Lifestyle
Kesal Menghadapi Pertanyaan Pribadi Saat Lebaran? Ini Saran Psikolog
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Saat berkumpul bersama keluarga besar pada Hari Lebaran, tidak jarang muncul pertanyaan-pertanyaan pribadi dari kerabat yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi yang ditanya. Pertanyaan seputar pekerjaan, karier, hingga kehidupan pribadi seperti "Kapan nikah?" atau "Kapan punya anak?" kerap membuat sebagian orang merasa terusik.Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Ratih Ibrahim, menyatakan bahwa sulit untuk mengatur orang lain agar tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, ia menyarankan agar orang yang ditanya lebih memilih untuk memaklumi situasi tersebut."Susah juga ya untuk mengatur orang lain. Karena bisa saja itu cara mereka untuk relate, nyambung dengan kita. Dimaklumi saja," ujar Ratih saat dihubungi ANTARA pada Rabu.Ratih menyarankan agar pertanyaan-pertanyaan pribadi yang mengusik sebaiknya ditanggapi dengan santai dan tetap percaya diri."Senyumin aja. Tetap tegak, pede, dan santai saja. Ada hal-hal yang tidak perlu dijawab atau dijelaskan," kata Ratih, yang juga merupakan pendiri dan CEO Personal Growth, penyedia layanan psikologi profesional.Selain itu, ia menyarankan beberapa cara untuk menghadapi pertanyaan yang kurang nyaman, seperti meminta doa yang baik dari penanya atau mengalihkan pembicaraan ke topik lain, misalnya dengan bertanya balik mengenai kehidupan penanya."Minta didoakan yang baik-baik. Atau alihkan pembicaraan, tanya-tanya saja tentang dia yang bertanya, tentang keluarga, karier, dan lain-lain. Artinya, pertanyaan dikembalikan kepada si penanya. Tapi tetap ramah dan sopan ya," tambahnya.Selain mengalihkan topik, orang yang mendapat pertanyaan mengusik juga bisa mengajak si penanya untuk menikmati hidangan Lebaran yang telah disediakan. Menurut Ratih, cara ini bisa menjadi bentuk kode halus bahwa pertanyaan yang diajukan kurang nyaman bagi yang ditanya.Dengan sikap yang santai dan respons yang bijak, momen kebersamaan Lebaran tetap bisa dinikmati tanpa harus merasa terbebani oleh pertanyaan-pertanyaan pribadi.
Indonesia
| Rabu, 26 Maret 2025

Trending
Waspadai Tanda-tanda Awal Kanker Paru-paru yang Sering Diabaikan
Indonesia
| Minggu, 4 Mei 2025

Mengenal Micromanaging dan Cara Mengatasinya di Tempat Kerja
Indonesia
| Senin, 24 Juli 2023

Unik, Kreator Konten Jepang Ciptakan Lagu dari 100 Makanan Indonesia
Indonesia
| Rabu, 22 Mei 2024

Sosialisasi Peningkatan Filosofi Sepak Bola Indonesia
Jakarta
| Kamis, 8 Desember 2022

Resep Classy Yamaha Jadi Favorit di Hati Warga Bali
Bali
| Rabu, 16 Oktober 2024

Resep Opor Ayam, Hidangan Wajib Lebaran yang Nikmat Disantap bersama Keluarga
Indonesia
| Sabtu, 22 Maret 2025

Borderlands 3 Tersedia Gratis di Epic Game Store, Hingga 26 Mei 2022!
Dunia
| Jumat, 20 Mei 2022

Berita Terbaru
Lifestyle

Sakit Saat Musim Pancaroba? Ahli: Itu Tanda Imunitas Lemah, Ini Cara Menguatkannya
PIFA, Lifestyle — Kepala Ahli Patologi di Redcliffe Labs, Dr. Mayanka Lodha Seth, mengingatkan masyarakat bahwa sering mengalami infeksi, demam, hingga masalah kesehatan lain terutama saat terjadi perubahan cuaca atau suhu bisa menjadi tanda sistem kekebalan tubuh yang lemah. "Memperkuat kekebalan tubuh adalah kunci untuk mencegah infeksi dan tetap tangguh melawan penyakit," ujar Seth dalam wawancaranya bersama Hindustan Times, Rabu (16/7). Seth menegaskan, sistem kekebalan tubuh berperan sebagai garis pertahanan pertama melawan berbagai penyakit. Untuk menjaganya tetap optimal, dibutuhkan pola makan yang seimbang dan gaya hidup sehat, bukan sekadar mengandalkan pengobatan. Tips Meningkatkan Imunitas Secara Alami Berikut beberapa langkah sederhana yang disarankan Seth untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara alami: 1. Tidur Berkualitas Tidur cukup dan berkualitas adalah kunci utama memperkuat sistem imun. Kurang tidur menurunkan produksi sitokin, protein penting dalam melawan infeksi. Orang dewasa disarankan tidur 7-8 jam per malam. Studi menunjukkan orang yang tidur kurang dari 6 jam lebih mudah terserang penyakit. 2. Pola Makan Seimbang Konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya vitamin dan mineral penting: Vitamin C: dari buah jeruk. Zinc: dari biji-bijian dan kacang-kacangan. Antioksidan: yang membantu produksi sel darah putih. Makanan fermentasi seperti yoghurt (dadih) dan acar juga disarankan untuk menjaga kesehatan usus yang erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh. 3. Cukupi Asupan Air Air putih penting untuk mengeluarkan racun dari tubuh dan mendukung produksi getah bening yang berperan membawa sel-sel imun ke seluruh tubuh. Konsumsi 2,5 hingga 3 liter per hari sangat dianjurkan. Teh herbal dari bahan alami seperti tulsi, jahe, dan kunyit juga bisa membantu menjaga daya tahan tubuh, terutama saat musim hujan. 4. Aktif Bergerak Aktivitas fisik ringan hingga sedang, seperti jalan kaki atau yoga selama 30 menit per hari, terbukti membantu melancarkan sirkulasi darah sehingga sel kekebalan lebih mudah bergerak ke seluruh tubuh. 5. Kelola Stres Stres kronis terbukti menekan sistem kekebalan tubuh. Latihan pernapasan, yoga, istirahat dari layar gadget, dan manajemen waktu yang baik dapat membantu menurunkan kadar hormon stres kortisol. 6. Perhatikan Kebersihan Pribadi Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara rutin dan menghindari berbagi barang pribadi seperti handuk atau alat makan penting untuk mengurangi risiko penularan penyakit, khususnya saat musim hujan. 7. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin Skrining kesehatan seperti pemeriksaan gula darah dan fungsi hati secara berkala juga perlu dilakukan karena kondisi tersebut berpengaruh terhadap kekuatan sistem imun. "Kebiasaan kecil yang konsisten jauh lebih efektif menjaga kekebalan tubuh dibanding pengobatan saat sudah terlanjur sakit," pungkas Dr. Seth.
Lifestyle
| Jumat, 18 Juli 2025
Lifestyle

Psikiater Jiemi Ardian: Kecanduan Judi Online Bisa Berakar dari Trauma yang Tak Terselesaikan
PIFA, Lifestyle – Psikiater dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ, menyampaikan bahwa kecanduan terhadap judi online pada sebagian orang dapat disebabkan oleh trauma yang tidak terselesaikan, sehingga individu mencari pelampiasan kesenangan secara ekstrem. “Sebagian dari mereka kecanduan karena trauma, mencoba mengisi kekosongan dengan kesenangan yang besar. Kesenangan itu di luar kadar normal yang dibutuhkan oleh orang biasa,” ujar Jiemi dalam peluncuran bukunya Pulih dari Trauma di Gramedia Jalma, Jakarta, Minggu (13/7). Dokter lulusan Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menjelaskan bahwa trauma bisa mendorong seseorang mencari pengalaman intens, seperti berjudi, untuk menutupi luka batin yang tak sembuh. Hal itu menjadikan mereka lebih rentan terhadap kecanduan. Jiemi menekankan bahwa berhenti berjudi bukan berarti sudah pulih sepenuhnya. “Kita tidak bisa menganggap sembuh itu hanya karena sudah berhenti judi. Harus ada juga hilangnya gejala lain yang mengganggu,” jelasnya. Ia mengingatkan bahwa trauma yang tidak ditangani bisa memicu perilaku agresif atau temperamental, dan kecanduan hanyalah salah satu manifestasinya. Dalam kasus judi online, efeknya bahkan bisa merembet ke anggota keluarga. “Ketika seseorang berjudi dan mengalami depresi, itu bisa berdampak ke orang terdekat, menyebabkan secondary trauma. Misalnya, keluarganya bisa sangat marah hanya dengan melihat konten tentang judi,” ujarnya. Menurutnya, kecanduan yang berkaitan dengan trauma harus ditangani secara profesional, demi kebaikan pribadi maupun keluarga. Ia juga menegaskan pentingnya literasi akan bahaya judi online, terutama untuk mencegah dampak psikologis yang lebih luas. “Trauma dan kecanduan itu saling berkelindan, dan kita harus melihatnya bukan sekadar kebiasaan buruk, tetapi sebagai kondisi yang perlu disembuhkan secara menyeluruh,” tutup Jiemi.
Lifestyle
| Senin, 14 Juli 2025
Berita Populer
Lifestyle

Kesal Menghadapi Pertanyaan Pribadi Saat Lebaran? Ini Saran Psikolog
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Saat berkumpul bersama keluarga besar pada Hari Lebaran, tidak jarang muncul pertanyaan-pertanyaan pribadi dari kerabat yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi yang ditanya. Pertanyaan seputar pekerjaan, karier, hingga kehidupan pribadi seperti "Kapan nikah?" atau "Kapan punya anak?" kerap membuat sebagian orang merasa terusik.Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Ratih Ibrahim, menyatakan bahwa sulit untuk mengatur orang lain agar tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, ia menyarankan agar orang yang ditanya lebih memilih untuk memaklumi situasi tersebut."Susah juga ya untuk mengatur orang lain. Karena bisa saja itu cara mereka untuk relate, nyambung dengan kita. Dimaklumi saja," ujar Ratih saat dihubungi ANTARA pada Rabu.Ratih menyarankan agar pertanyaan-pertanyaan pribadi yang mengusik sebaiknya ditanggapi dengan santai dan tetap percaya diri."Senyumin aja. Tetap tegak, pede, dan santai saja. Ada hal-hal yang tidak perlu dijawab atau dijelaskan," kata Ratih, yang juga merupakan pendiri dan CEO Personal Growth, penyedia layanan psikologi profesional.Selain itu, ia menyarankan beberapa cara untuk menghadapi pertanyaan yang kurang nyaman, seperti meminta doa yang baik dari penanya atau mengalihkan pembicaraan ke topik lain, misalnya dengan bertanya balik mengenai kehidupan penanya."Minta didoakan yang baik-baik. Atau alihkan pembicaraan, tanya-tanya saja tentang dia yang bertanya, tentang keluarga, karier, dan lain-lain. Artinya, pertanyaan dikembalikan kepada si penanya. Tapi tetap ramah dan sopan ya," tambahnya.Selain mengalihkan topik, orang yang mendapat pertanyaan mengusik juga bisa mengajak si penanya untuk menikmati hidangan Lebaran yang telah disediakan. Menurut Ratih, cara ini bisa menjadi bentuk kode halus bahwa pertanyaan yang diajukan kurang nyaman bagi yang ditanya.Dengan sikap yang santai dan respons yang bijak, momen kebersamaan Lebaran tetap bisa dinikmati tanpa harus merasa terbebani oleh pertanyaan-pertanyaan pribadi.
Indonesia
| Rabu, 26 Maret 2025
Lifestyle

Waspadai Tanda-tanda Awal Kanker Paru-paru yang Sering Diabaikan
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Kanker paru-paru dikenal sebagai salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia, namun sering kali luput dari perhatian karena gejalanya yang samar dan tidak spesifik. Mengenali tanda-tanda awalnya menjadi langkah penting untuk meningkatkan kemungkinan kesembuhan, terutama jika terdeteksi sejak dini.Dikutip dari Medical Daily, Jumat (2/5), banyak gejala kanker paru-paru yang tidak hanya berkaitan langsung dengan paru-paru, tetapi juga memengaruhi bagian tubuh lainnya. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai, namun sering diabaikan oleh masyarakat.1. Pembengkakan pada Wajah dan LeherSalah satu gejala yang jarang disadari adalah pembengkakan pada wajah dan leher. Pada pasien kanker paru-paru, tumor dapat menekan vena besar dan kelenjar getah bening, yang menyebabkan aliran darah kembali terganggu. Hal ini mengakibatkan pembengkakan di bagian atas tubuh, khususnya wajah dan leher.2. Perubahan Kesehatan MentalPenelitian menunjukkan bahwa pasien kanker paru-paru kerap mengalami gangguan kesehatan mental seperti kebingungan, kecemasan, dan depresi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyebaran tumor ke otak, atau efek biologis dari kanker itu sendiri.3. Jari Tangan Membengkok (Clubbing Fingers)Gejala yang kerap diabaikan lainnya adalah perubahan bentuk jari. Tumor paru-paru tertentu dapat menghasilkan zat mirip hormon yang meningkatkan aliran darah ke ujung jari dan menyebabkan akumulasi cairan. Akibatnya, jari menjadi membulat dan menonjol, kuku tampak lebih mengilap dan melengkung dari biasanya.4. Masalah pada Sistem PencernaanSekitar 40 persen pasien kanker paru-paru mengalami gangguan pada kadar kalsium tubuh akibat tumor yang melepaskan zat tertentu. Tingginya kadar kalsium dalam darah bisa menimbulkan gejala seperti kram perut, mual, dan sembelit.5. Nyeri Bahu dan PunggungTidak semua kanker paru-paru menunjukkan gejala batuk atau sesak napas. Tumor Pancoast, misalnya, tumbuh di bagian atas paru dan dapat menyebar ke tulang rusuk, saraf, atau pembuluh darah di sekitar bahu. Gejala yang dirasakan bisa berupa nyeri di tulang belikat, punggung atas, dan bahkan hingga ke lengan.Pakar kesehatan menekankan pentingnya deteksi dini dalam penanganan kanker paru-paru. "Kelangsungan hidup penderita sangat ditentukan oleh seberapa jauh kanker telah menyebar saat pertama kali terdiagnosis," tulis laporan tersebut.Meskipun gejala-gejala tersebut bisa juga disebabkan oleh kondisi medis lain, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami keluhan yang tidak biasa. Terlebih bagi perokok aktif di atas usia 45 tahun, skrining kanker paru-paru secara rutin sangat dianjurkan.
Indonesia
| Minggu, 4 Mei 2025
Lifestyle

Mengenal Micromanaging dan Cara Mengatasinya di Tempat Kerja
PIFA, Lifestyle - Pekerjaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sebagian besar orang. Seiring dengan berkembangnya dunia kerja, berbagai sikap kepemimpinan dari atasan pun muncul. Salah satu sikap yang cukup sering dijumpai adalah micromanaging. Micromanaging adalah sikap kepemimpinan atau manajemen di mana seorang atasan terlalu mendetail mengontrol dan mengawasi setiap aspek pekerjaan anggota timnya, tanpa memberikan ruang atau kepercayaan kepada mereka untuk mengambil keputusan atau menyelesaikan tugas secara mandiri. Dalam sikap micromanaging, atasan cenderung terlibat terlalu dalam dalam setiap langkah pekerjaan, sering kali merasa tidak percaya kepada anggota tim, yang pada akhirnya dapat menghambat kemampuan karyawan untuk berkembang, merasa kurang dihargai, dan mempengaruhi produktivitas tim secara keseluruhan. Bagi seorang karyawan, sikap micromanaging dapat menimbulkan beragam masalah dan membuatnya merasa tidak dihargai. Namun, dengan pendekatan yang tepat, sikap ini dapat diatasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara atasan dan karyawan. 1. Menunjukkan Kemampuan dan Mandiri Langkah pertama yang bisa diambil adalah dengan menunjukkan kemampuan dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Bukti nyata bahwa karyawan mampu mengelola diri dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik akan memberikan keyakinan kepada atasan bahwa mereka dapat dipercaya. Melaporkan perkembangan dan memberikan update secara proaktif sebelum diminta juga dapat membantu mengurangi micromanaging yang dilakukan atasan. 2. Setarakan dengan Harapan Atasan Atasan dengan sikap micromanaging mungkin memiliki masalah kepercayaan dan kontrol. Untuk menghadapi hal ini, penting bagi karyawan untuk memahami harapan yang ditentukan dan berusaha untuk memenuhinya. Dengan berkomunikasi secara terbuka dan jujur, karyawan dapat membantu atasan memahami bagaimana keputusan dan tindakan mereka mempengaruhi pekerjaan. Dengan demikian, atasan akan lebih percaya dan memberikan ruang bagi karyawan untuk bekerja lebih mandiri. 3. Bersikap Positif dan Membangun Hubungan yang Baik Membangun hubungan yang baik dengan atasan adalah kunci penting dalam mengatasi sikap micromanaging. Alih-alih menyimpan perasaan negatif, cobalah mendekati atasan dengan sikap positif dan saling mendukung. Jangan ragu untuk berbicara terbuka tentang perasaan dan masalah terkait micromanaging, sambil tetap menghormati dan menghargai peran atasan. Dengan hubungan yang baik, atasan akan lebih terbuka untuk mendengarkan dan berkolaborasi dalam mencari solusi yang tepat. 4. Komunikasikan dengan Bijak Jika sikap micromanaging sudah berlebihan, penting untuk mengomunikasikan perasaan dengan bijaksana. Hindari menuduh secara langsung, tetapi sampaikan bahwa adanya micromanaging membuat karyawan kesulitan dalam menyelesaikan tugas dengan efektif. Dorong atasan untuk merenungkan dampak dari perilaku micromanaging dan bagaimana hal tersebut tidak produktif. Dengan komunikasi yang baik, atasan mungkin akan lebih terbuka untuk merubah perilaku. 5. Coba Memahami Perspektif Atasan Terkadang, aturan ketat dari atasan bisa membuat karyawan merasa terganggu. Namun, daripada menanggapi dengan emosi, cobalah untuk memahami perspektif atasan. Ajukan pertanyaan yang relevan untuk memahami tujuan dan hipotesis dari inisiatif yang diberikan. Ketika karyawan dapat memahami alasan di balik micromanaging, mereka dapat bekerja lebih baik dengan atasan dan mencapai tujuan bersama. Kesimpulannya, sikap micromanaging bisa menjadi tantangan di tempat kerja, tetapi dengan pendekatan yang tepat, masalah ini dapat diatasi. Menunjukkan kemampuan, komunikasi yang baik, dan pembangunan hubungan yang harmonis dengan atasan adalah langkah-langkah penting untuk mencapai lingkungan kerja yang produktif dan menyenangkan bagi semua pihak. Dengan sikap saling menghargai dan percaya, karyawan dapat bekerja dengan lebih efektif dan atasan pun merasa lebih nyaman memberikan ruang bagi kreativitas dan inovasi timnya.
Indonesia
| Senin, 24 Juli 2023
Feeds
Sakit Saat Musim Pancaroba? Ahli: Itu Tanda Imunitas Lemah, Ini Cara Menguatkannya
PIFA, Lifestyle — Kepala Ahli Patologi di Redcliffe Labs, Dr. Mayanka Lodha Seth, mengingatkan masyarakat bahwa sering mengalami infeksi, demam, hingga masalah kesehatan lain terutama saat terjadi perubahan cuaca atau suhu bisa menjadi tanda sistem kekebalan tubuh yang lemah. "Memperkuat kekebalan tubuh adalah kunci untuk mencegah infeksi dan tetap tangguh melawan penyakit," ujar Seth dalam wawancaranya bersama Hindustan Times, Rabu (16/7). Seth menegaskan, sistem kekebalan tubuh berperan sebagai garis pertahanan pertama melawan berbagai penyakit. Untuk menjaganya tetap optimal, dibutuhkan pola makan yang seimbang dan gaya hidup sehat, bukan sekadar mengandalkan pengobatan. Tips Meningkatkan Imunitas Secara Alami Berikut beberapa langkah sederhana yang disarankan Seth untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara alami: 1. Tidur Berkualitas Tidur cukup dan berkualitas adalah kunci utama memperkuat sistem imun. Kurang tidur menurunkan produksi sitokin, protein penting dalam melawan infeksi. Orang dewasa disarankan tidur 7-8 jam per malam. Studi menunjukkan orang yang tidur kurang dari 6 jam lebih mudah terserang penyakit. 2. Pola Makan Seimbang Konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya vitamin dan mineral penting: Vitamin C: dari buah jeruk. Zinc: dari biji-bijian dan kacang-kacangan. Antioksidan: yang membantu produksi sel darah putih. Makanan fermentasi seperti yoghurt (dadih) dan acar juga disarankan untuk menjaga kesehatan usus yang erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh. 3. Cukupi Asupan Air Air putih penting untuk mengeluarkan racun dari tubuh dan mendukung produksi getah bening yang berperan membawa sel-sel imun ke seluruh tubuh. Konsumsi 2,5 hingga 3 liter per hari sangat dianjurkan. Teh herbal dari bahan alami seperti tulsi, jahe, dan kunyit juga bisa membantu menjaga daya tahan tubuh, terutama saat musim hujan. 4. Aktif Bergerak Aktivitas fisik ringan hingga sedang, seperti jalan kaki atau yoga selama 30 menit per hari, terbukti membantu melancarkan sirkulasi darah sehingga sel kekebalan lebih mudah bergerak ke seluruh tubuh. 5. Kelola Stres Stres kronis terbukti menekan sistem kekebalan tubuh. Latihan pernapasan, yoga, istirahat dari layar gadget, dan manajemen waktu yang baik dapat membantu menurunkan kadar hormon stres kortisol. 6. Perhatikan Kebersihan Pribadi Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara rutin dan menghindari berbagi barang pribadi seperti handuk atau alat makan penting untuk mengurangi risiko penularan penyakit, khususnya saat musim hujan. 7. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin Skrining kesehatan seperti pemeriksaan gula darah dan fungsi hati secara berkala juga perlu dilakukan karena kondisi tersebut berpengaruh terhadap kekuatan sistem imun. "Kebiasaan kecil yang konsisten jauh lebih efektif menjaga kekebalan tubuh dibanding pengobatan saat sudah terlanjur sakit," pungkas Dr. Seth.
Lifestyle
| Jumat, 18 Juli 2025

Psikiater Jiemi Ardian: Kecanduan Judi Online Bisa Berakar dari Trauma yang Tak Terselesaikan
PIFA, Lifestyle – Psikiater dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ, menyampaikan bahwa kecanduan terhadap judi online pada sebagian orang dapat disebabkan oleh trauma yang tidak terselesaikan, sehingga individu mencari pelampiasan kesenangan secara ekstrem. “Sebagian dari mereka kecanduan karena trauma, mencoba mengisi kekosongan dengan kesenangan yang besar. Kesenangan itu di luar kadar normal yang dibutuhkan oleh orang biasa,” ujar Jiemi dalam peluncuran bukunya Pulih dari Trauma di Gramedia Jalma, Jakarta, Minggu (13/7). Dokter lulusan Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menjelaskan bahwa trauma bisa mendorong seseorang mencari pengalaman intens, seperti berjudi, untuk menutupi luka batin yang tak sembuh. Hal itu menjadikan mereka lebih rentan terhadap kecanduan. Jiemi menekankan bahwa berhenti berjudi bukan berarti sudah pulih sepenuhnya. “Kita tidak bisa menganggap sembuh itu hanya karena sudah berhenti judi. Harus ada juga hilangnya gejala lain yang mengganggu,” jelasnya. Ia mengingatkan bahwa trauma yang tidak ditangani bisa memicu perilaku agresif atau temperamental, dan kecanduan hanyalah salah satu manifestasinya. Dalam kasus judi online, efeknya bahkan bisa merembet ke anggota keluarga. “Ketika seseorang berjudi dan mengalami depresi, itu bisa berdampak ke orang terdekat, menyebabkan secondary trauma. Misalnya, keluarganya bisa sangat marah hanya dengan melihat konten tentang judi,” ujarnya. Menurutnya, kecanduan yang berkaitan dengan trauma harus ditangani secara profesional, demi kebaikan pribadi maupun keluarga. Ia juga menegaskan pentingnya literasi akan bahaya judi online, terutama untuk mencegah dampak psikologis yang lebih luas. “Trauma dan kecanduan itu saling berkelindan, dan kita harus melihatnya bukan sekadar kebiasaan buruk, tetapi sebagai kondisi yang perlu disembuhkan secara menyeluruh,” tutup Jiemi.
Lifestyle
| Senin, 14 Juli 2025

Fenomena Aphelion 2025: Ketika Bumi Berada di Titik Terjauhnya dari Matahari
PIFA, Lifestyle – Setiap tahun, Bumi mengalami fase unik dalam orbitnya mengelilingi Matahari yang dikenal dengan istilah Aphelion—saat di mana jaraknya dari Matahari mencapai titik paling jauh. Pada tahun 2025, fenomena ini terjadi pada 4 Juli pukul 02.54 WIB, dengan dampak yang diperkirakan masih dapat dirasakan hingga Agustus. Pada momen Aphelion 2025 ini, jarak antara Bumi dan Matahari mencapai sekitar 152.087.738 kilometer, lebih jauh sekitar 2,4 juta kilometer dari jarak rata-rata yaitu 149,6 juta kilometer. Fenomena yang Tak Terlihat Namun Berdampak Berbeda dengan gerhana atau hujan meteor yang bisa diamati secara langsung, Aphelion adalah fenomena astronomis yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Peristiwa ini hanya bisa dihitung dan dipastikan melalui perhitungan orbit dan data astronomi. Namun demikian, ada beberapa ciri khas yang menandai terjadinya Aphelion: Peristiwa Tahunan: Aphelion terjadi satu kali setiap tahun, umumnya pada awal Juli. Ukuran Matahari Terlihat Lebih Kecil: Karena posisi Bumi yang lebih jauh, ukuran tampak Matahari dari Bumi sedikit menyusut, meski perbedaannya nyaris tak terlihat tanpa alat bantu. Intensitas Cahaya Menurun: Pancaran sinar Matahari ke Bumi turun sekitar 7 persen dibanding saat Perihelion (jarak terdekat Bumi dengan Matahari), tetapi penurunan ini tidak signifikan memengaruhi suhu secara global. Apakah Aphelion Sebabkan Cuaca Dingin di Indonesia? Di Indonesia, beberapa masyarakat kerap mengaitkan fenomena Aphelion dengan penurunan suhu udara yang biasanya terasa pada bulan Juli–Agustus, bahkan mengaitkannya dengan gangguan kesehatan seperti flu atau sesak napas. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Aphelion tidak memiliki dampak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia. Penurunan suhu udara yang terjadi terutama di wilayah selatan khatulistiwa, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, lebih disebabkan oleh angin muson timur. Angin muson timur ini berasal dari Australia yang sedang mengalami musim dingin, membawa udara dingin dan kering ke wilayah Indonesia. Inilah yang membuat suhu udara terasa lebih sejuk, terutama pada malam hingga pagi hari. BMKG juga menegaskan bahwa Aphelion bukan penyebab cuaca ekstrem, perubahan iklim mendadak, atau gejala penyakit tertentu. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan terhadap fenomena ini. Aphelion: Momen Belajar Tentang Dinamika Tata Surya Lebih dari sekadar jarak Bumi dengan Matahari, Aphelion menjadi peluang edukatif untuk lebih memahami dinamika orbit planet dan keterkaitannya dengan kehidupan di Bumi. Fenomena ini membuktikan bahwa walau Bumi berada di titik terjauh dari Matahari, faktor utama yang memengaruhi musim dan suhu udara di berbagai belahan dunia lebih ditentukan oleh kemiringan sumbu rotasi Bumi, bukan oleh jarak semata. Sebagai penutup, Aphelion adalah peristiwa alamiah yang terjadi secara rutin dan menjadi bagian dari siklus pergerakan Bumi mengelilingi Matahari. Alih-alih menimbulkan kekhawatiran, fenomena ini sebaiknya dijadikan momen untuk memperluas wawasan kita terhadap ilmu astronomi dan keterkaitannya dengan fenomena kehidupan sehari-hari.
Lifestyle
| Selasa, 8 Juli 2025

Waspadai Tantrum karena Gawai, Psikolog: Bisa Jadi Tanda Awal Anak Kecanduan
PIFA, Lifestyle – Psikolog klinis dan keluarga Pritta Tyas, M.Psi, mengingatkan bahwa anak yang mengalami tantrum ketika dijauhkan dari gawai bisa jadi sedang menunjukkan gejala awal kecanduan atau adiksi. Hal ini disampaikan dalam diskusi yang digelar di Jakarta pada Kamis (3/7) malam. “Harus ada yang dibetulkan dulu, berarti mungkin dia udah ada tanda-tanda adiksi, kalau sampai tantrum,” ujar Pritta, lulusan Universitas Gadjah Mada. Menurut Pritta, kecemasan yang muncul saat anak tidak memegang gawai adalah gejala adiksi. Tanda lainnya termasuk kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa disukai dan kebingungan mencari kegiatan selain bermain ponsel. Ia menambahkan, kebiasaan ini biasanya muncul karena anak kekurangan gerak dan kurang bermain di luar ruangan. Faktor lainnya, kata Pritta, bisa berasal dari pola pengasuhan. “Orang tuanya mungkin kurang mendampingi atau terlalu kecil usia ketika dikasih gawai,” tambahnya. Untuk mengatasi kondisi ini, Pritta menyarankan agar orang tua berani mengambil gawai dari anak jika tanda-tanda adiksi muncul. Saat anak mengalami tantrum, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan keamanan anak, lalu menemaninya dengan sabar. “Validasi emosinya, contohnya ‘mama tahu, papa tahu kamu marah, tapi sekarang waktunya udah habis’. Tunggu sampai dia lebih tenang, baru nanti tawarkan minum atau mau mengeringkan badan,” jelasnya. Batasan Usia dan Penggunaan Gawai Pritta menyarankan agar anak mulai dikenalkan dengan konten digital minimal pada usia 3 tahun, dengan durasi 15 menit per sesi dan maksimal 1 jam per hari. Anak baru diperbolehkan bermain gawai pada usia 4–5 tahun, sedangkan kepemilikan gawai sebaiknya baru diberikan di usia 8–9 tahun. “Pada usia tersebut anak sudah mulai sekolah dan membutuhkan perangkat pribadi untuk tugas-tugasnya,” katanya. Peran Orang Tua dalam Mencegah Kecanduan Sebagai upaya pencegahan, Pritta menekankan pentingnya peran orang tua untuk menawarkan kegiatan alternatif yang tidak melibatkan layar, seperti bermain di luar ruangan. Ia juga menyarankan penggunaan fitur kontrol orang tua (parental control) dan menetapkan aturan yang jelas dalam penggunaan gawai. “Harus ada kesepakatan bahwa misalnya gawai ini tidak dibawa ke dalam kamar, hanya boleh digunakan di ruang keluarga atau di kamar orang tuanya, dan batas penggunaan maksimal pada jam berapa,” tuturnya. Pritta yang juga merupakan salah satu pendiri BN Montessori ini menegaskan bahwa pendampingan orang tua sangat penting dalam menjaga keseimbangan penggunaan teknologi oleh anak agar tidak berdampak negatif terhadap perkembangan mental dan emosional mereka.
Lifestyle
| Jumat, 4 Juli 2025

6 Kebiasaan Sederhana Ini Bantu Jaga Kesehatan Otak Setiap Hari
PIFA, Lifestyle - Otak memiliki peran vital dalam tubuh manusia. Ia mengatur segala fungsi tubuh seperti gerakan, pernapasan, detak jantung, hingga memproses informasi sensorik, memori, dan pemecahan masalah. Oleh karena itu, menjaga kesehatan otak merupakan hal penting yang tak boleh diabaikan. Berikut adalah beberapa kebiasaan harian yang bisa Anda terapkan untuk menjaga fungsi otak tetap optimal, dirangkum dari berbagai sumber: 1. Patuhi Jadwal Tidur yang Konsisten Menjaga pola tidur yang teratur memperkuat siklus tidur-bangun alami tubuh. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk proses kognitif, memori, dan pembuangan racun dari otak. Hindari begadang atau tidur di waktu yang tidak konsisten. 2. Meditasi Selama 10 Menit Melakukan meditasi sebelum tidur dapat membantu menenangkan pikiran dan menurunkan kadar stres serta kecemasan, dua faktor utama yang berdampak negatif pada fungsi otak. Teknik seperti pernapasan dalam juga membantu menurunkan detak jantung dan tekanan darah. 3. Batasi Paparan Gadget Menjelang Tidur Menatap layar gadget sebelum tidur bisa mengganggu produksi melatonin, hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur. Cahaya biru dari layar ponsel dapat mengganggu tidur dan berdampak negatif pada kesehatan otak. 4. Membaca Buku Sebelum Tidur Membaca adalah aktivitas yang sangat baik untuk otak. Selain membantu mengurangi stres, membaca juga meningkatkan koneksi otak dan daya ingat. Studi menunjukkan bahwa membaca sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan. 5. Lakukan Olahraga Ringan Olahraga tak hanya baik untuk tubuh, tapi juga untuk otak. Aktivitas fisik ringan seperti yoga atau peregangan membantu melancarkan aliran darah ke otak, meningkatkan fungsi kognitif, dan memperbaiki kualitas tidur. 6. Lakukan Aktivitas yang Mengasah Otak Mengisi waktu dengan kegiatan yang menantang mental seperti teka-teki, bermain catur, atau belajar hal baru membantu meningkatkan fokus dan daya ingat. Aktivitas semacam ini menjaga otak tetap aktif dan tajam dalam jangka panjang. Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan positif tersebut secara konsisten, Anda dapat berkontribusi besar dalam menjaga otak tetap sehat dan tajam, bahkan hingga usia senja. Ingat, kesehatan otak bukan hanya tentang menghindari penyakit, tetapi juga soal memaksimalkan fungsi dan kualitas hidup Anda setiap hari.
Lifestyle
| Rabu, 2 Juli 2025

Pria AS Makan 150 Butir Telur dalam 5 Hari, Hasilnya Mengejutkan
PIFA, Lifestyle - Seorang kreator konten asal Oklahoma City, AS, Joshua Allard, menarik perhatian warganet setelah melakukan eksperimen diet ekstrem: makan 150 butir telur dalam waktu lima hari. Diet ini didokumentasikan secara lengkap melalui kanal YouTube miliknya. Dalam tantangan tersebut, Allard mengonsumsi 30 butir telur per hari tanpa tambahan makanan lain, suplemen, maupun karbohidrat. Ia membagi konsumsi hariannya menjadi lima kali makan, masing-masing enam butir telur. “Allard mengatakan dirinya sangat, sangat kurus setelah lima hari,” tulis laporan Daily Mail. Dalam foto yang dibagikan, tubuhnya tampak jauh lebih ramping dari sebelumnya, membuat banyak netizen terkejut. Meski terdengar membosankan, Allard justru mengaku kesulitan membatasi diri hanya makan 30 telur sehari. Ia merasa tubuhnya mengalami defisit kalori, sehingga muncul keinginan untuk makan lebih banyak. “Saya tidak mati, syukurlah. Saya menjadi sangat ramping, dan saya tidak mengonsumsi kreatin atau suplemen apapun,” ujar Allard. Allard juga menyebut dirinya merasa seperti hewan yang sedang bersiap hibernasi, dengan tubuh hanya menerima asupan lemak dan protein tanpa karbohidrat. Ia mengaku tidur lebih nyenyak, tingkat stres menurun, dan tubuh terasa sangat lelah di malam hari. Namun, eksperimen ini bukan tanpa kekurangan. Ia tidak mendapatkan asupan kreatinin alami, yang penting untuk energi otot dan kesehatan otak. Meski hasil dietnya tampak efektif secara visual, Allard tidak menganjurkan pengikutnya untuk meniru diet ekstrem tersebut. Ia menyarankan untuk mengonsumsi maksimal 10 butir telur per hari, karena telur tetap merupakan superfood dengan kandungan lemak sehat dan protein yang baik bagi tubuh. Kini, ia kembali ke pola makan lebih seimbang, namun tetap menyukai telur. “Saya masih suka telur. Telur adalah superfood,” tutupnya.
Lifestyle
| Sabtu, 28 Juni 2025

Psikolog UGM Ingatkan Orang Tua Manfaatkan Libur Sekolah untuk Aktivitas Bermakna
PIFA, Lifestyle - Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra mengingatkan pentingnya peran aktif orang tua dalam mengisi masa liburan sekolah anak-anak dengan kegiatan yang bermakna, bukan hanya sekadar menghabiskan waktu di depan layar gawai. "Di masa liburan, seyogyanya orang tua berdialog dengan anak-anak terkait apa saja yang akan mereka lakukan. Liburan adalah kesempatan untuk memperkuat kualitas hubungan dalam keluarga," ujar Novi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis (26/6). Novi menyarankan orang tua mengajak anak melakukan aktivitas sederhana namun menyenangkan, seperti memasak bersama, menonton film, berolahraga, memancing, mendaki gunung, atau bertamasya. Selain mempererat ikatan emosional, kegiatan ini juga melatih keterampilan sosial anak secara langsung. Ia juga menyarankan agar liburan dimanfaatkan untuk mengembangkan minat dan hobi anak, seperti mengikuti kelas memanah, musik, atau olahraga. Alternatif lainnya adalah menginap bersama kakek-nenek atau keluarga besar untuk mempelajari nilai-nilai sosial yang beragam. Kegiatan sosial juga direkomendasikan untuk memperluas wawasan dan menumbuhkan empati anak terhadap lingkungan sekitarnya. Terkait penggunaan gawai, Novi menekankan pentingnya membuat kesepakatan bersama dengan batasan maksimal tiga jam per hari.“Paparan layar berlebihan bisa menyebabkan Brain Rot, yaitu penurunan fungsi otak secara perlahan,” jelasnya. Dampak penggunaan gawai secara berlebihan juga dirasakan secara fisik—seperti obesitas, gangguan mata dan tulang belakang—hingga gangguan kognitif seperti menurunnya fokus dan kreativitas. Secara emosional dan sosial, anak juga bisa menjadi lebih mudah cemas, sensitif, dan kurang bersosialisasi. Sebagai solusi, Novi menyarankan agar anak diminta membuat jurnal liburan yang ditulis tangan. Selain melatih sensorik dan motorik, kebiasaan ini juga dapat menumbuhkan kemampuan refleksi dan berpikir kritis. “Momen liburan seharusnya menjadi ruang untuk mengembangkan diri dan memperkuat hubungan sosial, bukan waktu pasif yang dihabiskan di depan layar,” pungkasnya.
Lifestyle
| Kamis, 26 Juni 2025

8 Cara Alami Menghilangkan Kantung Mata, Mudah dan Murah Meriah
PIFA, Lifestyle – Kantung mata sering kali menjadi salah satu masalah yang mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri. Meskipun tidak berbahaya secara medis, kondisi ini bisa membuat wajah tampak lelah, tua, dan kurang segar. Beberapa penyebab umum kantung mata antara lain kurang tidur, merokok, sering mengucek mata, proses penuaan, serta retensi cairan akibat konsumsi garam berlebihan. Namun, kabar baiknya, ada sejumlah cara alami dan mudah dilakukan untuk mengatasi kantung mata tanpa perlu biaya besar. Berikut ini delapan cara alami yang bisa dicoba di rumah untuk membantu mengurangi tampilan kantung mata: 1. Gunakan Masker Mata Dingin Masker dingin membantu memperlambat aliran darah di sekitar mata dan meredakan pembengkakan. Simpan masker di dalam freezer, lalu gunakan setelah bangun tidur atau saat mata terasa lelah. 2. Kompres Dingin dengan Kain atau Mentimun Gunakan waslap basah yang didinginkan atau irisan mentimun segar untuk kompres mata selama beberapa menit. Alternatif lain adalah sendok dingin dari kulkas. Hindari menempelkan es langsung ke kulit tanpa pembungkus karena bisa menyebabkan iritasi. 3. Tidur Cukup dan Berkualitas Tidur 7–9 jam per malam sangat penting untuk mengurangi lingkaran hitam dan pembengkakan di bawah mata. Kurang tidur membuat kulit tampak pucat dan pembuluh darah lebih terlihat. 4. Tidur dengan Kepala Lebih Tinggi Meninggikan posisi kepala saat tidur membantu mencegah cairan menumpuk di bawah mata. Gunakan bantal tambahan untuk menopang kepala dengan stabil. 5. Gunakan Kopi dan Teh Kafein pada kopi dan teh membantu menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi bengkak. Dinginkan kantung teh bekas di kulkas, lalu tempelkan di atas mata selama beberapa menit. 6. Kurangi Konsumsi Garam Konsumsi garam berlebihan menyebabkan tubuh menahan air, termasuk di bawah mata. Hindari makanan tinggi garam terutama sebelum tidur, serta batasi asupan cairan berlebih di malam hari. 7. Berhenti Merokok Merokok merusak kolagen dan membuat kulit lebih cepat kendur, termasuk di sekitar mata. Selain memperburuk kantung mata, merokok juga mempercepat penuaan kulit secara keseluruhan. 8. Gunakan Tabir Surya di Area Mata Kulit di sekitar mata sangat tipis dan rentan terhadap kerusakan akibat sinar UV. Gunakan tabir surya khusus wajah yang aman untuk area mata, serta lengkapi perlindungan dengan kacamata hitam dan topi saat berada di luar ruangan. Dengan konsistensi dan perubahan gaya hidup sederhana ini, kantung mata bisa berkurang secara bertahap. Jika keluhan tetap berlanjut meski sudah melakukan perawatan alami, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter kulit untuk solusi lebih lanjut.
Lifestyle
| Kamis, 19 Juni 2025

Psikolog UI Imbau Masyarakat Bijak Berkomentar kepada Pasangan Belum Memiliki Anak
PIFA, Lifestyle – Psikolog keluarga dari Universitas Indonesia, Sani B Hermawan, mengingatkan masyarakat untuk bersikap bijak dalam memberikan komentar kepada pasangan suami istri yang belum memiliki anak. Menurutnya, komentar yang tidak sensitif bisa menambah beban psikologis bagi pasangan, apalagi jika mereka sedang dalam proses menanti kehadiran momongan. “Jangan terlalu mengomentari orang yang belum punya anak karena kita enggak tahu sesungguhnya apakah ini mau atau belum bisa. Jadi, please be wise aja,” kata Sani kepada ANTARA, Senin (16/6). Ia menjelaskan bahwa komentar semacam itu umumnya datang dari kerabat atau teman dekat, yang sering kali tanpa sadar menyampaikan pertanyaan atau pernyataan bernada negatif. Padahal, menurut Sani, hal itu justru bisa memengaruhi kondisi emosional pasangan dan menimbulkan tekanan psikologis yang tidak perlu. “Kalau kita firm, itu apapun kata orang lain ya kita bisa bilang aja: ‘memang kami belum merencanakan, mungkin tahun depan,’” ujar Sani. Bagi pasangan yang memilih untuk menunda memiliki anak karena alasan kesiapan mental atau kondisi finansial, Sani menyarankan untuk tidak merasa takut menjelaskan keputusan tersebut. Ia menegaskan bahwa setiap rumah tangga punya hak dan pertimbangan sendiri dalam menentukan waktu terbaik untuk memiliki anak. Alasan menunda bisa beragam, seperti pekerjaan yang masih menuntut waktu dan perhatian penuh, atau belum siap memberikan fasilitas dan pengasuhan optimal bagi anak. Karena itu, menurut Sani, masyarakat sebaiknya tidak memaksakan norma atau ekspektasi yang tidak sesuai dengan kondisi tiap pasangan. Sebagai langkah konkret, pasangan yang belum berencana memiliki anak dalam waktu dekat juga disarankan untuk menggunakan kontrasepsi. “Kalau memang mereka merencanakan tidak punya anak, biasanya mereka pakai sistem pengamanan yang lebih aman, seperti spiral, kondom, IUD, atau kalender kesuburan,” tambah Sani. Pesan ini menjadi pengingat penting, terutama di tengah budaya masyarakat yang masih sering mengaitkan keberhasilan pernikahan dengan cepatnya memiliki keturunan. Dengan lebih memahami dan menghargai keputusan pasangan lain, masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat, suportif, dan tidak menghakimi.
Lifestyle
| Senin, 16 Juni 2025


Berita Rekomendasi
Lifestyle

Kesal Menghadapi Pertanyaan Pribadi Saat Lebaran? Ini Saran Psikolog
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Saat berkumpul bersama keluarga besar pada Hari Lebaran, tidak jarang muncul pertanyaan-pertanyaan pribadi dari kerabat yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi yang ditanya. Pertanyaan seputar pekerjaan, karier, hingga kehidupan pribadi seperti "Kapan nikah?" atau "Kapan punya anak?" kerap membuat sebagian orang merasa terusik.Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Ratih Ibrahim, menyatakan bahwa sulit untuk mengatur orang lain agar tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, ia menyarankan agar orang yang ditanya lebih memilih untuk memaklumi situasi tersebut."Susah juga ya untuk mengatur orang lain. Karena bisa saja itu cara mereka untuk relate, nyambung dengan kita. Dimaklumi saja," ujar Ratih saat dihubungi ANTARA pada Rabu.Ratih menyarankan agar pertanyaan-pertanyaan pribadi yang mengusik sebaiknya ditanggapi dengan santai dan tetap percaya diri."Senyumin aja. Tetap tegak, pede, dan santai saja. Ada hal-hal yang tidak perlu dijawab atau dijelaskan," kata Ratih, yang juga merupakan pendiri dan CEO Personal Growth, penyedia layanan psikologi profesional.Selain itu, ia menyarankan beberapa cara untuk menghadapi pertanyaan yang kurang nyaman, seperti meminta doa yang baik dari penanya atau mengalihkan pembicaraan ke topik lain, misalnya dengan bertanya balik mengenai kehidupan penanya."Minta didoakan yang baik-baik. Atau alihkan pembicaraan, tanya-tanya saja tentang dia yang bertanya, tentang keluarga, karier, dan lain-lain. Artinya, pertanyaan dikembalikan kepada si penanya. Tapi tetap ramah dan sopan ya," tambahnya.Selain mengalihkan topik, orang yang mendapat pertanyaan mengusik juga bisa mengajak si penanya untuk menikmati hidangan Lebaran yang telah disediakan. Menurut Ratih, cara ini bisa menjadi bentuk kode halus bahwa pertanyaan yang diajukan kurang nyaman bagi yang ditanya.Dengan sikap yang santai dan respons yang bijak, momen kebersamaan Lebaran tetap bisa dinikmati tanpa harus merasa terbebani oleh pertanyaan-pertanyaan pribadi.
Indonesia
| Rabu, 26 Maret 2025
Lifestyle

Waspadai Tanda-tanda Awal Kanker Paru-paru yang Sering Diabaikan
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Kanker paru-paru dikenal sebagai salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia, namun sering kali luput dari perhatian karena gejalanya yang samar dan tidak spesifik. Mengenali tanda-tanda awalnya menjadi langkah penting untuk meningkatkan kemungkinan kesembuhan, terutama jika terdeteksi sejak dini.Dikutip dari Medical Daily, Jumat (2/5), banyak gejala kanker paru-paru yang tidak hanya berkaitan langsung dengan paru-paru, tetapi juga memengaruhi bagian tubuh lainnya. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai, namun sering diabaikan oleh masyarakat.1. Pembengkakan pada Wajah dan LeherSalah satu gejala yang jarang disadari adalah pembengkakan pada wajah dan leher. Pada pasien kanker paru-paru, tumor dapat menekan vena besar dan kelenjar getah bening, yang menyebabkan aliran darah kembali terganggu. Hal ini mengakibatkan pembengkakan di bagian atas tubuh, khususnya wajah dan leher.2. Perubahan Kesehatan MentalPenelitian menunjukkan bahwa pasien kanker paru-paru kerap mengalami gangguan kesehatan mental seperti kebingungan, kecemasan, dan depresi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyebaran tumor ke otak, atau efek biologis dari kanker itu sendiri.3. Jari Tangan Membengkok (Clubbing Fingers)Gejala yang kerap diabaikan lainnya adalah perubahan bentuk jari. Tumor paru-paru tertentu dapat menghasilkan zat mirip hormon yang meningkatkan aliran darah ke ujung jari dan menyebabkan akumulasi cairan. Akibatnya, jari menjadi membulat dan menonjol, kuku tampak lebih mengilap dan melengkung dari biasanya.4. Masalah pada Sistem PencernaanSekitar 40 persen pasien kanker paru-paru mengalami gangguan pada kadar kalsium tubuh akibat tumor yang melepaskan zat tertentu. Tingginya kadar kalsium dalam darah bisa menimbulkan gejala seperti kram perut, mual, dan sembelit.5. Nyeri Bahu dan PunggungTidak semua kanker paru-paru menunjukkan gejala batuk atau sesak napas. Tumor Pancoast, misalnya, tumbuh di bagian atas paru dan dapat menyebar ke tulang rusuk, saraf, atau pembuluh darah di sekitar bahu. Gejala yang dirasakan bisa berupa nyeri di tulang belikat, punggung atas, dan bahkan hingga ke lengan.Pakar kesehatan menekankan pentingnya deteksi dini dalam penanganan kanker paru-paru. "Kelangsungan hidup penderita sangat ditentukan oleh seberapa jauh kanker telah menyebar saat pertama kali terdiagnosis," tulis laporan tersebut.Meskipun gejala-gejala tersebut bisa juga disebabkan oleh kondisi medis lain, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami keluhan yang tidak biasa. Terlebih bagi perokok aktif di atas usia 45 tahun, skrining kanker paru-paru secara rutin sangat dianjurkan.
Indonesia
| Minggu, 4 Mei 2025
Lifestyle

Mengenal Micromanaging dan Cara Mengatasinya di Tempat Kerja
PIFA, Lifestyle - Pekerjaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sebagian besar orang. Seiring dengan berkembangnya dunia kerja, berbagai sikap kepemimpinan dari atasan pun muncul. Salah satu sikap yang cukup sering dijumpai adalah micromanaging. Micromanaging adalah sikap kepemimpinan atau manajemen di mana seorang atasan terlalu mendetail mengontrol dan mengawasi setiap aspek pekerjaan anggota timnya, tanpa memberikan ruang atau kepercayaan kepada mereka untuk mengambil keputusan atau menyelesaikan tugas secara mandiri. Dalam sikap micromanaging, atasan cenderung terlibat terlalu dalam dalam setiap langkah pekerjaan, sering kali merasa tidak percaya kepada anggota tim, yang pada akhirnya dapat menghambat kemampuan karyawan untuk berkembang, merasa kurang dihargai, dan mempengaruhi produktivitas tim secara keseluruhan. Bagi seorang karyawan, sikap micromanaging dapat menimbulkan beragam masalah dan membuatnya merasa tidak dihargai. Namun, dengan pendekatan yang tepat, sikap ini dapat diatasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara atasan dan karyawan. 1. Menunjukkan Kemampuan dan Mandiri Langkah pertama yang bisa diambil adalah dengan menunjukkan kemampuan dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Bukti nyata bahwa karyawan mampu mengelola diri dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik akan memberikan keyakinan kepada atasan bahwa mereka dapat dipercaya. Melaporkan perkembangan dan memberikan update secara proaktif sebelum diminta juga dapat membantu mengurangi micromanaging yang dilakukan atasan. 2. Setarakan dengan Harapan Atasan Atasan dengan sikap micromanaging mungkin memiliki masalah kepercayaan dan kontrol. Untuk menghadapi hal ini, penting bagi karyawan untuk memahami harapan yang ditentukan dan berusaha untuk memenuhinya. Dengan berkomunikasi secara terbuka dan jujur, karyawan dapat membantu atasan memahami bagaimana keputusan dan tindakan mereka mempengaruhi pekerjaan. Dengan demikian, atasan akan lebih percaya dan memberikan ruang bagi karyawan untuk bekerja lebih mandiri. 3. Bersikap Positif dan Membangun Hubungan yang Baik Membangun hubungan yang baik dengan atasan adalah kunci penting dalam mengatasi sikap micromanaging. Alih-alih menyimpan perasaan negatif, cobalah mendekati atasan dengan sikap positif dan saling mendukung. Jangan ragu untuk berbicara terbuka tentang perasaan dan masalah terkait micromanaging, sambil tetap menghormati dan menghargai peran atasan. Dengan hubungan yang baik, atasan akan lebih terbuka untuk mendengarkan dan berkolaborasi dalam mencari solusi yang tepat. 4. Komunikasikan dengan Bijak Jika sikap micromanaging sudah berlebihan, penting untuk mengomunikasikan perasaan dengan bijaksana. Hindari menuduh secara langsung, tetapi sampaikan bahwa adanya micromanaging membuat karyawan kesulitan dalam menyelesaikan tugas dengan efektif. Dorong atasan untuk merenungkan dampak dari perilaku micromanaging dan bagaimana hal tersebut tidak produktif. Dengan komunikasi yang baik, atasan mungkin akan lebih terbuka untuk merubah perilaku. 5. Coba Memahami Perspektif Atasan Terkadang, aturan ketat dari atasan bisa membuat karyawan merasa terganggu. Namun, daripada menanggapi dengan emosi, cobalah untuk memahami perspektif atasan. Ajukan pertanyaan yang relevan untuk memahami tujuan dan hipotesis dari inisiatif yang diberikan. Ketika karyawan dapat memahami alasan di balik micromanaging, mereka dapat bekerja lebih baik dengan atasan dan mencapai tujuan bersama. Kesimpulannya, sikap micromanaging bisa menjadi tantangan di tempat kerja, tetapi dengan pendekatan yang tepat, masalah ini dapat diatasi. Menunjukkan kemampuan, komunikasi yang baik, dan pembangunan hubungan yang harmonis dengan atasan adalah langkah-langkah penting untuk mencapai lingkungan kerja yang produktif dan menyenangkan bagi semua pihak. Dengan sikap saling menghargai dan percaya, karyawan dapat bekerja dengan lebih efektif dan atasan pun merasa lebih nyaman memberikan ruang bagi kreativitas dan inovasi timnya.