TNI AD Selidiki Keterlibatan Warga Sipil dalam Insiden Ledakan Amunisi di Garut, 13 Orang Tewas
Nasional | Rabu, 14 Mei 2025
PIFA, Politik — TNI Angkatan Darat menyatakan masih menyelidiki penyebab masuknya warga sipil ke lokasi pemusnahan amunisi afkir di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang berujung pada ledakan maut pada Senin (12/5). Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menegaskan bahwa proses penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap peran dan keberadaan warga sipil saat insiden terjadi.
"Sementara masih dalam penyelidikan, mohon waktu," ujar Brigjen Wahyu saat dikonfirmasi oleh Antara, Selasa (14/5).
Brigjen Wahyu juga belum dapat merinci keterlibatan warga sipil dalam rangkaian kegiatan pemusnahan amunisi, yang semestinya dilakukan secara tertutup dan berstandar keamanan tinggi.
Dalam peristiwa tragis tersebut, sebanyak 13 orang dinyatakan meninggal dunia, terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Berikut daftar korban tewas:
Kolonel Cpl Antonius Hermawan
Mayor Cpl Anda Rohanda
Agus bin Kasmin
Ipan bin Obur
Iyus Ibing bin Inon
Anwar bin Inon
Iyus Rizal bin Saepuloh
Toto
Dadang
Rustiawan
Endang
Kopda Eri Dwi Priambodo
Pratu Aprio Setiawan
Kronologi Kejadian
Menurut Brigjen Wahyu, insiden terjadi saat personel Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD melaksanakan pemusnahan amunisi afkir pada pukul 09.30 WIB. Prosedur awal telah dijalankan, termasuk pengecekan personel dan kondisi lokasi yang dinyatakan aman.
Pemusnahan dilakukan dengan membuat dua lubang sumur yang kemudian diisi dengan amunisi, lalu diledakkan menggunakan detonator. Kedua ledakan awal berlangsung normal dan aman.
Namun, tragedi terjadi saat personel mulai menyusun kembali detonator bekas ke dalam lubang ketiga untuk dimusnahkan. Saat penyusunan berlangsung, tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang belum diledakkan secara resmi.
Proses Investigasi dan Tanggung Jawab
TNI AD menegaskan akan menelusuri seluruh tahapan teknis hingga aspek keamanan prosedur yang berlaku dalam operasi pemusnahan tersebut. Fokus utama penyelidikan saat ini termasuk mengapa warga sipil dapat berada di area yang semestinya steril.
Hingga kini, pihak TNI masih berkoordinasi dengan kepolisian dan instansi terkait dalam proses identifikasi serta pemulihan dampak insiden.