Ratusan Komunitas Yahudi di AS Gelar Protes di Capitol Hill Menentang Agresi Israel ke Gaza
Amerika Serikat | Rabu, 24 Juli 2024
PIFA, Internasional – Ratusan komunitas Yahudi di Amerika Serikat menggelar protes besar-besaran di gedung rotunda Capitol Hill pada Selasa (23/7) malam. Protes ini dilakukan menjelang kedatangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang dijadwalkan berpidato di Kongres AS pada Rabu (24/7) pagi waktu setempat.
Para demonstran yang berjumlah ratusan tersebut mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Mereka memprotes agresi brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza Palestina yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 lalu. “Biarkan Gaza hidup!” teriak para pedemo di Cannon House Office Building. Beberapa dari mereka juga meneriakkan, “Umat Yahudi mendesak setop mempersenjatai Israel!” dan “Bukan atas nama kami,” merujuk pada agresi brutal Israel yang kini telah menewaskan hampir 39 ribu warga Palestina.
Protes ini digagas oleh Jewish Voice for Peace (JYP). Namun, aksi tersebut tidak berlangsung lama karena polisi segera mengusir para demonstran dan menangkap ratusan dari mereka yang menolak meninggalkan Capitol Hill.
“Ini adalah momen dalam sejarah di mana kami harus menyatakan bahwa kami membela kebebasan Palestina. Kami berdiri untuk mengakhiri genosida ini,” kata salah satu pedemo, Liv Kunins-Berkowitz, seperti dikutip Al Jazeera.
Ia juga menambahkan bahwa bagi sebagian besar dari mereka, mereka adalah keturunan yang selamat dari pembersihan etnis dan genosida.
“Nenek moyang dan kakek-nenek kami mengajari kami bahwa hal terburuk yang harus dilakukan pada saat-saat seperti ini adalah menjadi penonton,” tutur Kunins-Berkowitz, seraya menyebutkan bahwa protes tersebut merupakan bagian dari tradisi pembangkangan sipil yang damai.
Demonstrasi di Capitol Hill terjadi sehari sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan menyampaikan pidato di Kongres atas undangan para legislator terkemuka dari kedua partai besar, Demokrat dan Republik. Undangan terhadap Netanyahu ini berlangsung di tengah situasi AS yang semakin terpecah dalam menyikapi aksi sekutu dekatnya terhadap Gaza yang dianggap sebagai bentuk kejahatan genosida.
Semakin banyak politikus dan pejabat yang menolak aksi Israel dan mendesak gencatan senjata segera. Namun, pemerintahan Presiden Joe Biden masih berusaha untuk tidak menekan Israel meski disebut-sebut kelimpungan menghadapi ulah Netanyahu di Gaza. Hingga saat ini, Israel masih terus melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza tanpa ada satu pun sanksi yang dijatuhkan kepada negara itu. AS juga memveto tiga resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan terus menyalurkan bantuan senjata ke Israel. (ad)