Lifestyle
7 Cara Mengolah Daging Kambing Agar Tidak Bau
PIFA, Lifestyle - Saat mengolah daging kambing, ada beberapa langkah yang dapat diikuti untuk memastikan bahwa aroma tidak sedap yang sering dikaitkan dengan daging kambing dapat dikurangi atau dihilangkan sepenuhnya. Berikut merupakan beberapa langkah mengolah daging kambing agar tidak bau yang bisa Anda ikuti: 1. Pastikan Daging Segar Pastikan Anda memilih daging kambing yang masih segar dan berkualitas baik. Daging yang segar memiliki aroma yang lebih minim dan kualitas yang lebih baik. 2. Bersihkan Daging dengan Benar Sebelum memasak, bersihkan daging kambing secara menyeluruh dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan darah yang masih menempel. Anda juga bisa menggunakan air perasan jeruk nipis atau cuka untuk membantu menghilangkan bau yang kuat. 3. Rendam dalam Larutan Asam Sebelum memasak, rendam daging dalam larutan asam seperti air jeruk nipis, cuka, atau air beras yang telah difermentasi (beras merah). Asam dalam larutan tersebut dapat membantu menghilangkan bau yang tidak sedap. Biarkan daging terendam selama 15-30 menit sebelum dimasak. 4. Gunakan Rempah-rempah yang Kuat Saat memasak daging kambing, tambahkan rempah-rempah yang kuat seperti bawang putih, jahe, merica, jintan, atau ketumbar. Rempah-rempah ini tidak hanya memberikan aroma dan rasa yang kaya, tetapi juga dapat membantu mengurangi bau yang kuat dari daging kambing. 5. Panggang atau Rebus dengan Bumbu Jika Anda ingin memasak daging kambing utuh, pertimbangkan untuk memanggangnya atau merebusnya dengan tambahan bumbu seperti bawang putih, jahe, serai, daun salam, atau rempah-rempah lainnya. Proses memanggang atau merebus dengan bumbu ini dapat membantu meresapkan aroma yang lezat ke dalam daging dan mengurangi bau yang tidak diinginkan. 6. Gunakan Air Perasan Jeruk Nipis Ketika memasak potongan daging kambing seperti gulai atau semur, Anda bisa menambahkan air perasan jeruk nipis untuk meredakan bau yang kuat. Air jeruk nipis dapat memberikan aroma yang segar dan meredakan bau yang dominan pada daging kambing. 7. Gunakan Bumbu Alami Penghilang Bau Beberapa bumbu alami seperti daun pandan, daun salam, dan serai juga dapat membantu menghilangkan bau yang tidak sedap pada daging kambing. Tambahkan bumbu-bumbu ini saat memasak untuk memberikan aroma yang segar dan mengurangi bau yang tidak diinginkan. Pastikan untuk mengikuti langkah-langkah ini dengan hati-hati dan sesuai dengan resep yang Anda ikuti. Dengan cara ini, Anda dapat mengolah daging kambing dengan baik dan mengurangi bau yang tidak sedap. (ad)
Indonesia
| Selasa, 20 Juni 2023

Trending
Mengenal 3 Gaya Belajar Anak untuk Optimalkan Potensi Buah Hati
Indonesia
| Senin, 24 Juli 2023

Asiknya Menikmati Durian Musang King di Sibolang Durian Medan
Medan
| Kamis, 12 September 2024

7 Daftar Film yang Bakal Hilang dari Netflix Juli 2024, Buruan Tonton!
Indonesia
| Kamis, 18 Juli 2024

Sosialisasi Peningkatan Filosofi Sepak Bola Indonesia
Jakarta
| Kamis, 8 Desember 2022

Cuti Melahirkan 6 Bulan Resmi Disahkan, Ini Dia Manfaatnya untuk Ibu dan Bayi
Indonesia
| Kamis, 13 Juni 2024

Siap-siap Mudik, Ini Jadwal Libur Lebaran 2024
Indonesia
| Selasa, 26 Maret 2024

Awas! Tidur Siang Lebih Dari 30 Menit Dapat Meningkatkan Resiko Penyakit Jantung
Indonesia
| Rabu, 3 Mei 2023

Berita Terbaru
Lifestyle

Selain Makanan, Ini 5 Faktor yang Bisa Picu Lonjakan Gula Darah
PIFA, Lifestyle – Lonjakan gula darah kerap diasosiasikan dengan konsumsi makanan berlebihan. Namun, menurut Konsultan Endokrinologi dan Diabetesi Rumah Sakit Wockhardt Mumbai, dr. Pranav Ghody, ada lima faktor lain yang dapat memicu peningkatan gula darah tanpa keterlibatan makanan.Dilansir India Express, Selasa (12/8), faktor tersebut meliputi stres, kurang tidur, olahraga, infeksi, dan perubahan hormonal.Pada kondisi stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang memicu hati mengeluarkan glukosa cadangan demi menjaga energi. Respons ini berguna pada situasi darurat, namun berpotensi berbahaya bila stres terjadi terus-menerus.Kurang tidur juga menjadi penyebab lain. “Satu malam kurang tidur saja dapat membuat tubuh lebih resisten terhadap insulin untuk sementara waktu, dan itu bisa membuat glukosa dalam darah menjadi lebih lama,” jelas dr. Pranav.Olahraga pun dapat menyebabkan lonjakan gula darah sementara karena tubuh melepaskan glukosa untuk memenuhi kebutuhan energi. Meski begitu, faktor ini justru bermanfaat karena latihan rutin dapat meningkatkan kontrol gula darah.Infeksi juga memicu kenaikan gula darah karena sistem kekebalan bekerja lebih keras dan membutuhkan energi ekstra dalam bentuk glukosa.Sementara itu, perubahan hormonal—terutama pada wanita saat menstruasi, perimenopause, dan menopause—dapat membuat tubuh kurang sensitif terhadap insulin sehingga gula darah berfluktuasi.Dr. Pranav menekankan bahwa lonjakan gula darah tidak selalu berdampak negatif, misalnya saat tubuh memerlukannya untuk olahraga atau melawan penyakit. Namun, lonjakan akibat stres, kurang tidur, atau perubahan hormonal sebaiknya dihindari karena berisiko memicu masalah gula darah jangka panjang.Memahami faktor-faktor ini dinilai penting untuk membantu mengelola gaya hidup dan mencegah komplikasi terkait gula darah.
Lifestyle
| Kamis, 21 Agustus 2025
Lifestyle

Secangkir Kopi atau Teh di Pagi Hari Terbukti Tingkatkan Suasana Hati
PIFA, Lifestyle – Mengawali hari dengan secangkir kopi atau teh ternyata dapat memberikan dorongan positif bagi suasana hati. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Scientific Reports dan dilaporkan Times of India, Rabu, mengungkapkan adanya hubungan erat antara konsumsi kafein dengan peningkatan kondisi emosional, terutama jika dilakukan setiap hari di pagi hari.Penelitian tersebut menemukan bahwa asupan kafein dalam jumlah kecil hingga sedang dapat memicu emosi positif seperti kewaspadaan, antusiasme, dan motivasi, khususnya jika diminum segera setelah bangun tidur. Efek ini paling terasa sekitar 2,5 jam setelah seseorang terbangun, dipengaruhi oleh faktor seperti tingkat kelelahan, kualitas tidur, dan lingkungan sosial.Kopi di pagi hari diketahui memberikan dampak signifikan terhadap suasana hati, sementara teh, meski mengandung kafein lebih sedikit, tetap memberikan efek positif berkat kandungan L-theanine yang membantu relaksasi, meningkatkan fokus, dan mengurangi stres.Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa efek peningkatan emosi positif lebih besar ketika kopi atau teh diminum bersama teman atau kolega dibandingkan saat menikmatinya sendiri. Namun, konsumsi di sore hari, sekitar 10–12 jam setelah bangun, cenderung kurang berpengaruh terhadap suasana hati.Selain itu, tingkat kelelahan, kebiasaan minum kafein, dan faktor genetik turut memengaruhi besarnya manfaat yang dirasakan. Peneliti menegaskan, konsumsi kopi atau teh di pagi hari lebih cenderung menimbulkan emosi positif dibandingkan efek negatif seperti kesedihan atau kecemasan.
Lifestyle
| Senin, 18 Agustus 2025
Lifestyle

Ahli Gizi Ungkap Jenis Makanan yang Tepat Dikonsumsi Sebelum Berlari
PIFA, Lifestyle – Olahraga lari dikenal sebagai aktivitas yang menguji daya tahan, stamina, sekaligus membakar kalori tubuh secara efektif. Namun, pemilihan makanan sebelum berlari memegang peran penting untuk memastikan tubuh mendapatkan energi yang tepat tanpa mengganggu performa.Dilansir Hindustan Times, Kamis (14/8), ahli gizi olahraga asal Dubai, Carolina Villalta, membagikan panduan jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi sesuai jarak waktu sebelum berlari.Jika memiliki waktu sekitar dua jam, Carolina menyarankan konsumsi makanan standar yang mengandung protein, lemak, dan sedikit karbohidrat. Menu ini dinilai lebih mudah dicerna dan memberi energi berkelanjutan, seperti nasi dengan telur, oat, buah, selai kacang, roti panggang, alpukat, atau ham.Untuk waktu 45–60 menit sebelum berlari, ia menyarankan menghindari makanan berat dan memilih karbohidrat ringan yang cepat dicerna, misalnya roti panggang dengan pisang dan kayu manis, roti panggang dengan madu atau selai, atau semangkuk buah segar.Bila hanya memiliki waktu 30 menit, Carolina menekankan pentingnya menjaga asupan tetap ringan sambil mengisi kembali glikogen dan cairan tubuh. Pilihan menu bisa berupa 2–3 biji kurma dengan 200 ml air, semangka, smoothie kecil dari pisang, beri, dan susu oat, atau gel karbohidrat berukuran kecil.Sementara itu, bagi yang memiliki waktu kurang dari 15 menit sebelum berlari, ia tidak merekomendasikan makanan padat sama sekali. Sebagai gantinya, konsumsi minuman elektrolit atau sesendok madu dapat menjadi pilihan cepat untuk memberi energi tanpa membebani perut.Panduan ini diharapkan membantu pelari menyesuaikan asupan nutrisi sesuai waktu yang tersedia, sehingga performa tetap optimal dan risiko ketidaknyamanan saat berlari bisa diminimalkan.
Lifestyle
| Senin, 18 Agustus 2025
Berita Populer
Lifestyle

7 Cara Mengolah Daging Kambing Agar Tidak Bau
PIFA, Lifestyle - Saat mengolah daging kambing, ada beberapa langkah yang dapat diikuti untuk memastikan bahwa aroma tidak sedap yang sering dikaitkan dengan daging kambing dapat dikurangi atau dihilangkan sepenuhnya. Berikut merupakan beberapa langkah mengolah daging kambing agar tidak bau yang bisa Anda ikuti: 1. Pastikan Daging Segar Pastikan Anda memilih daging kambing yang masih segar dan berkualitas baik. Daging yang segar memiliki aroma yang lebih minim dan kualitas yang lebih baik. 2. Bersihkan Daging dengan Benar Sebelum memasak, bersihkan daging kambing secara menyeluruh dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan darah yang masih menempel. Anda juga bisa menggunakan air perasan jeruk nipis atau cuka untuk membantu menghilangkan bau yang kuat. 3. Rendam dalam Larutan Asam Sebelum memasak, rendam daging dalam larutan asam seperti air jeruk nipis, cuka, atau air beras yang telah difermentasi (beras merah). Asam dalam larutan tersebut dapat membantu menghilangkan bau yang tidak sedap. Biarkan daging terendam selama 15-30 menit sebelum dimasak. 4. Gunakan Rempah-rempah yang Kuat Saat memasak daging kambing, tambahkan rempah-rempah yang kuat seperti bawang putih, jahe, merica, jintan, atau ketumbar. Rempah-rempah ini tidak hanya memberikan aroma dan rasa yang kaya, tetapi juga dapat membantu mengurangi bau yang kuat dari daging kambing. 5. Panggang atau Rebus dengan Bumbu Jika Anda ingin memasak daging kambing utuh, pertimbangkan untuk memanggangnya atau merebusnya dengan tambahan bumbu seperti bawang putih, jahe, serai, daun salam, atau rempah-rempah lainnya. Proses memanggang atau merebus dengan bumbu ini dapat membantu meresapkan aroma yang lezat ke dalam daging dan mengurangi bau yang tidak diinginkan. 6. Gunakan Air Perasan Jeruk Nipis Ketika memasak potongan daging kambing seperti gulai atau semur, Anda bisa menambahkan air perasan jeruk nipis untuk meredakan bau yang kuat. Air jeruk nipis dapat memberikan aroma yang segar dan meredakan bau yang dominan pada daging kambing. 7. Gunakan Bumbu Alami Penghilang Bau Beberapa bumbu alami seperti daun pandan, daun salam, dan serai juga dapat membantu menghilangkan bau yang tidak sedap pada daging kambing. Tambahkan bumbu-bumbu ini saat memasak untuk memberikan aroma yang segar dan mengurangi bau yang tidak diinginkan. Pastikan untuk mengikuti langkah-langkah ini dengan hati-hati dan sesuai dengan resep yang Anda ikuti. Dengan cara ini, Anda dapat mengolah daging kambing dengan baik dan mengurangi bau yang tidak sedap. (ad)
Indonesia
| Selasa, 20 Juni 2023
Lifestyle

Mengenal 3 Gaya Belajar Anak untuk Optimalkan Potensi Buah Hati
PIFA, Lifestyle - Setiap anak unik dengan kemampuan dan kecenderungan belajar yang berbeda-beda. Mengenali gaya belajar anak lebih dini menjadi langkah penting dalam upaya mengoptimalkan potensi mereka secara efektif. Psikolog Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., Psikolog., CPC mengungkapkan tiga cara gaya belajar anak yang perlu diperhatikan orang tua agar tidak salah memahami anak dan menganggap mereka sulit diatur. 1. Gaya Belajar Visual Anak-anak yang bergaya belajar visual lebih suka belajar dengan bantuan penglihatan. Mereka cenderung lebih menikmati pembelajaran ketika ada unsur visual, seperti ilustrasi gambar, infografis, atau media warna-warni. Dalam lingkungan belajar, penggunaan media visual yang menarik dapat membantu anak-anak ini lebih mudah mengingat informasi. 2. Gaya Belajar Auditori Anak-anak dengan gaya belajar auditori lebih berfokus pada pendengaran. Meskipun terlihat seperti tidak memperhatikan saat belajar, sebenarnya mereka cenderung mendengarkan secara aktif. Orang tua dapat mendukung anak-anak dengan gaya belajar ini dengan cara membacakan materi pembelajaran dengan lantang, sehingga anak dapat mendengarkan dengan baik dan mengingat informasi lebih baik. 3. Gaya Belajar Kinestetis Anak-anak dengan gaya belajar kinestetis belajar sambil bergerak atau berpindah posisi. Mereka mungkin terlihat gelisah dan tidak bisa duduk diam saat belajar, namun hal ini merupakan cara mereka memproses informasi dengan lebih baik. Anak-anak kinestetis dapat belajar dengan lebih efektif jika diberikan kesempatan untuk bergerak dan menggunakan gerakan tubuh mereka saat belajar. Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki kombinasi gaya belajar yang berbeda, meskipun ada yang dominan. Tidak ada gaya belajar yang salah, dan menghormati gaya belajar masing-masing anak akan membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.
Indonesia
| Senin, 24 Juli 2023
Lifestyle

Asiknya Menikmati Durian Musang King di Sibolang Durian Medan
PIFA, Lifestyle - Berkunjung ke Medan, sangat disayangkan jika tak menikmati sensasi makan durian. Di Medan dapat dengan mudah menemukan berbagai jenis kedai durian enak, salah satunya adalah Sibolang Durian, yang berlokasi di Jalan Iskandar Muda, Medan.Sibolang Durian adalah salah satu tempat makan durian yang hits di kota Medan yang wajib kamu kunjungi. Cukup berbeda dengan tempat makan durian di kota Medan yang lainnya, Sibolang Durian ini memiliki tempatyang instagramable. Jadi, sangat cocok untuk dijadikan tempat nongkrong untuk berbagai kalangan.Durian Si Bolang ini sudah eksis sejak tahun 2016 dan kerap dipilih jadi tempat makan durian para politisi hingga pejabat ternama, termasuk Presiden RI Joko Widodo.Disini yang durian yang paling populer adalah durian jenis musang king. Buahnya begitu lembut dan legit. Selain menawarkan sejumlah menu Durian, di antaranya Ketan Durian, Dodol durian dan es krim durian. Sibolang Durian ini berdiri sejak 2016 atau tiga tahun lalu. Dalam sehari, Sibolang Durian bisa menjual 100 Lebih buah durian dengan harga Rp65 ribu per kilogram. Durian didapat dari petani duren di sekitar wilayah Sumatera Utara, yang memang banyak memiliki pohon atau perkebunan duren.
Medan
| Kamis, 12 September 2024
Feeds
Selain Makanan, Ini 5 Faktor yang Bisa Picu Lonjakan Gula Darah
PIFA, Lifestyle – Lonjakan gula darah kerap diasosiasikan dengan konsumsi makanan berlebihan. Namun, menurut Konsultan Endokrinologi dan Diabetesi Rumah Sakit Wockhardt Mumbai, dr. Pranav Ghody, ada lima faktor lain yang dapat memicu peningkatan gula darah tanpa keterlibatan makanan.Dilansir India Express, Selasa (12/8), faktor tersebut meliputi stres, kurang tidur, olahraga, infeksi, dan perubahan hormonal.Pada kondisi stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang memicu hati mengeluarkan glukosa cadangan demi menjaga energi. Respons ini berguna pada situasi darurat, namun berpotensi berbahaya bila stres terjadi terus-menerus.Kurang tidur juga menjadi penyebab lain. “Satu malam kurang tidur saja dapat membuat tubuh lebih resisten terhadap insulin untuk sementara waktu, dan itu bisa membuat glukosa dalam darah menjadi lebih lama,” jelas dr. Pranav.Olahraga pun dapat menyebabkan lonjakan gula darah sementara karena tubuh melepaskan glukosa untuk memenuhi kebutuhan energi. Meski begitu, faktor ini justru bermanfaat karena latihan rutin dapat meningkatkan kontrol gula darah.Infeksi juga memicu kenaikan gula darah karena sistem kekebalan bekerja lebih keras dan membutuhkan energi ekstra dalam bentuk glukosa.Sementara itu, perubahan hormonal—terutama pada wanita saat menstruasi, perimenopause, dan menopause—dapat membuat tubuh kurang sensitif terhadap insulin sehingga gula darah berfluktuasi.Dr. Pranav menekankan bahwa lonjakan gula darah tidak selalu berdampak negatif, misalnya saat tubuh memerlukannya untuk olahraga atau melawan penyakit. Namun, lonjakan akibat stres, kurang tidur, atau perubahan hormonal sebaiknya dihindari karena berisiko memicu masalah gula darah jangka panjang.Memahami faktor-faktor ini dinilai penting untuk membantu mengelola gaya hidup dan mencegah komplikasi terkait gula darah.
Lifestyle
| Kamis, 21 Agustus 2025

Secangkir Kopi atau Teh di Pagi Hari Terbukti Tingkatkan Suasana Hati
PIFA, Lifestyle – Mengawali hari dengan secangkir kopi atau teh ternyata dapat memberikan dorongan positif bagi suasana hati. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Scientific Reports dan dilaporkan Times of India, Rabu, mengungkapkan adanya hubungan erat antara konsumsi kafein dengan peningkatan kondisi emosional, terutama jika dilakukan setiap hari di pagi hari.Penelitian tersebut menemukan bahwa asupan kafein dalam jumlah kecil hingga sedang dapat memicu emosi positif seperti kewaspadaan, antusiasme, dan motivasi, khususnya jika diminum segera setelah bangun tidur. Efek ini paling terasa sekitar 2,5 jam setelah seseorang terbangun, dipengaruhi oleh faktor seperti tingkat kelelahan, kualitas tidur, dan lingkungan sosial.Kopi di pagi hari diketahui memberikan dampak signifikan terhadap suasana hati, sementara teh, meski mengandung kafein lebih sedikit, tetap memberikan efek positif berkat kandungan L-theanine yang membantu relaksasi, meningkatkan fokus, dan mengurangi stres.Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa efek peningkatan emosi positif lebih besar ketika kopi atau teh diminum bersama teman atau kolega dibandingkan saat menikmatinya sendiri. Namun, konsumsi di sore hari, sekitar 10–12 jam setelah bangun, cenderung kurang berpengaruh terhadap suasana hati.Selain itu, tingkat kelelahan, kebiasaan minum kafein, dan faktor genetik turut memengaruhi besarnya manfaat yang dirasakan. Peneliti menegaskan, konsumsi kopi atau teh di pagi hari lebih cenderung menimbulkan emosi positif dibandingkan efek negatif seperti kesedihan atau kecemasan.
Lifestyle
| Senin, 18 Agustus 2025

Ahli Gizi Ungkap Jenis Makanan yang Tepat Dikonsumsi Sebelum Berlari
PIFA, Lifestyle – Olahraga lari dikenal sebagai aktivitas yang menguji daya tahan, stamina, sekaligus membakar kalori tubuh secara efektif. Namun, pemilihan makanan sebelum berlari memegang peran penting untuk memastikan tubuh mendapatkan energi yang tepat tanpa mengganggu performa.Dilansir Hindustan Times, Kamis (14/8), ahli gizi olahraga asal Dubai, Carolina Villalta, membagikan panduan jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi sesuai jarak waktu sebelum berlari.Jika memiliki waktu sekitar dua jam, Carolina menyarankan konsumsi makanan standar yang mengandung protein, lemak, dan sedikit karbohidrat. Menu ini dinilai lebih mudah dicerna dan memberi energi berkelanjutan, seperti nasi dengan telur, oat, buah, selai kacang, roti panggang, alpukat, atau ham.Untuk waktu 45–60 menit sebelum berlari, ia menyarankan menghindari makanan berat dan memilih karbohidrat ringan yang cepat dicerna, misalnya roti panggang dengan pisang dan kayu manis, roti panggang dengan madu atau selai, atau semangkuk buah segar.Bila hanya memiliki waktu 30 menit, Carolina menekankan pentingnya menjaga asupan tetap ringan sambil mengisi kembali glikogen dan cairan tubuh. Pilihan menu bisa berupa 2–3 biji kurma dengan 200 ml air, semangka, smoothie kecil dari pisang, beri, dan susu oat, atau gel karbohidrat berukuran kecil.Sementara itu, bagi yang memiliki waktu kurang dari 15 menit sebelum berlari, ia tidak merekomendasikan makanan padat sama sekali. Sebagai gantinya, konsumsi minuman elektrolit atau sesendok madu dapat menjadi pilihan cepat untuk memberi energi tanpa membebani perut.Panduan ini diharapkan membantu pelari menyesuaikan asupan nutrisi sesuai waktu yang tersedia, sehingga performa tetap optimal dan risiko ketidaknyamanan saat berlari bisa diminimalkan.
Lifestyle
| Senin, 18 Agustus 2025

Psikolog Ungkap Aktivitas yang Dapat Membantu Pemulihan Burnout Akibat Pekerjaan
PIFA, Lifestyle - Psikolog Klinis A. Kasandra Putranto mengungkapkan sejumlah faktor dan aktivitas yang dapat membantu pemulihan dari kelelahan bekerja (burnout) yang diakibatkan aktivitas pekerjaan. Burnout, menurutnya, merupakan kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik yang memerlukan penanganan holistik.“Sejumlah aktivitas dapat direkomendasikan sebagai bagian dari proses pemulihan, baik secara preventif maupun kuratif, dengan tujuan memulihkan keseimbangan psikologis dan meningkatkan ketahanan individu terhadap stres kerja,” kata Kasandra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.Ia menjelaskan, akses terhadap layanan kesehatan mental seperti konseling psikologis, terapi perilaku kognitif (CBT), atau dukungan psikiatri penting bagi proses pemulihan. Layanan tersebut memberi ruang bagi individu untuk memahami sumber stres, membangun strategi koping, dan mengembalikan produktivitas kerja.Pemulihan burnout juga perlu dukungan dari lingkungan kerja, keluarga, serta perubahan gaya hidup. Hal ini mencakup manajemen waktu, aktivitas fisik, tidur yang cukup, dan rekreasi psikologis.Kasandra merekomendasikan beberapa aktivitas untuk membantu proses pemulihan, antara lain:Relaksasi dan regulasi emosi, seperti pernapasan dalam, meditasi mindfulness, yoga, tai chi, dan relaksasi otot progresif.Aktivitas fisik yang merangsang produksi endorfin, misalnya berjalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, atau aerobik minimal 30 menit per hari.Aktivitas kreatif untuk mengekspresikan diri, seperti menggambar, menulis jurnal, bermain musik, berkebun, atau membuat kerajinan tangan.Aktivitas sosial yang membangun komunikasi terbuka dengan keluarga, teman, atau komunitas.Perawatan diri melalui tidur berkualitas, pola makan seimbang, hidrasi cukup, serta menghindari konsumsi alkohol, kafein, dan zat adiktif berlebihan.Refleksi diri dan reorientasi tujuan hidup, seperti menulis jurnal reflektif atau menata ulang tujuan karier agar selaras dengan nilai pribadi.Menurut Kasandra, pemulihan burnout tidak terjadi secara instan. Kecepatan prosesnya bergantung pada tingkat keparahan, dukungan lingkungan, dan keterlibatan individu dalam menjalani langkah-langkah pemulihan.
Lifestyle
| Sabtu, 16 Agustus 2025

Ahli: Tidur Berkualitas 7–9 Jam Per Hari Penting untuk Kesehatan Fisik, Mental, dan Emosional
PIFA, Lifestyle – Tidur bukan sekadar istirahat, melainkan “tombol reset” vital bagi tubuh yang memengaruhi hampir semua fungsi utama. Direktur Pulmonologi RS CK Birla, New Delhi, India, Dr. Vikas Mittal, menegaskan bahwa tidur adalah kewajiban, bukan pilihan, dan harus menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian.“Tidur yang buruk atau tidak memadai dapat mengganggu berbagai sistem penting, memengaruhi segalanya mulai dari warna kulit hingga kekebalan tubuh,” ujarnya, seperti dikutip Hindustan Times, Kamis.Ia merekomendasikan waktu tidur ideal selama tujuh hingga sembilan jam per hari demi ketajaman mental, kesehatan fisik, dan keseimbangan emosional.Kurang tidur berdampak negatif pada berbagai bagian tubuh, di antaranya:Kulit – Proses perbaikan dan regenerasi sel memuncak saat tidur nyenyak. Kekurangan tidur dapat menyebabkan kulit kusam, lingkaran hitam, penuaan dini, meningkatnya kadar kortisol, dan menurunnya produksi kolagen.Jantung – Tidur membantu mengatur tekanan darah dan memberi waktu istirahat pada sistem kardiovaskular. Kurang tidur kronis meningkatkan risiko hipertensi, serangan jantung, stroke, dan aritmia.Usus – Tidur berkaitan erat dengan keseimbangan mikrobioma usus. Gangguan tidur dapat memicu masalah pencernaan, meningkatkan keinginan makan tidak sehat, dan memengaruhi berat badan.Otak – Kekurangan tidur menurunkan fungsi kognitif, pengambilan keputusan, konsentrasi, dan dikaitkan dengan risiko penyakit Alzheimer.Suasana hati – Tidur yang kurang dapat memicu kecemasan, mudah tersinggung, dan depresi.Kekebalan tubuh – Saat tidur nyenyak, tubuh memproduksi sitokin untuk melawan infeksi, peradangan, dan stres. Kurang tidur membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan memperlambat pemulihan.Dr. Mittal menekankan bahwa memprioritaskan tidur berkualitas adalah investasi penting bagi kesehatan jangka panjang.
Lifestyle
| Kamis, 21 Agustus 2025

Dokter Ortopedi: Aktif Bergerak dan Nutrisi Tepat Kunci Cegah Penurunan Massa Tulang dan Otot di Usia Tua
PIFA, Lifestyle – Pengurangan massa tulang dan otot yang kerap terjadi di usia lanjut dapat memengaruhi kemandirian seseorang. Dokter spesialis ortopedi dari Universitas Padjajaran, dr. Kiki Novito Sp.OT (K), menegaskan bahwa kondisi ini dapat dilawan dengan tetap aktif bergerak dan menjaga pola makan bergizi seimbang.“Kunci menjaga kesehatan tulang adalah tetap terus aktif, olahraga yang memberikan load ke tulang, dan diet yang terukur. Tujuannya untuk melawan pengurangan massa tulang dan otot yang akan berlanjut lebih tajam pada usia tua,” ujarnya kepada ANTARA, Kamis (31/7) malam.Kiki menjelaskan bahwa kualitas tulang yang baik sebaiknya dipersiapkan sejak muda sebagai “tabungan” untuk usia lanjut. Aktivitas fisik seperti jogging, latihan penguatan inti tubuh (body core strengthening), dan latihan beban dapat membantu deposisi kalsium ke tulang.Massa tulang umumnya mencapai puncaknya di usia sekitar 30 tahun, kemudian mulai berkurang sejak usia 50 tahun. Sementara massa otot sudah mulai menurun sejak usia 30 tahun jika tidak dijaga dengan baik.Untuk menjaga kekuatan tulang, Kiki menyarankan konsumsi rutin makanan kaya kalsium, seperti susu dan produk olahannya, ikan, sayuran hijau, telur, kacang-kacangan (khususnya kedelai), serta aktif di luar ruangan untuk membantu pembentukan vitamin D. Ia juga mengingatkan untuk menghindari kebiasaan yang dapat mengurangi kepadatan tulang, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penyalahgunaan obat.Khusus vitamin D, Kiki merekomendasikan paparan sinar matahari langsung, atau mengonsumsi makanan yang diperkaya vitamin D, seperti susu fortifikasi atau suplemen, karena sumber alami seperti minyak ikan dan jamur mungkin jarang ditemui.Bagi lansia, aktivitas fisik tetap penting dilakukan, namun sebaiknya memilih olahraga berdampak ringan, seperti aerobik, latihan yang memberikan beban pada tulang dan otot, serta menjaga kelenturan sendi. Aktivitas anaerobik intens, gerakan mendadak, atau lompatan tanpa persiapan topangan tubuh yang baik sebaiknya dihindari.“Untuk menjaga kualitas tulang dan otot alat gerak atas, penting bermain beban secara terukur. Lansia juga sebaiknya rutin memeriksakan kondisi jantung, pernapasan, aliran darah, dan kesehatan sendi,” tambahnya.
Lifestyle
| Kamis, 14 Agustus 2025

Psikolog UI: Orang Tua Perlu Bangun Komunikasi Terbuka untuk Cegah Anak Merokok
PIFA, Lifestyle – Psikolog Klinis Anak dan Remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI), Vera Itabiliana Hadiwidjojo, menekankan pentingnya komunikasi terbuka antara orang tua dan anak untuk menanamkan pemahaman mengenai rokok dan bahayanya.“Orang tua perlu membangun komunikasi dalam diskusi yang terbuka, tidak menghakimi, dan tidak langsung marah saat mengetahui anak mencoba rokok," ujarnya kepada Antara, Jumat (15/8).Menurut Vera, pendekatan harus empati dan edukatif, dengan menanyakan alasan anak tertarik mencoba rokok, serta menjelaskan dampaknya secara konkret, seperti gangguan pernapasan, kecanduan nikotin, dan dampak sosial jangka panjang.Ia menyarankan orang tua menggunakan bahasa yang sesuai usia, memberi contoh hidup sehat, menghadirkan lingkungan bebas asap rokok di rumah, serta memberikan alternatif positif untuk mengelola stres seperti olahraga, seni, atau kegiatan komunitas.Vera juga mengingatkan agar orang tua memantau pergaulan anak dan memberi ruang eksplorasi sehat agar anak tidak mencari petualangan melalui rokok.Remaja, kata dia, biasanya mencoba rokok karena rasa ingin tahu, pengaruh teman sebaya, meniru orang di lingkungan, ingin terlihat dewasa, sebagai bentuk pemberontakan, atau untuk mengurangi stres dan kecemasan.
Lifestyle
| Selasa, 12 Agustus 2025

Studi di Finlandia: Gaya Hidup Sehat Turunkan Risiko Demensia
PIFA, Lifesyle – Penyakit Alzheimer dan demensia memberi beban emosional, sosial, dan finansial yang besar bagi penderita maupun keluarga. Meski pengobatan terbaru menjanjikan hasil pada tahap awal Alzheimer, pencegahan tetap penting dilakukan.Sebuah studi di Finlandia, Finnish Geriatric Intervention Study to Prevent Cognitive Impairment and Disability (FINGER), menunjukkan bahwa gabungan perubahan gaya hidup sehat mampu meningkatkan daya ingat dan fungsi kognitif lansia berusia 60–79 tahun yang berisiko tinggi terkena demensia.Peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mendapat dukungan intensif dari profesional, mengikuti pertemuan rutin, latihan fisik, latihan kognitif, kegiatan sosial, serta pola makan sehat seperti sayuran hijau, beri, kacang, minyak zaitun, dan ikan. Kelompok kedua menjalani program mandiri dengan akses informasi dan pemeriksaan kesehatan tahunan.Hasilnya, kedua kelompok mengalami peningkatan fungsi otak secara keseluruhan. Namun, kelompok dengan pendampingan intensif mencatat kemajuan lebih besar dalam perencanaan, pemecahan masalah, dan multitasking.Peneliti menegaskan bahwa olahraga teratur, pola makan sehat, stimulasi mental, dan interaksi sosial dapat memberikan manfaat nyata bagi kesehatan otak, khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi mengalami demensia.
Lifestyle
| Selasa, 12 Agustus 2025

Dokter Sarankan Pembersih Wajah dengan pH Rendah
PIFA, Lifestyle – Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Hafiza Fikri Fadel, Sp.KK, FINSDV, PGC, menyarankan penggunaan pembersih wajah dengan pH rendah, mendekati pH alami kulit yang berada di kisaran 4,5–5,5.Menurutnya, produk dengan pH rendah membantu menjaga mantel asam, lapisan pelindung alami kulit, sehingga aman digunakan baik untuk kulit sensitif maupun normal selama sesuai kebutuhan.Hafiza mengingatkan pengguna untuk memerhatikan reaksi kulit setelah memakai produk. Jika muncul kemerahan, gatal, perih, atau rasa terbakar, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter karena gejala tersebut bisa menandakan iritasi.Ia menambahkan, iritasi kerap terjadi akibat kombinasi bahan yang kurang tepat saat menggunakan beberapa produk sekaligus atau karena cara pemakaian yang tidak benar.
Lifestyle
| Minggu, 10 Agustus 2025

Dokter Ingatkan Perawatan Kulit Perlu Disesuaikan dengan Perubahan Cuaca
PIFA, Lifestyle - Dermatolog dr. Hafiza Fikri Fadel, Sp.KK, FINSDV, PGC, menekankan pentingnya menyesuaikan perawatan kulit dengan kondisi cuaca. Menurutnya, perubahan lingkungan seperti musim pancaroba dapat memengaruhi kesehatan kulit, terutama pada kulit sensitif yang membutuhkan waktu untuk beradaptasi.Ia menyarankan tetap melakukan perawatan dasar seperti membersihkan wajah, menggunakan pelembap, dan tabir surya, serta memperhatikan asupan makanan, air, vitamin, makronutrien, dan mikronutrien. Asupan antioksidan juga diperlukan, baik dari makanan maupun produk perawatan kulit yang mengandung vitamin A, E, dan C, untuk melindungi kulit dari stres oksidatif akibat polusi.
Lifestyle
| Kamis, 21 Agustus 2025


Berita Rekomendasi
Lifestyle

7 Cara Mengolah Daging Kambing Agar Tidak Bau
PIFA, Lifestyle - Saat mengolah daging kambing, ada beberapa langkah yang dapat diikuti untuk memastikan bahwa aroma tidak sedap yang sering dikaitkan dengan daging kambing dapat dikurangi atau dihilangkan sepenuhnya. Berikut merupakan beberapa langkah mengolah daging kambing agar tidak bau yang bisa Anda ikuti: 1. Pastikan Daging Segar Pastikan Anda memilih daging kambing yang masih segar dan berkualitas baik. Daging yang segar memiliki aroma yang lebih minim dan kualitas yang lebih baik. 2. Bersihkan Daging dengan Benar Sebelum memasak, bersihkan daging kambing secara menyeluruh dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan darah yang masih menempel. Anda juga bisa menggunakan air perasan jeruk nipis atau cuka untuk membantu menghilangkan bau yang kuat. 3. Rendam dalam Larutan Asam Sebelum memasak, rendam daging dalam larutan asam seperti air jeruk nipis, cuka, atau air beras yang telah difermentasi (beras merah). Asam dalam larutan tersebut dapat membantu menghilangkan bau yang tidak sedap. Biarkan daging terendam selama 15-30 menit sebelum dimasak. 4. Gunakan Rempah-rempah yang Kuat Saat memasak daging kambing, tambahkan rempah-rempah yang kuat seperti bawang putih, jahe, merica, jintan, atau ketumbar. Rempah-rempah ini tidak hanya memberikan aroma dan rasa yang kaya, tetapi juga dapat membantu mengurangi bau yang kuat dari daging kambing. 5. Panggang atau Rebus dengan Bumbu Jika Anda ingin memasak daging kambing utuh, pertimbangkan untuk memanggangnya atau merebusnya dengan tambahan bumbu seperti bawang putih, jahe, serai, daun salam, atau rempah-rempah lainnya. Proses memanggang atau merebus dengan bumbu ini dapat membantu meresapkan aroma yang lezat ke dalam daging dan mengurangi bau yang tidak diinginkan. 6. Gunakan Air Perasan Jeruk Nipis Ketika memasak potongan daging kambing seperti gulai atau semur, Anda bisa menambahkan air perasan jeruk nipis untuk meredakan bau yang kuat. Air jeruk nipis dapat memberikan aroma yang segar dan meredakan bau yang dominan pada daging kambing. 7. Gunakan Bumbu Alami Penghilang Bau Beberapa bumbu alami seperti daun pandan, daun salam, dan serai juga dapat membantu menghilangkan bau yang tidak sedap pada daging kambing. Tambahkan bumbu-bumbu ini saat memasak untuk memberikan aroma yang segar dan mengurangi bau yang tidak diinginkan. Pastikan untuk mengikuti langkah-langkah ini dengan hati-hati dan sesuai dengan resep yang Anda ikuti. Dengan cara ini, Anda dapat mengolah daging kambing dengan baik dan mengurangi bau yang tidak sedap. (ad)
Indonesia
| Selasa, 20 Juni 2023
Lifestyle

Mengenal 3 Gaya Belajar Anak untuk Optimalkan Potensi Buah Hati
PIFA, Lifestyle - Setiap anak unik dengan kemampuan dan kecenderungan belajar yang berbeda-beda. Mengenali gaya belajar anak lebih dini menjadi langkah penting dalam upaya mengoptimalkan potensi mereka secara efektif. Psikolog Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., Psikolog., CPC mengungkapkan tiga cara gaya belajar anak yang perlu diperhatikan orang tua agar tidak salah memahami anak dan menganggap mereka sulit diatur. 1. Gaya Belajar Visual Anak-anak yang bergaya belajar visual lebih suka belajar dengan bantuan penglihatan. Mereka cenderung lebih menikmati pembelajaran ketika ada unsur visual, seperti ilustrasi gambar, infografis, atau media warna-warni. Dalam lingkungan belajar, penggunaan media visual yang menarik dapat membantu anak-anak ini lebih mudah mengingat informasi. 2. Gaya Belajar Auditori Anak-anak dengan gaya belajar auditori lebih berfokus pada pendengaran. Meskipun terlihat seperti tidak memperhatikan saat belajar, sebenarnya mereka cenderung mendengarkan secara aktif. Orang tua dapat mendukung anak-anak dengan gaya belajar ini dengan cara membacakan materi pembelajaran dengan lantang, sehingga anak dapat mendengarkan dengan baik dan mengingat informasi lebih baik. 3. Gaya Belajar Kinestetis Anak-anak dengan gaya belajar kinestetis belajar sambil bergerak atau berpindah posisi. Mereka mungkin terlihat gelisah dan tidak bisa duduk diam saat belajar, namun hal ini merupakan cara mereka memproses informasi dengan lebih baik. Anak-anak kinestetis dapat belajar dengan lebih efektif jika diberikan kesempatan untuk bergerak dan menggunakan gerakan tubuh mereka saat belajar. Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki kombinasi gaya belajar yang berbeda, meskipun ada yang dominan. Tidak ada gaya belajar yang salah, dan menghormati gaya belajar masing-masing anak akan membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.
Indonesia
| Senin, 24 Juli 2023
Lifestyle

Asiknya Menikmati Durian Musang King di Sibolang Durian Medan
PIFA, Lifestyle - Berkunjung ke Medan, sangat disayangkan jika tak menikmati sensasi makan durian. Di Medan dapat dengan mudah menemukan berbagai jenis kedai durian enak, salah satunya adalah Sibolang Durian, yang berlokasi di Jalan Iskandar Muda, Medan.Sibolang Durian adalah salah satu tempat makan durian yang hits di kota Medan yang wajib kamu kunjungi. Cukup berbeda dengan tempat makan durian di kota Medan yang lainnya, Sibolang Durian ini memiliki tempatyang instagramable. Jadi, sangat cocok untuk dijadikan tempat nongkrong untuk berbagai kalangan.Durian Si Bolang ini sudah eksis sejak tahun 2016 dan kerap dipilih jadi tempat makan durian para politisi hingga pejabat ternama, termasuk Presiden RI Joko Widodo.Disini yang durian yang paling populer adalah durian jenis musang king. Buahnya begitu lembut dan legit. Selain menawarkan sejumlah menu Durian, di antaranya Ketan Durian, Dodol durian dan es krim durian. Sibolang Durian ini berdiri sejak 2016 atau tiga tahun lalu. Dalam sehari, Sibolang Durian bisa menjual 100 Lebih buah durian dengan harga Rp65 ribu per kilogram. Durian didapat dari petani duren di sekitar wilayah Sumatera Utara, yang memang banyak memiliki pohon atau perkebunan duren.