Fitur AI di LinkedIn Kurang Diminati, CEO Soroti Risiko Profesional
Teknologi | Kamis, 26 Juni 2025
PIFA, Tekno - CEO LinkedIn, Ryan Roslansky, mengungkapkan bahwa fitur kecerdasan buatan (AI) untuk membantu penulisan di platform profesional tersebut kurang diminati pengguna. Hal itu disampaikan dalam laporan TechCrunch pada Minggu (22/6).
Fitur yang dimaksud mencakup saran penulisan AI untuk membuat resume atau unggahan lainnya di LinkedIn. Meski AI semakin populer di berbagai platform digital, respon terhadap penggunaannya di LinkedIn justru tidak sesuai harapan.
Roslansky menilai, hambatan utama datang dari persepsi bahwa konten yang diunggah ke LinkedIn merepresentasikan profil profesional seseorang. Karena itu, menggunakan AI secara gamblang dianggap berisiko dan dapat mengurangi kredibilitas, terutama dalam konteks pencarian kerja.
"Jika Anda ditegur di X atau TikTok, itu satu hal. Namun, jika Anda ditegur di LinkedIn, itu benar-benar memengaruhi kemampuan Anda untuk menciptakan peluang ekonomi bagi diri sendiri," ujar Roslansky.
Meski fitur penulisan AI kurang diminati, tren lain menunjukkan bahwa minat terhadap AI tetap tinggi di kalangan profesional. LinkedIn mencatat lonjakan enam kali lipat pada jumlah pekerjaan yang membutuhkan keterampilan AI selama satu tahun terakhir. Selain itu, jumlah pengguna yang menambahkan keahlian AI ke dalam profil mereka juga meningkat hingga 20 kali lipat.
Tren ini mencerminkan bahwa meski AI belum banyak digunakan dalam menulis konten profesional secara langsung, permintaan terhadap penguasaan teknologi AI terus tumbuh pesat di dunia kerja.