. Menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) PP TPPO 2025–2029, sebagai pedoman jangka panjang penanganan.6. Memberikan pelatihan, keterampilan, dan pemberdayaan bagi korban TPPO agar tidak kembali bekerja ke luar negeri tanpa prosedur.7. Merancang pembangunan Rumah Perlindungan Terpadu melalui Dinas Sosial.8. Membentuk Layanan Terpadu Satu Atap untuk pelatihan dan penyaluran pekerja migran Indonesia secara legal dan aman.“Penguatan koordinasi, kerjasama, dan kolaborasi adalah kunci. Kita perlu membangun jejaring antarpemangku kepentingan untuk memastikan pencegahan dan penanganan TPPO berjalan efektif,” tutupnya.

Pontianak
| Kamis, 27 November 2025

Lokal

Foto: Bertepatan Bulan Ramadan, Ketum MABT Indonesia Pastikan Cap Go Meh 2026 di Kalbar Tetap Meriah | Pifa Net

Bertepatan Bulan Ramadan, Ketum MABT Indonesia Pastikan Cap Go Meh 2026 di Kalbar Tetap Meriah

PIFA, Lokal - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MABT Indonesia terpilih periode 2025–2030, Suyanto Tanjung, menegaskan Perayaan Cap Go Meh tahun 2026 di Kalimantan Barat khususnya di Pontianak dan Singkawang dipastikan tetap berlangsung meriah meski jatuh bertepatan dengan Bulan Ramadan.Tanjung mengatakan, Cap Go Meh merupakan bagian penting dari warisan budaya Tionghoa yang harus dijaga dan dirawat. “Dalam waktu dekat ini ada Imlek kemudian Cap Go Meh. Itu budaya kita yang wajib kita pelihara. Kita berharap tahun 2026 bisa lebih meriah dibanding sebelumnya,” ujar Tanjung saat ditemui, Rabu (26/11/25).Ia menegaskan kemeriahan Cap Go Meh tidak hanya bertujuan menghidupkan tradisi, tetapi juga mendorong sektor pariwisata Kalbar, untuk dapat menarik wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara. “Kita ingin membuat Cap Go Meh dinikmati oleh semuanya, tidak hanya etnis Tionghoa, tapi membawa manfaat untuk Pontianak, Singkawang, dan sekitarnya,” katanya.Bertepatan pada bulan Suci Ramadan, Tanjung menyebut pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah agar kegiatan budaya itu dapat berjalan harmonis dan saling menghormati. Salah satunya pengaturan waktu dan pelaksanaan kegiatan agar tidak mengganggu umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa.“Walaupun kita ingin meriah, kita tidak boleh melupakan teman-teman Muslim. Ini harus kita atur sedemikian rupa agar semua merasa nyaman. Kita cari waktu yang pas untuk pawai Naga dan Barongsai agar tidak ada yang dirugikan,” katanya.Dalam kesempatan itu, Tanjung juga menegaskan komitmennya untuk memperbaiki tata kelola pelaksanaan Cap Go Meh. Salah satunya, pendaftaran kelompok Naga dan Barongsai pada tahun 2026 wajib gratis.“Selama ini yang memeriahkan Cap Go Meh adalah pawai Naga dan Barongsai. Mereka sudah bekerja keras, tapi masih dimintai biaya. Kasihan. Jadi ke depan wajib gratis, tidak boleh ada pungutan apa pun,” tegasnya.Ia menambahkan bahwa peserta yang ikut memeriahkan kegiatan juga harus mendapatkan apresiasi dari panitia. “Tanpa mereka, acara ini tidak akan meriah. Jadi pengelolaan harus lebih baik, dan mereka pun harus mendapat sesuatu dari jerih payahnya,” ujarnya.Tanjung menegaskan MABT Indonesia sebagai organisasi berbadan hukum memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan, termasuk menjaga harmoni sosial serta memperkuat hubungan antaretnis di Kalimantan Barat.

Pontianak
| Rabu, 26 November 2025

Lokal

Foto: Bayi Orangutan Diselamatkan dari Kawasan PETI di Ketapang, Induk Diduga Telah Dibunuh | Pifa Net

Bayi Orangutan Diselamatkan dari Kawasan PETI di Ketapang, Induk Diduga Telah Dibunuh

PIFA, Lokal - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menyelamatkan seekor bayi orangutan jantan yang dipelihara secara ilegal di kawasan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Sayan, Kabupaten Ketapang. Bayi orangutan tersebut, yang diberi nama Randy, diperkirakan berusia sekitar dua tahun dan ditemukan dipelihara dalam kandang kecil berukuran 120 x 50 x 50 sentimeter oleh seorang penambang bernama Hendro. Menurut dokter hewan YIARI, drh. Ishma, Randy dipelihara selama hampir satu bulan dan hanya diberi pakan pisang, umbut, roti, serta air putih. Hendro mengaku menemukan bayi orangutan itu sendirian di hutan sekitar lokasi tambang dan sempat berniat menjualnya sebelum akhirnya menyerahkan satwa dilindungi tersebut ke BKSDA setelah mendapat informasi soal ancaman hukuman. Karena lokasi penemuan berada di area PETI yang rawan konflik satwa akibat kerusakan habitat, BKSDA Kalbar dan YIARI langsung melakukan evakuasi cepat. Bayi orangutan sangat rentan mengalami stres, malnutrisi, serta paparan penyakit sehingga tindakan penyelamatan segera sangat penting. Dari pemeriksaan awal, Randy berada dalam kondisi umum stabil, namun ditemukan bekas patah tulang pada paha kiri yang telah mulai menyatu dan diperkirakan terjadi lebih dari empat minggu lalu. Randy kini dibawa ke Pusat Rehabilitasi YIARI di Desa Sungai Awan Kiri untuk menjalani masa karantina selama delapan minggu. Di sana, ia akan menjalani pemeriksaan lengkap guna memastikan tidak membawa penyakit menular sebelum nantinya mengikuti proses rehabilitasi lanjutan. Kasus pemeliharaan ilegal satwa dilindungi masih marak terjadi di pedalaman Ketapang. Para ahli memastikan bahwa dalam kasus bayi orangutan, keberadaannya tanpa induk hampir selalu menandakan induk telah dibunuh. Bayi orangutan di alam liar akan hidup bersama induknya hingga usia 6–8 tahun. Ketua Umum YIARI, Silverius Oscar Unggul, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menegaskan bahwa setiap kasus seperti ini membuat populasi orangutan kehilangan dua individu sekaligus. Meski demikian, ia mengapresiasi warga yang bersedia menyerahkan Randy. Kepala BKSDA Kalbar, Murlan Dameria Pane, turut menyampaikan apresiasi dan menyerukan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menjaga kelestarian orangutan di tengah tekanan aktivitas manusia terhadap habitatnya.

Ketapang
| Selasa, 25 November 2025

Berita Populer

Lokal

Foto: Bupati Kapuas Hulu Tancap Tiang Pertama Pembangunan Rumah Cagar Budaya Rumah Betang Urang Unsa | Pifa Net

Bupati Kapuas Hulu Tancap Tiang Pertama Pembangunan Rumah Cagar Budaya Rumah Betang Urang Unsa

PIFA, Lokal - Pemerintahan Pusat telah merealisasikan Pembangunan Rehabilitasi Rumah Betang Lunsa Hilir, Desa Urang Unsa, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Program tersebut hadir setelah kunjungan Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan melakukan penancapan tiang pertama Pembangunan Rehabilitasi Rumah Betang Lunsa Hilir, Minggu (9/7/2023) pagi. Kegiatan itu dilakukan dengan prosesi adat Dayak Taman Kapuas. Kelompok Pelestari Adat Lunsa Hilir, Naigi mengatakan sesuai tradisi Dayak Taman, tancap betang selalu ada ritual. Kali ini Pemda Kapuas Hulu harus menancapkannya lewat pak Bupati.  "Selama ini pembangunan telah berjalan baik, kami berterimakasih kepada Pemerintah Pusat, pak Bupati dan pak Lasarus, yang telah membangun bagian kedua rumah betang kami ini," tegasnya. Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan keinginan renovasi atau rehabilitasi cagar budaya Betang Lunsara ini sudah lama disuarakan masyarakat. Pada waktu kunjungan pak Menteri bersama pak Lasarus sengaja dibawa ke betang Lunsa Hilir. Kehadiran mereka dapat melihat keperluan renovasi, puji Tuhan ini diperhatikan Pemerintah Pusat.  "Berkat ini perlu kita syukuri, banyak betang di Kapuas Hulu namun betang ini bisa dapat perhatian," ujar Bupati. Bupati Sis berharap pembangunan rehabilitasi rumah Betang Lunsa Hilir dapat selesai tepat waktu. Masyarakat setempat dan pihak pelaksana juga harus saling mendukung.  "Bila terealisasi nanti kita usahakan pak Menteri PUPR dan pak Lasarus datang ke sini, sekaligus melihat beberapa pembangunan lain dari Pemerintah Pusat yang masuk ke Kapuas Hulu," tegas Bupati Sis. Dalam kegiatan penancapan tiang rehabilitasi Rumah Betang Lunsa Hilir, Bupati Sis didampingi para Kepala OPD Kapuas Hulu dan Anggota DPRD Kapuas Hulu, Antonius Thambun.

Kapuas Hulu
| Minggu, 9 Juli 2023

Lokal

Foto: Zulfydar Zaidar Mochtar Dukung Pemerintah Percepat Penanganan Kesehatan Masyarakat melalui Pembangunan Puskesmas | Pifa Net

Zulfydar Zaidar Mochtar Dukung Pemerintah Percepat Penanganan Kesehatan Masyarakat melalui Pembangunan Puskesmas

PIFA, Lokal - Anggota DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar, mengakui bahwa pembangunan Puskesmas di kota tersebut merupakan sebuah keberhasilan dari upaya pemerintah dalam merencanakan program yang berdampak luas bagi masyarakat terkait penanganan kesehatan. Zulfydar menyampaikan apresiasinya terhadap rencana pembangunan tiga Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) di kota tersebut, yaitu Puskesmas Siantan Hulu, Puskesmas Telaga Biru, dan Puskesmas Tanjung Hulu. Sebagai wakil ketua komisi 4 DPRD, ia menyatakan dukungannya terhadap inisiatif pemerintah untuk mempercepat penanganan kesehatan masyarakat melalui pembangunan Puskesmas. Menurut Zulfydar, keberadaan Puskesmas diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap permasalahan kesehatan, stunting, dan masalah gizi di masyarakat. Ia menekankan bahwa dengan adanya Puskesmas, tindakan awal atau penanganan kesehatan yang tidak bersifat berat dapat dilakukan secara cepat, sementara tindakan lebih lanjut dapat dirujuk ke rumah sakit setempat. "Tentu dengan penanganan ini, baik tindakan rumah sakit atau penyuluhan berkaitan dengan stunting, penyuluhan bidang kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan itu sendiri maupun sanitasi kita harapkan menjadikan daerah Siantan Hulu dan Telaga Biru mempunyai percepatan dalam rangka kesehatan pembangunan Kota Pontianak," ungkap Zulfydar. Ia juga menyoroti bahwa isu stunting telah menjadi perhatian serius dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota. Dengan pembangunan Puskesmas, diharapkan penanganan masalah tersebut dapat lebih efektif dan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat di Kota Pontianak. (ad)

Pontianak
| Rabu, 10 Januari 2024

Lokal

Foto: Patahan Dahan Pohon Timpa Kabel Listrik di Jalan Imam Bonjol | Pifa Net

Patahan Dahan Pohon Timpa Kabel Listrik di Jalan Imam Bonjol

Berita Pontianak, PIFA - Tim SAR Subdit Gasum Direktorat Samapta merespon laporan warga tentang adanya Dahan Pohon yang patah akibat Angin Kencang di Jalan Imam Bonjol Kamis, 24 Febuari 2022 Pukul 16.30 WIB. Tim Perbantuan dan SAR Dit Samapta langsung menuju ke Lokasi yang sangat membahayakan jiwa. Tim SAR Dit Samapta Polda Kalbar dibawah pimpinan Aipda Sulis, dengan sangat hati-hati memindahkan dahan pohon patah yang menimpa Kabel Listrik Bertegangan Tinggi itu dengan menggunakan Kendaraan Khusus yang dimiliki oleh Direktorat Samapta. Evakuasi berjalan dengan lancar dan dahan pohon yang patah tadi dapat disingkirkan dari kabel listrik. Lalu lintas pun kembali berjalan normal. (rs)

Pontianak
| Kamis, 24 Februari 2022

Feeds

Cegah Perdagangan Orang, Pemprov Kalbar Bentuk Gugus Tugas PP TPPO

PIFA, Pontianak - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi, membentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PP TPPO).Pembentukan tersebut berlangsung dalam Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanganan TPPO yang digelar di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (26/11/2025), sekaligus disertai pembacaan Deklarasi dan Komitmen Bersama Penanganan TPPO Tahun 2025.Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan diwakili oleh Staf Bidang Ahli dan Politik Pemprov Kalbar, Natalia Karyawati, menegaskan pemerintah berkomitmen untuk memberantas TPPO. “Komitmen itu telah tertuang dalam misi ke-8 Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, yakni menghadirkan kepastian hukum, penegakan hukum, serta keadilan dan kesetaraan gender,” ungkapnya.Natalia menjelaskan Kalimantan Barat merupakan daerah sumber dan transit dari perdagangan orang yang tujuannya bekerja ke berbagai negara, seperti Tiongkok, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Arab Saudi, Kamboja, dan Myanmar. “Tapi ancaman ini tidak hanya terjadi pada warga yang bekerja di luar negeri, melainkan juga di dalam negeri, antar kabupaten maupun antar provinsi,” ujar Natalia.Ia menjelaskan sejumlah faktor yang mendorong masyarakat bekerja ke luar negeri tanpa prosedur, mulai dari tekanan ekonomi, rendahnya pendidikan dan keterampilan, terbatasnya peluang kerja, hingga keterlibatan jaringan sindikat. Karena itu, penanganan TPPO harus dilakukan menyeluruh, dari hulu ke hilir.“TPPO adalah kejahatan kemanusiaan yang sangat kompleks. Modusnya terus berkembang mulai dari kawin kontrak, pengantin pesanan, magang kerja, hingga eksploitasi pekerja rumah tangga, penjaga toko, tenaga IT, dan yang terbaru, perekrutan sebagai penerjemah bahasa Mandarin,” ungkapnya.Natalia memaparkan delapan langkah strategis yang kini sedang dan akan dijalankan Pemprov Kalbar terkait memberantas perdgangan orang. Di antaranya: 1. Membentuk Gugus Tugas PP TPPO, sesuai Surat Keputusan Kapolri Selaku Ketua Harian No. 1 Tahun 2025.2. Melakukan sosialisasi masif dan edukasi pencegahan TPPO ke seluruh kabupaten/kota serta sekolah-sekolah.3. Mendorong pembentukan Gugus Tugas PP TPPO di tingkat kabupaten/kota.4. Memantau korban TPPO, baik yang berasal dari Myanmar, Tiongkok, Taiwan, Malaysia, maupun korban TPPO domestik.5. Menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) PP TPPO 2025–2029, sebagai pedoman jangka panjang penanganan.6. Memberikan pelatihan, keterampilan, dan pemberdayaan bagi korban TPPO agar tidak kembali bekerja ke luar negeri tanpa prosedur.7. Merancang pembangunan Rumah Perlindungan Terpadu melalui Dinas Sosial.8. Membentuk Layanan Terpadu Satu Atap untuk pelatihan dan penyaluran pekerja migran Indonesia secara legal dan aman.“Penguatan koordinasi, kerjasama, dan kolaborasi adalah kunci. Kita perlu membangun jejaring antarpemangku kepentingan untuk memastikan pencegahan dan penanganan TPPO berjalan efektif,” tutupnya.

Pontianak
| Kamis, 27 November 2025
Foto: Cegah Perdagangan Orang, Pemprov Kalbar Bentuk Gugus Tugas PP TPPO | Pifa Net

Bertepatan Bulan Ramadan, Ketum MABT Indonesia Pastikan Cap Go Meh 2026 di Kalbar Tetap Meriah

PIFA, Lokal - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MABT Indonesia terpilih periode 2025–2030, Suyanto Tanjung, menegaskan Perayaan Cap Go Meh tahun 2026 di Kalimantan Barat khususnya di Pontianak dan Singkawang dipastikan tetap berlangsung meriah meski jatuh bertepatan dengan Bulan Ramadan.Tanjung mengatakan, Cap Go Meh merupakan bagian penting dari warisan budaya Tionghoa yang harus dijaga dan dirawat. “Dalam waktu dekat ini ada Imlek kemudian Cap Go Meh. Itu budaya kita yang wajib kita pelihara. Kita berharap tahun 2026 bisa lebih meriah dibanding sebelumnya,” ujar Tanjung saat ditemui, Rabu (26/11/25).Ia menegaskan kemeriahan Cap Go Meh tidak hanya bertujuan menghidupkan tradisi, tetapi juga mendorong sektor pariwisata Kalbar, untuk dapat menarik wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara. “Kita ingin membuat Cap Go Meh dinikmati oleh semuanya, tidak hanya etnis Tionghoa, tapi membawa manfaat untuk Pontianak, Singkawang, dan sekitarnya,” katanya.Bertepatan pada bulan Suci Ramadan, Tanjung menyebut pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah agar kegiatan budaya itu dapat berjalan harmonis dan saling menghormati. Salah satunya pengaturan waktu dan pelaksanaan kegiatan agar tidak mengganggu umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa.“Walaupun kita ingin meriah, kita tidak boleh melupakan teman-teman Muslim. Ini harus kita atur sedemikian rupa agar semua merasa nyaman. Kita cari waktu yang pas untuk pawai Naga dan Barongsai agar tidak ada yang dirugikan,” katanya.Dalam kesempatan itu, Tanjung juga menegaskan komitmennya untuk memperbaiki tata kelola pelaksanaan Cap Go Meh. Salah satunya, pendaftaran kelompok Naga dan Barongsai pada tahun 2026 wajib gratis.“Selama ini yang memeriahkan Cap Go Meh adalah pawai Naga dan Barongsai. Mereka sudah bekerja keras, tapi masih dimintai biaya. Kasihan. Jadi ke depan wajib gratis, tidak boleh ada pungutan apa pun,” tegasnya.Ia menambahkan bahwa peserta yang ikut memeriahkan kegiatan juga harus mendapatkan apresiasi dari panitia. “Tanpa mereka, acara ini tidak akan meriah. Jadi pengelolaan harus lebih baik, dan mereka pun harus mendapat sesuatu dari jerih payahnya,” ujarnya.Tanjung menegaskan MABT Indonesia sebagai organisasi berbadan hukum memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan, termasuk menjaga harmoni sosial serta memperkuat hubungan antaretnis di Kalimantan Barat.

Pontianak
| Rabu, 26 November 2025
Foto: Bertepatan Bulan Ramadan, Ketum MABT Indonesia Pastikan Cap Go Meh 2026 di Kalbar Tetap Meriah | Pifa Net

Bayi Orangutan Diselamatkan dari Kawasan PETI di Ketapang, Induk Diduga Telah Dibunuh

PIFA, Lokal - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menyelamatkan seekor bayi orangutan jantan yang dipelihara secara ilegal di kawasan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Sayan, Kabupaten Ketapang. Bayi orangutan tersebut, yang diberi nama Randy, diperkirakan berusia sekitar dua tahun dan ditemukan dipelihara dalam kandang kecil berukuran 120 x 50 x 50 sentimeter oleh seorang penambang bernama Hendro. Menurut dokter hewan YIARI, drh. Ishma, Randy dipelihara selama hampir satu bulan dan hanya diberi pakan pisang, umbut, roti, serta air putih. Hendro mengaku menemukan bayi orangutan itu sendirian di hutan sekitar lokasi tambang dan sempat berniat menjualnya sebelum akhirnya menyerahkan satwa dilindungi tersebut ke BKSDA setelah mendapat informasi soal ancaman hukuman. Karena lokasi penemuan berada di area PETI yang rawan konflik satwa akibat kerusakan habitat, BKSDA Kalbar dan YIARI langsung melakukan evakuasi cepat. Bayi orangutan sangat rentan mengalami stres, malnutrisi, serta paparan penyakit sehingga tindakan penyelamatan segera sangat penting. Dari pemeriksaan awal, Randy berada dalam kondisi umum stabil, namun ditemukan bekas patah tulang pada paha kiri yang telah mulai menyatu dan diperkirakan terjadi lebih dari empat minggu lalu. Randy kini dibawa ke Pusat Rehabilitasi YIARI di Desa Sungai Awan Kiri untuk menjalani masa karantina selama delapan minggu. Di sana, ia akan menjalani pemeriksaan lengkap guna memastikan tidak membawa penyakit menular sebelum nantinya mengikuti proses rehabilitasi lanjutan. Kasus pemeliharaan ilegal satwa dilindungi masih marak terjadi di pedalaman Ketapang. Para ahli memastikan bahwa dalam kasus bayi orangutan, keberadaannya tanpa induk hampir selalu menandakan induk telah dibunuh. Bayi orangutan di alam liar akan hidup bersama induknya hingga usia 6–8 tahun. Ketua Umum YIARI, Silverius Oscar Unggul, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menegaskan bahwa setiap kasus seperti ini membuat populasi orangutan kehilangan dua individu sekaligus. Meski demikian, ia mengapresiasi warga yang bersedia menyerahkan Randy. Kepala BKSDA Kalbar, Murlan Dameria Pane, turut menyampaikan apresiasi dan menyerukan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menjaga kelestarian orangutan di tengah tekanan aktivitas manusia terhadap habitatnya.

Ketapang
| Selasa, 25 November 2025
Foto: Bayi Orangutan Diselamatkan dari Kawasan PETI di Ketapang, Induk Diduga Telah Dibunuh | Pifa Net

Lestarikan Motif Melayu-Dayak, Seniman Kalbar Gelar Pameran Swarupa di Museum

PIFA, Lokal - Berawal dari munculnya kekhawatiran akan pudarnya minat generasi muda terhadap motif dan tradisi khas Kalimantan Barat mendorong sekelompok seniman Pontianak menggelar Pameran Swararupa bertajuk “Dekolonisasi Estetika Pesisir dan Rimba Kalbar”. Pameran ini berlangsung pada 20–24 November 2025 di Museum Kalimantan Barat.Sebanyak 21 karya dipamerkan yang diciptakan oleh 12 seniman lokal Pontianak. Mulai dari lukisan, kain batik, hingga seni rupa tiga dimensi dengan berbagai teknik seperti multimedia, barang bekas, printing, media tikar, dan kanvas.Ketua Pelaksana, Deny Farid Yusman, menjelaskan bahwa tema dekolonisasi dipilih sebagai ajakan untuk masyarakat kembali mengenali akar budaya Kalbar.“Banyak budaya kita sudah ditinggalkan anak-anak, kenapa dekolonisasi kita ingin mengajak untuk kembali lagi kepada aslinya kita, tujuannya mengangkat dan mengedukasi lagi bahwa kita mempunyai banyak budaya dan tradisi,” ungkapnya.Selain menampilkan seni rupa, Deny mengatakan dalam pameran ini juga menghadirkan tradisi musik.“Kita juga berkolaborasi dengan musik tradisi. Semoga kegiatan ini menjadi potensi kawan-kawan bahwa kita mempunyai adat , tradisi kita. jangan ditinggalkan adat dan tradisi kita, karena itu lah jati diri kita,” ujarnya.Kegiatan ini turut diapresiasi oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 12 Kalimantan Barat, Juliadi. Ia menyebut pameran tersebut mampu menghadirkan perspektif berbeda dalam penguatan budaya lokal.“Kami mengapresiasi kegiatan ini. Pengusul, saudara Deny, kami fasilitasi melalui program fasilitasi kemajuan kebudayaan. Pameran ini menarik karena memadukan suara dan karya rupa yang mengangkat budaya pesisir khususnya Sambas, serta budaya Melayu dan Dayak yang terlihat dari motif-motifnya,” kata Juliadi.Ia juga mengakui kondisi seniman di Kalbar yang tetap produktif meski menghadapi keterbatasan ruang dan anggaran.“Saya kira seniman Kalbar cukup kreatif untuk tetap berkarya dalam kondisi apa pun. Ini patut diapresiasi,” ujarnya.Pameran Swararupa diharapkan dapat menjadi ruang edukasi sekaligus pengingat bahwa tradisi dan estetika lokal adalah identitas yang mesti dirawat lintas generasi. (Lid)

Lokal
| Jumat, 21 November 2025
Foto: Lestarikan Motif Melayu-Dayak, Seniman Kalbar Gelar Pameran Swarupa di Museum | Pifa Net

Pawai Cap Go Meh 2026 di Pontianak Akan Digelar Setelah Salat Tarawih

PIFA, Lokal – Perayaan Cap Go Meh tahun 2026 dipastikan akan berlangsung dengan nuansa berbeda. Agenda budaya tahunan Kota Pontianak itu dijadwalkan digelar pada 3 Maret 2026, yang bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Adapun Ramadan diperkirakan dimulai pada 18 Februari 2026. Ketua Panitia, Hendry Pangestu Lim, menegaskan bahwa meskipun bertepatan dengan bulan puasa, pawai Cap Go Meh tetap akan diselenggarakan dan dilaksanakan usai salat tarawih. Atraksi naga dan barongsai yang menjadi ikon perayaan tetap tampil seperti biasa. Hendry menyampaikan bahwa panitia mulai melakukan berbagai penyesuaian teknis agar penyelenggaraan karnaval naga bersinar tidak mengganggu pelaksanaan ibadah masyarakat. "Aturan khusus diterapkan untuk pemain naga, termasuk kewajiban menghentikan sementara atraksi setengah jam sebelum azan dan melanjutkannya kembali setengah jam setelahnya," kata Hendry, Senin (17/11/25). Ia menegaskan bahwa Cap Go Meh merupakan tradisi budaya yang rutin digelar dan melibatkan berbagai etnis. Selain menjadi ruang interaksi masyarakat, perayaan ini juga berdampak positif terhadap UMKM, kuliner, serta tingkat hunian hotel di Pontianak. Menurut Hendry, Cap Go Meh selalu menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Kehadirannya turut berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak. Panitia mulai membuka pendaftaran kelompok naga pada 17–24 November. Setelah masa pendaftaran berakhir, panitia bersama kepolisian akan menyusun skema rekayasa lalu lintas, termasuk menentukan titik penutupan jalan selama acara berlangsung. Hendry menambahkan bahwa panggung utama tahun ini akan diberi barikade sebagai batas agar tidak digunakan sebagai lokasi atraksi. Kebijakan itu diterapkan mengingat jumlah naga yang diperkirakan mencapai 60 kelompok, sehingga tanpa pembatasan acara berpotensi berlangsung hingga dini hari. "Dari 46 kelompok naga yang sebelumnya hadir dalam undangan panitia, beberapa belum memberikan konfirmasi. Namun Hendry memprediksi jumlah peserta akan meningkat hingga mencapai 60 kelompok," ujarnya. Ia juga memperkirakan jumlah penonton akan lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya, mengingat pelaksanaan acara berlangsung pada malam hari di bulan Ramadan.

Pontianak
| Kamis, 20 November 2025
Foto: Pawai Cap Go Meh 2026 di Pontianak Akan Digelar Setelah Salat Tarawih | Pifa Net

Petugas Lapas Sintang Gagalkan Penyelundupan Sabu dalam Sambal Tahu, Tiga Paket Diamankan

PIFA, Lokal - Petugas Lapas Kelas IIB Sintang berhasil menggagalkan upaya penyelundupan sabu yang disembunyikan di dalam sambal tahu yang dibawa dua pengunjung untuk dititipkan kepada seorang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Senin (17/11). Kecurigaan muncul setelah petugas menemukan kemasan sambal yang tampak tidak lazim, dan pemeriksaan lebih lanjut mengungkap tiga paket sabu yang diselipkan rapi di dalam bungkusan makanan tersebut. Kepala Lapas Sintang, Mohamad Rizal Fuadi, menyatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polres Sintang untuk penyelidikan lebih lanjut. Kepala Kanwil Kemenkumham Kalbar, Jayanta, mengapresiasi keberhasilan petugas yang dinilai menunjukkan peningkatan profesionalitas dalam mencegah peredaran narkoba di dalam lapas. Ia menegaskan pengawasan akan terus diperketat sesuai instruksi pusat agar lapas dan rutan tetap menjadi zona steril dari narkoba.

Lokal
| Rabu, 19 November 2025
Foto: Petugas Lapas Sintang Gagalkan Penyelundupan Sabu dalam Sambal Tahu, Tiga Paket Diamankan | Pifa Net

Geger! Orangutan Masuk Kebun Durian Warga di Sukadana, Polisi dan BKSDA Turun Tangan

PIFA, Lokal – Warga Desa Benawai Agung, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, dibuat heboh setelah seekor orangutan masuk ke kebun durian milik warga pada Senin (17/11/25). Dalam rekaman video yang beredar, orangutan berukuran besar itu tampak santai bergelantungan di pohon durian milik seorang warga. Kehadiran satwa liar yang dilindungi tersebut membuat warga waswas, terutama karena lokasinya berada dekat dengan rumah warga bernama Suwikan alias Wik. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, warga segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Sukadana. Mendapat laporan, petugas langsung menuju lokasi di RT 01 Dusun Munting untuk melakukan pengamanan awal. Kapolsek Sukadana, IPDA Muhammad Iqbal, membenarkan laporan tersebut dan memastikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). “Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan berlebihan atau perburuan terhadap satwa yang dilindungi. Jika menemukan kejadian serupa, segera laporkan kepada kepolisian atau BKSDA agar bisa dilakukan pengamanan awal sampai ada tindakan lanjutan dari pihak berwenang,” ujar IPDA Muhammad. Hingga kini, orangutan tersebut masih dalam pemantauan aparat kepolisian bersama warga setempat sambil menunggu kedatangan tim BKSDA. Pengawasan dilakukan untuk memastikan keselamatan warga sekaligus menjaga satwa tersebut dari potensi gangguan. “Laporan dari warga sangat kami apresiasi karena ini penting demi kelestarian lingkungan ke depannya,” tambahnya. Di lokasi yang sama, Bhabinkamtibmas Bripka Arwantus Ricky menyampaikan bahwa ia dan warga terus bersiaga mengawasi pergerakan orangutan yang berada tidak jauh dari permukiman itu. “Orangutan itu berada di kebun milik warga, tidak jauh dari permukiman. Saat ini masih bergantung di pohon durian. Kami sudah menghubungi pihak BKSDA dan menunggu mereka tiba di lokasi,” jelasnya. Pemantauan terus dilakukan hingga tim BKSDA datang untuk mengambil langkah penanganan selanjutnya terhadap satwa dilindungi tersebut.

Lokal
| Sabtu, 22 November 2025
Foto: Geger! Orangutan Masuk Kebun Durian Warga di Sukadana, Polisi dan BKSDA Turun Tangan | Pifa Net

Viral! Pondasi Tiang Listrik di Sambas Dicor Pakai Batok dan Sabut Kelapa, Warganet Geram

PIFA, Lokal – Sebuah video yang memperlihatkan pondasi tiang listrik dicor menggunakan batok dan sabut kelapa di Desa Sarang Burung Usrat, Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, viral di media sosial. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Facebook Fahri Aghifari pada Selasa (11/11/2025) dan langsung memicu kemarahan publik. Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat bagian dalam pondasi tiang listrik yang terbelah, memperlihatkan campuran semen bercampur kelapa tua dan serabutnya. Unggahan tersebut disertai keterangan yang menuding adanya praktik curang dalam proses pengecoran proyek tersebut. “Cerminan budaya korupsi. Tiang baru beberapa hari, mungkin dikiranya di ujung kampung, bukan di jalan besar. Diberi serabut kelapa di dalamnya,” tulis Fahri dalam unggahannya. Ia menambahkan, akibat campuran material yang tidak sesuai standar, tiang listrik itu hanya bertahan beberapa hari sebelum akhirnya retak dan pecah. “Semen tiga sak pun mau dikorupsinya. Kepala proyek maupun konsultan tolong dievaluasi. Jangan memberi malu masyarakat,” ujarnya. Unggahan Fahri itu langsung viral dan mendapat ribuan tayangan serta puluhan komentar dari warganet. Banyak yang mengaku kecewa dan prihatin, menilai kejadian tersebut sebagai bukti lemahnya pengawasan proyek infrastruktur di wilayah Sambas. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai proyek tiang listrik tersebut maupun langkah evaluasi yang akan dilakukan. Namun publik mendesak agar pihak berwenang segera menelusuri dan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan yang dianggap merugikan masyarakat itu.

Sambas
| Rabu, 12 November 2025
Foto: Viral! Pondasi Tiang Listrik di Sambas Dicor Pakai Batok dan Sabut Kelapa, Warganet Geram | Pifa Net

50 Hari Menghilang, Lie Bun Kong Ditemukan Tak Bernyawa di Hutan Belakang Rumah

PIFA, Lokal - Di pagi yang cerah di Sungai Pinyuh, Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 07.00 WIB, Ciu Fa nenek berusia 67 tahun berangkat ke hutan kecil di belakang rumahnya. Ia hanya ingin memetik beberapa belimbing wuluh untuk bumbu masakan. Namun langkahnya terhenti ketika hidungnya menangkap bau menyengat yang tak biasa. Ia ragu sejenak, sebelum akhirnya memberanikan diri mengikuti sumber aroma tersebut.Samar-samar terlihat sesuatu di dekat gorong-gorong, sebagian tertutup kubangan lumpur. Tulang-tulang yang mulai mengering. Tubuh seseorang yang kini tinggal kerangka. Seketika tubuh Ciu Fa lemas. Ia mengenali tempat itu. Dan perlahan hatinya mulai diliputi firasat yang selama ini ia takutkan.Dengan suara gemetar, Ciu Fa berlari meminta pertolongan tetangga. Ketua RT dan pihak kepolisian segera datang. Kapolsek Sungai Pinyuh AKP Setyadi bersama anggota, didukung Pamapta II Polres Mempawah dan Tim Inafis, melakukan olah TKP.Beberapa saat kemudian, kebenaran itu terkuak. Kerangka tersebut adalah Lie Bun Kong, laki-laki 55 tahun adik kandung Ciu Fa. Ia dilaporkan hilang sejak 50 hari sebelumnya, pada September 2025. Bahkan, poster orang hilang dirinya sempat beredar di media sosial, berharap ada kabar tentangnya.Lie Bun Kong selama hidupnya dikenal sebagai “bujang tua”. Ia tinggal sendirian di rumah peninggalan orang tua mereka. Ada satu hal yang selalu membuat keluarga khawatir: ia mengidap epilepsi sejak lama. Penyakit yang bisa menyerang tiba-tiba, kapan saja, tanpa peringatan.Kapolres Mempawah AKBP Jonathan David Harianthono melalui Kapolsek Sungai Pinyuh AKP Setyadi menjelaskan, pihak keluarga meyakini Lie Bun Kong meninggal karena penyakit yang dideritanya. Karena keyakinan itu pula, keluarga menolak tindakan otopsi.Di depan rumah tua itu, Ciu Fa berdiri lama. Bukan hanya kehilangan seorang adik, tapi kehilangan bagian dari dirinya sendiri bagian dari kisah masa kecil, tawa, pertengkaran, dan kenangan sederhana yang kini tinggal diam bersama tanah dan waktu.

Mempawah
| Jumat, 7 November 2025
Foto: 50 Hari Menghilang, Lie Bun Kong Ditemukan Tak Bernyawa di Hutan Belakang Rumah | Pifa Net

Speedboat Penyeberangan Tenggelam di Sungai Kapuas, Seluruh Penumpang Selamat

PIFA, Lokal — Sebuah speedboat penyeberangan yang mengangkut penumpang dan kendaraan roda dua dilaporkan tenggelam di Sungai Kapuas, tepatnya di jalur penyeberangan Gang Usman Arsyad Desa Limbung menuju Gang Mekar Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, pada Minggu (2/11/2025) sekitar pukul 19.30 WIB. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden laka air tersebut. Seluruh penumpang berhasil diselamatkan oleh warga sekitar, meski delapan unit sepeda motor masih dalam pencarian hingga Senin (3/11/2025) pagi. Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, Aiptu Ade, menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan keterangan para saksi di lokasi. Menurutnya, speedboat yang dikemudikan Sutarmidji (23) saat itu membawa sekitar 12 penumpang dan 8 unit sepeda motor dari dermaga Gang Usman Arsyad, Desa Sungai Ambangah, menuju dermaga Gang Mekar, Desa Limbung. “Saat tiba di dermaga tujuan, para penumpang menumpuk di bagian haluan depan untuk bersiap turun. Kondisi itu membuat air masuk ke badan speed tanpa disadari,” ujar Ade, Senin (3/11/2025). Ia melanjutkan, ketika pengemudi menarik gas untuk menurunkan penumpang, haluan depan langsung tenggelam akibat air yang sudah masuk ke dalam bodi speed. Warga sekitar yang melihat kejadian itu segera memberikan pertolongan. Salah satunya Karim (44), warga Dusun Kampung Baru, yang menggunakan speed pribadinya untuk membantu evakuasi. “Begitu melihat speed itu tenggelam, Karim bersama warga langsung turun ke sungai untuk menolong penumpang. Syukurlah semua berhasil diselamatkan,” jelas Ade. Hingga kini, aparat kepolisian bersama pihak pengelola penyeberangan masih melakukan pencarian terhadap delapan unit sepeda motor yang tenggelam bersama speed. Polres Kubu Raya mengimbau seluruh pengelola jasa penyeberangan di wilayah tersebut agar lebih memperhatikan faktor keselamatan, terutama kapasitas muatan dan penggunaan alat keselamatan bagi penumpang. “Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa keselamatan adalah hal utama. Pengelola penyeberangan diimbau tidak melebihi kapasitas muatan dan selalu memastikan kondisi speed dalam keadaan laik berlayar,” tegas Ade. Saat ini, situasi di lokasi kejadian sudah kembali kondusif. Semua penumpang telah kembali ke rumah masing-masing, sementara pencarian kendaraan yang tenggelam masih terus dilanjutkan dengan bantuan warga setempat.

Kubu Raya
| Rabu, 5 November 2025
Foto: Speedboat Penyeberangan Tenggelam di Sungai Kapuas, Seluruh Penumpang Selamat | Pifa Net
Explore Berbagai Konten Hiburan

Berita Rekomendasi

Lokal

Foto: Bupati Kapuas Hulu Tancap Tiang Pertama Pembangunan Rumah Cagar Budaya Rumah Betang Urang Unsa | Pifa Net

Bupati Kapuas Hulu Tancap Tiang Pertama Pembangunan Rumah Cagar Budaya Rumah Betang Urang Unsa

PIFA, Lokal - Pemerintahan Pusat telah merealisasikan Pembangunan Rehabilitasi Rumah Betang Lunsa Hilir, Desa Urang Unsa, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Program tersebut hadir setelah kunjungan Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan melakukan penancapan tiang pertama Pembangunan Rehabilitasi Rumah Betang Lunsa Hilir, Minggu (9/7/2023) pagi. Kegiatan itu dilakukan dengan prosesi adat Dayak Taman Kapuas. Kelompok Pelestari Adat Lunsa Hilir, Naigi mengatakan sesuai tradisi Dayak Taman, tancap betang selalu ada ritual. Kali ini Pemda Kapuas Hulu harus menancapkannya lewat pak Bupati.  "Selama ini pembangunan telah berjalan baik, kami berterimakasih kepada Pemerintah Pusat, pak Bupati dan pak Lasarus, yang telah membangun bagian kedua rumah betang kami ini," tegasnya. Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan keinginan renovasi atau rehabilitasi cagar budaya Betang Lunsara ini sudah lama disuarakan masyarakat. Pada waktu kunjungan pak Menteri bersama pak Lasarus sengaja dibawa ke betang Lunsa Hilir. Kehadiran mereka dapat melihat keperluan renovasi, puji Tuhan ini diperhatikan Pemerintah Pusat.  "Berkat ini perlu kita syukuri, banyak betang di Kapuas Hulu namun betang ini bisa dapat perhatian," ujar Bupati. Bupati Sis berharap pembangunan rehabilitasi rumah Betang Lunsa Hilir dapat selesai tepat waktu. Masyarakat setempat dan pihak pelaksana juga harus saling mendukung.  "Bila terealisasi nanti kita usahakan pak Menteri PUPR dan pak Lasarus datang ke sini, sekaligus melihat beberapa pembangunan lain dari Pemerintah Pusat yang masuk ke Kapuas Hulu," tegas Bupati Sis. Dalam kegiatan penancapan tiang rehabilitasi Rumah Betang Lunsa Hilir, Bupati Sis didampingi para Kepala OPD Kapuas Hulu dan Anggota DPRD Kapuas Hulu, Antonius Thambun.

Kapuas Hulu
| Minggu, 9 Juli 2023

Lokal

Foto: Zulfydar Zaidar Mochtar Dukung Pemerintah Percepat Penanganan Kesehatan Masyarakat melalui Pembangunan Puskesmas | Pifa Net

Zulfydar Zaidar Mochtar Dukung Pemerintah Percepat Penanganan Kesehatan Masyarakat melalui Pembangunan Puskesmas

PIFA, Lokal - Anggota DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar, mengakui bahwa pembangunan Puskesmas di kota tersebut merupakan sebuah keberhasilan dari upaya pemerintah dalam merencanakan program yang berdampak luas bagi masyarakat terkait penanganan kesehatan. Zulfydar menyampaikan apresiasinya terhadap rencana pembangunan tiga Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) di kota tersebut, yaitu Puskesmas Siantan Hulu, Puskesmas Telaga Biru, dan Puskesmas Tanjung Hulu. Sebagai wakil ketua komisi 4 DPRD, ia menyatakan dukungannya terhadap inisiatif pemerintah untuk mempercepat penanganan kesehatan masyarakat melalui pembangunan Puskesmas. Menurut Zulfydar, keberadaan Puskesmas diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap permasalahan kesehatan, stunting, dan masalah gizi di masyarakat. Ia menekankan bahwa dengan adanya Puskesmas, tindakan awal atau penanganan kesehatan yang tidak bersifat berat dapat dilakukan secara cepat, sementara tindakan lebih lanjut dapat dirujuk ke rumah sakit setempat. "Tentu dengan penanganan ini, baik tindakan rumah sakit atau penyuluhan berkaitan dengan stunting, penyuluhan bidang kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan itu sendiri maupun sanitasi kita harapkan menjadikan daerah Siantan Hulu dan Telaga Biru mempunyai percepatan dalam rangka kesehatan pembangunan Kota Pontianak," ungkap Zulfydar. Ia juga menyoroti bahwa isu stunting telah menjadi perhatian serius dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota. Dengan pembangunan Puskesmas, diharapkan penanganan masalah tersebut dapat lebih efektif dan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat di Kota Pontianak. (ad)

Pontianak
| Rabu, 10 Januari 2024

Lokal

Foto: Patahan Dahan Pohon Timpa Kabel Listrik di Jalan Imam Bonjol | Pifa Net

Patahan Dahan Pohon Timpa Kabel Listrik di Jalan Imam Bonjol

Berita Pontianak, PIFA - Tim SAR Subdit Gasum Direktorat Samapta merespon laporan warga tentang adanya Dahan Pohon yang patah akibat Angin Kencang di Jalan Imam Bonjol Kamis, 24 Febuari 2022 Pukul 16.30 WIB. Tim Perbantuan dan SAR Dit Samapta langsung menuju ke Lokasi yang sangat membahayakan jiwa. Tim SAR Dit Samapta Polda Kalbar dibawah pimpinan Aipda Sulis, dengan sangat hati-hati memindahkan dahan pohon patah yang menimpa Kabel Listrik Bertegangan Tinggi itu dengan menggunakan Kendaraan Khusus yang dimiliki oleh Direktorat Samapta. Evakuasi berjalan dengan lancar dan dahan pohon yang patah tadi dapat disingkirkan dari kabel listrik. Lalu lintas pun kembali berjalan normal. (rs)

Pontianak
| Kamis, 24 Februari 2022
2
4
8
9
3
5
2
4
8
9
3
5
2
4
8
9
3
5