Midji Pastikan Benahi Tata Kelola Sektor Pertanian di Sambas
Kalbar | Senin, 28 Oktober 2024
PIFA, Lokal – Calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Sutarmidji, menyampaikan komitmennya untuk membenahi tata kelola sektor pertanian di Kabupaten Sambas. Dalam kampanye dialogis di Kecamatan Salatiga, Sabtu (26/10), Midji, sapaan akrabnya, mengajak para petani untuk lebih serius dalam memperhitungkan aspek produktivitas dan keuntungan.
Sambas dikenal sebagai lumbung pangan Kalimantan Barat, terutama sebagai penghasil padi dan beras yang memasok kebutuhan pangan daerah.
Midji menekankan pentingnya meningkatkan hasil panen agar usaha pertanian tidak sekadar balik modal.
"Jika hasil pertanian hanya 3,2 ton per hektare, itu baru cukup untuk menutup biaya," ujarnya.
Ia mengkritisi kebiasaan para petani yang seringkali tidak menghitung biaya upah tenaga kerja selama masa tanam hingga panen.
“Jika panen 100 hari dengan upah harian Rp20 ribu, totalnya mencapai Rp2 juta. Itu harus dihitung sebagai pengeluaran. Jika tidak, petani bisa mengalami kerugian meski hasil panen terlihat mencukupi,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Midji juga menyoroti kondisi irigasi di beberapa lahan sawah di Salatiga yang menurutnya sudah mengering. Ia menyarankan untuk memanfaatkan mesin pompa irigasi agar petani tidak hanya bergantung pada hujan. Midji berkomitmen untuk memperbaiki infrastruktur pertanian ini jika terpilih kembali.
“Sambas adalah sumber pangan Kalbar. Produksi beras di sini bahkan lebih dari cukup untuk kebutuhan lokal. Inilah sebabnya daerah lain membeli beras dari Sambas,” tuturnya.
Midji mengusulkan agar petani di Sambas membentuk kelompok tani untuk meningkatkan daya saing produk pertanian mereka. Dengan demikian, kelompok tani bisa memiliki merek sendiri yang dikemas dengan baik dan dipasarkan, misalnya, melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Kalau berasnya dikemas dan dipasarkan melalui Bumdes, saya yakin hasilnya akan lebih bagus,” sarannya.
Lebih jauh, Midji mengingatkan pentingnya konsep hilirisasi yang dapat memberi nilai tambah pada produk pertanian. Ia mencontohkan jeruk kecil yang jika dijual langsung memiliki harga lebih rendah dibandingkan jika diolah menjadi jus dan dikemas dalam botol.
“Presiden selalu bicara tentang hilirisasi karena itu menambah nilai jual. Petani di Sambas juga perlu mulai memikirkan cara-cara untuk mendapatkan nilai tambah dari hasil panennya,” pungkasnya.
Jika kembali terpilih, Midji berjanji akan meluncurkan berbagai program yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan petani di Sambas dan wilayah lain di Kalimantan Barat.