3.039 Jiwa Terdampak Banjir, Pemda Kubu Raya Tetapkan Status Tanggap Darurat
Kubu Raya | Rabu, 12 Maret 2025
Kondisi banjir di Desa Lingga, Kabupaten Kubu Raya. (Dok. PIFA/Lydia Salsabila)
Kubu Raya | Rabu, 12 Maret 2025
Lokal
Ketapang - Pekerjaan proyek jalan nasional Sungai Kelik - Siduk di Kabupaten Ketapang sudah mencapai progres 55 persen. Jika tidak berhalangan, pelaksana menargetkan selesai pada Desember 2021 mendatang. Pelaksana lapangan, Uten Sutendi mengatakan bahwa proyek perbaikan ruas jalan tersebut dimulai pada Oktober 2020 dan berakhir di bulan April 2022. "Kalau tidak ada kendala, kita targetkan selesai bulan Desember 2021. Saat ini progresnya sudah mencapai 55 persen," kata Uten Sutendi, Rabu (24/08). Dia menjelaskan, proyek itu mendapatkan anggaran senilai Rp102 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020. Total ruas jalan yang dikerjakan sepanjang 62 kilometer dari Sungai Kelik - Siduk. "Dari total panjang 62 kilometer itu terbagi beberapa item. Mulai dari perawatan jalan dan jembatan, serta rekonstruksi. Untuk rekonstruksi sepanjang 21 kilometer," ucapnya. Sepanjang proses pengerjaan, menurut Sutendi, sejauh ini tidak ada kendala. Masyarakat yang ada di sepanjang ruas jalan juga sangat mendukung perbaikan ruas jalan tersebut. "Saat ini kendala kita cuma cuaca. Jika hujan deras terpaksa pengerjaan dihentikan dulu. Sedangkan untuk kendala lainnya masih kita selesaikan," terangnya. Sedangkan pengerjaan rekonstruksi cukup berat ada pada penimbunan jalan yang sering terendam banjir. Pihaknya terpaksa melakukan penimbunan sepanjang 1,3 kilometer sebelum diaspal. Itu dilakukan karena lokasinya memang menjadi langganan banjir saat musim hujan. "Panjang jalan yang ditimbun 1,3 kilometer. Ketinggian timbunan mulai dari 1 meter sampai 2,5 meter," timbalnya. Adapun menyangkut peralatan, diakui dia, sudah sangat siap. Peralatan yang dibutuhkan untuk penimbunan, pengerasan hingga pengaspalan sudah disediakan dengan baik. "Semoga tidak ada kendala yang berarti, sehingga target kami untuk diselesaikan bulan Desember bisa tercapai," tutupnya. Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Ketapang, Fendi (52) menilai perbaikan jalan Sungai Kelik - Siduk akan berdampak pada meningkatnya ekonomi masyarakat. "Kita harus akui bahwa infrastruktur jalan menjadi penopang utama meningkatnya ekonomi masyarakat. Terbukti, sejak jalan itu berstatus jalan nasional, ekonomi masyarakat menjadi lebih baik," ungkap Fendi. Selain memberi dampak ke ekonomi, dengan diperbaikinya jalan itu, juga mempermudah akses masyarakat. Sehingga secara durasi jarak tempuh lebih singkat, baik dari kota menuju penghuluan maupun sebaliknya. "Kita bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian PU yang terus memperbaiki jalan Sungai Kelik - Siduk. Dengan demikian, masyarakat tentu akan lebih mudah menuju kota maupun menuju Kecamatan penghuluan," tuturnya. Ia berharap, Pemerintah Daerah Ketapang terus berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dalam upaya memohon pengajuan status jalan nasional yang mungkin tidak bisa ditangani menggunakan APBD. "Kemampuan APBD Ketapang yang hanya 2 triliun lebih, saya rasa tidak akan mencukupi untuk membangun ruas jalan di Ketapang yang terbilang cukup banyak. Ini diperlukan kerjasama dengan pemerintah pusat. Harapan kita, tahun 2022 jalan nasional terhubung ke jalan Trans Kalimantan," imbuhnya.
Lokal
Sintang - Sekelompok petani di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat mengikuti Sekolah Lapang Iklim (SLI) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sebanyak 25 petani menerima pembekalan teknik bercocok tanam dalam kegiatan tersebut. Seperti dilansir dari Antara Kalbar (3/9), SLI bertujuan untuk membantu mereka menjaga produktivitas pertanian di tengah meningkatnya potensi cuaca ekstrem. Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang Yustinus mengungkapkan bahwa materi yang dipaparkan kepada para petani terkait pemahaman cuca dan iklim. "SLI itu untuk pemahaman cuaca dan iklim, sehingga petani dapat menyusun strategi dan perencanaan tanam, agar tidak mengalami gagal panen yang berujung kerugian bagi petani," ungkapnya. Yustinus berharap, SLI menambah wawasan pengetahuan petani dalam mencari rujukan tentang cuaca dan iklim untuk usaha pertaniannya, selain faktor produksi, seperti pupuk dan benih. "Kami berharap pada para petani agar bisa menyebarluaskan ilmu yang didapatkan di SLI kepada teman-teman yang lain dan dapat diamalkan dengan baik," tambahnya. Dalam kesempatan itu, Pemerintah Kabupaten Sintang mengapresiasi kegiatan SLI. Menurut pihaknya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat karena memberdayakan petani di Kelam Permai. "Kami mengharapkan seluruh penyuluh pertanian yang telah mengikuti kegiatan ini dapat menjadi agen iklim dari BMKG di masyarakat terkhusus para petani,” tututrnya. Kemudian, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Perkebunan Sintang Sonya Puspasari menyampaikan bahwa program dari Kementerian Pertanian dan Perkebunan pada tahun ini berfokus pada peningkatan prodiktivitas pertanian untuk mendukung keberlangsungan pada masa-masa sulit, seperti pademi Covid-19 saat ini. "Pertanian adalah sektor yang bertahan pada masa pandemi, salah satu hal yang menunjang produktivitas pertanian ialah peningkatan kapasitas serta keterampilan dari petani sebagai pelaku utama. Karena itu kita juga harus melihat dengan baik semua sarana serta prasarana yang diperlukan agar dapat menunjang kegiatan dengan baik," terang Sonya pada Antara Kalbar (3/9). SLI diikuti 25 peserta, kegiatan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dengan baik di tengah pandemi, sambung Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah Luhur Tri Uji Prayitno. Luhur juga menyampaikan harapannya pada para petani yang mengikuti SLI. "Harapan saya, semoga teman-teman petani sekalian dapat menyerap materi yang telah diberikan oleh tim BMKG agar ke depannya dapat menjadi teladan untuk teman-teman petani lainnya, yang belum dapat bergabung pada kesempatan kali ini," harapnya.
Sports
Berita Sports, PIFA - Coach Shin Tae-yong menyampaikan permohonan maaf karena gagal membawa pulang medali emas SEA Games, seusai Skuad Garuda Muda kalah 0-1 dari Thailand pada babak semifinal cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2021 Vietnam di Stadion Thien Truong, Nam Dinh, Kamis (19/5). "Memang fans Indonesia banyak memberikan dukungan kepada kami di stadion. Saya meminta maaf atas kekalahan hari ini," kata Shin Tae-yong, dikutip dari laman PSSI. Kekalahan itu merupakan yang kedua kaliinya bagi Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia. Sebelumnya, Coach yang akrab disapa STY itu juga gagal mendapatkan medali Piala AFF 2020 setelah kalah oleh timnas Thailand. "Untuk ke depannya kami harus lebih maksimal agar tidak mengecewakan fans. Kalau saya melihat kekalahan ini bukan karena masalah fisik, karena Thailand pun main sama juga 90 menit. Saya melihat ketika Thailand mendapat peluang, mereka bisa cetak gol. Sedangkan kami juga punya peluang, tetapi tidak dapat mencetak gol. Itu alasan kami kalah hari ini," ujar Coah STY. Shin Tae-yong juga mengaku kecewa pada pemain yang mendapatkan kartu merah, diantaranya Firza Andika, Ricky Kambuaya, dan Rachmat Irianto. "Saya masih bisa mengerti jika dapat kartu kuning atau akumulasi kartu tetapi ini karena tidak fair play mendapat kartu merah. Saya melihat pemain-pemain tersebut tidak punya tanggung jawab sebagai pemain dan sangat disayangkan apalagi banyak yang dapat kartu merah dan cedera. Ada juga yang belum bisa bergabung ke Timnas," jelasnya. Asa Indonesia untuk mendapatkan medali masih tersisa pada laga terakhir. Skuad Timnas U-23 akan bertemu Malaysiwa untuk perebutan medali perunggu yang akan digelar pada Minggu (22/5/2022) mendatang. "Pada laga perebutan medali perunggu kita harus berjuang dan bermain maksimal demi mendapatkannya," tuturnya. (yd)