3 Tempat Berburu Takjil untuk Berbuka Puasa di Pontianak
Pontianak | Sabtu, 8 Maret 2025
Tempat berburu takjil Ramadhan di Kota Pontianak. (Ilustrasi: Kite Promoin)
Pontianak | Sabtu, 8 Maret 2025
Teknologi
PIFA, Tekno - Meta baru-baru ini dihadapkan pada keputusan pengadilan di Australia terkait pengumpulan data melalui aplikasi telepon pintar mereka. Pengadilan Federal Australia telah memerintahkan perusahaan untuk membayar denda senilai 20 juta dolar Australia (sekitar Rp203,2 miliar) karena melakukan pelanggaran terhadap privasi pelanggan. Perusahaan ini telah memasarkan aplikasi tersebut sebagai alat untuk melindungi privasi pengguna, namun pengadilan menemukan bahwa tujuan sebenarnya dari aplikasi ini adalah mengumpulkan data, yang tidak diungkapkan dengan jelas kepada pengguna. Aplikasi yang terlibat adalah Onavo, sebuah servis virtual private network (VPN) yang ditawarkan oleh perusahaan pada awal 2016 hingga akhir 2017. Meskipun Onavo diiklankan sebagai cara aman untuk menjaga informasi pribadi, Facebook menggunakan aplikasi ini untuk mengumpulkan data lokasi pengguna, waktu dan frekuensi penggunaan aplikasi telepon pintar, serta situs-situs yang mereka kunjungi, dengan tujuan untuk keperluan periklanan. Pengadilan menyatakan bahwa Meta gagal memberikan informasi yang memadai kepada pengguna mengenai pengumpulan data ini, yang berakibat pada kesempatan yang hilang bagi puluhan ribu konsumen Australia untuk membuat pilihan yang tepat tentang bagaimana data mereka digunakan sebelum mengunduh dan menggunakan aplikasi Onavo Protect. Akibat pelanggaran ini, Meta juga diwajibkan untuk membayar biaya pengadilan senilai 400.000 dolar Australia (sekitar Rp4 miliar) kepada Komisi Pelanggan dan Kompetisi Australia (ACCC), yang mengajukan gugatan sipil terhadap perusahaan ini. Meskipun denda senilai 20 juta dolar Australia tampaknya cukup besar, pengadilan menyatakan bahwa jumlah ini bisa jadi jauh lebih tinggi. Konsumen di Australia telah mengunduh aplikasi ini sebanyak 271.220 kali, dan setiap pelanggaran atas hukum pelanggan memiliki nilai senilai 1,1 juta dolar Australia. Namun, pengadilan memutuskan untuk menggolongkan pelanggaran ini sebagai satu jenis pelanggaran, sehingga jumlah denda lebih rendah dari potensi sebelumnya. Meta telah menyatakan bahwa mereka tidak berniat menyesatkan konsumen dan telah berusaha untuk memberikan transparansi dan kontrol atas penggunaan data mereka dengan membangun alat-alat yang sesuai. Namun, ACCC menegaskan bahwa konsumen harus memiliki informasi yang jelas mengenai bagaimana data mereka digunakan oleh pemilik aplikasi sehingga mereka bisa membuat keputusan yang tepat terkait privasi mereka.
Lokal
PIFA, Lokal - Ada yang unik dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) 006, yang berlokasi di Jalan Kasturi Raja, Kelurahan Mariana, Pontianak, pada Rabu (27/11/24). Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) kompak menggunakan baju dengan tema profesi.Di TPS ini, petugas KPPS terlihat mengenakan berbagai kostum, mulai dari Direktur Utama (Dirut) BUMN, penghulu, guru honorer, dokter, penyanyi country, chef, petugas pemadam kebakaran (damkar), driver ojek online (ojol), hingga petugas SPBU. Keunikan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga yang datang untuk menyalurkan hak suaranya.Ketua KPPS 006, Sintya Gafariana mengungkapkan bahwa konsep berpakaian dengan tema profesi ini merupakan kelanjutan dari tema seragam yang digunakan pada pemilihan umum lima tahun lalu. Sintya sendiri cosplay menjadi Dirut BUMN.“Konsepnya kita mau melanjutkan tema-tema sebelumnya. Lima tahun lalu temanya baju SMA, habis itu pemilihan presiden tema wisuda. Setelah wisuda kan kita pasti melamar pekerjaan kan, maka nya kita menggunakan tema profesi ini,” ujarnya.Sintya juga mengatakan, memakai baju profesi yang berbeda-beda ini karena ingin menunjukkan kepada masyarakat meski berbeda pilihan harus tetap bersatu.“Tujuannya kita ingin bahwa apapun profesi jangan golput tetap memilih pemimpin untuk lima tahun kedepan,” ujarnya.Proses pemungutan suara di TPS 006 berjalan lancar dan tertib, tanpa kerumunan seperti pada pemilihan presiden sebelumnya. Sintya juga menambahkan bahwa pelaksanaan pemilu kali ini lebih teratur dan kondusif.Ia berharap siapapun yang terpilih dalam pemilu ini dapat memimpin dengan bijaksana dan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang ada, baik di Provinsi Kalimantan Barat maupun di Kota Pontianak.“Kita berharap siapapun yang terpilih dapat bijaksana dalam mengatasi masalah yang ada di provinsi Kalbar termasuk wilayah kita Pontianak,” harapnya. (ly)
Sports
PIFA, Sports - Barcelona tengah mencari winger baru setelah gagal merekrut Nico Williams, yang memutuskan untuk tetap di Athletic Bilbao. Blaugrana kini mempertimbangkan opsi lain, salah satunya adalah winger AC Milan Rafael Leao. Menurut laporan dari Mundo Deportivo pada Selasa (20/8) pagi WIB, meski operasi ini sangat rumit, Barcelona memiliki sekutu kuat, yaitu agen Leao, Jorge Mendes. Nilai Leao diperkirakan berkisar antara 90 hingga 100 juta euro. Namun, anggaran yang dimiliki Barca sama seperti yang telah direncanakan untuk Nico Williams, yaitu sekitar 60 juta euro. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Milan mungkin tertarik pada beberapa pemain Blaugrana yang bisa dimasukkan dalam negosiasi, seperti Raphinha, Andreas Christensen, Iñigo Martínez, Ferran Torres, dan juga Alejandro Balde. Pemain lain yang mungkin menarik minat manajemen Rossoneri termasuk De Jong, Araujo, dan Ansu Fati, namun saat ini mereka sedang cedera, yang membuat kemungkinan transfer mereka menjadi lebih rumit. (yd)