5 Film Indonesia Paling Banyak Ditonton di Netfix Tahun 2024
Indonesia | Kamis, 19 Desember 2024
Daftar film Indonesia yang paling banyak ditonton di Netfix tahun 2024, cuplikan film Agak Laen. (Channel Youtube Agak Laen Official)
Indonesia | Kamis, 19 Desember 2024
Pifabiz
PIFABiz - Anak selebgram asal Malang, Emy Aghbia Punjabi menjadi korban kekerasan oleh babysitter berinisial “I”. Kejadian itu dibagikan Emy melalui akun Instagramnya pada, Jumat (30/3/2024). Emy Aghnia membagikan bukti berupa foto dan video anaknya, Cana yang dianiaya oleh babysitter I. Dari unggahan itu terlihat mata kiri Cana mengalami memar hingga lebam dan kesulitan untuk membuka matanya. Selain itu, ada luka di telinga kanan putri Emy. Emy mengaku tak pernah punya masalah dengan babysitter I. Dirinya bahkan menyebut mempercayakan Cana kepada babysitter I karena sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Sehingga ia menitipkan anaknya itu kepada babysitter I selama 2 hari karena ada urusan di Jakarta. Namun, apa yang seharusnya menjadi penitipan sementara berubah menjadi mimpi buruk ketika mereka kembali menemukan wajah sang anak mengalami kekerasan fisik penuh lebam, satu mata dan telinga biru. Babysitter I sendiri direkrut dari sebuah yayasan yang cukup tersohor di Surabaya. Namun, Emy tak mau menyebut nama yayasan tersebut. Saat ini diketahui babysitter I telah yang diduga melakukan penganiayaan itu telah diamankan polisi. (ly)
Nasional
Berita Nasional, PIFA - Jaksa Agung RI menetapkan 4 (empat) orang Tersangka yang terkait Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Pemberian Fasilitas Ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan Turunannya pada bulan Januari 2021 sampai dengan Maret 2022. Hal ini di sampaikan Tim Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus, Selasa 19 April 2022, Jaksa Agung RI, Burhanuddin mengatakan sesuai arahan Presiden RI terkait beberapa peristiwa yang menyentuh hajat hidup masyarakat seperti kelangkaan minyak goreng. Kelangkaan ini menjadi perhatian Presiden RI sehingga menginstrusikan kepada seluruh pimpinan kementerian, institusi/lembaga untuk mengedepankan sense of crisis sehingga setiap peristiwa yang terjadi dan menyentuh hajat hidup orang banyak dapat diberikan respon. “Terkait kelangkaan minyak goreng, dimana ini sangat ironi karena Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia. Untuk itu, kami telah melakukan penyidikan dan telah ditemukan indikasi kuat bahwa adanya perbuatan tindak pidana korupsi terkait pemberian persetujuan ekspor minyak goreng telah membuat masyarakat luas khususnya masyarakat kecil menjadi susah karena harus mengantri minyak goreng” ujar Jaksa Agung RI. Jaksa Agung RI melanjutkan Negara juga harus menguncurkan bantuan langsung tunai minyak goreng yang nilainya tidak kecil. Dalam kondisi kelangkaan minyak goreng yang menyulitkan masyarakat, Negara harus hadir dan hari ini adalah langkah hadirnya Negara untuk mengatasi dan membuat terang tentang apa yang sebenarnya terjadi tentang kelangkaan minyak goreng ini. Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Pemberian Fasilitas Ekspor Crude Palm Oil (CPO) terdapat 4 (empat) orang Tersangka yang terkait dengan Perkara ini. 1. IWW selaku Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI. 2. MPT selaku Komisaris PT. Wilmar Nabati Indonesia. 3. SM selaku Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Group (PHG). 4. PTS selaku General Manager di Bagian General Affair PT. Musim Mas. Bermula sejak akhir tahun 2021 terjadi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng di pasaran, maka pemerintah melalui Kementerian Perdagangan RI telah mengambil kebijakan untuk menetapkan DMO (Domestic Market Obligation) serta DPO (Domestic Price obligation) bagi perusahaan yang ingin melaksanakan ekspor CPO dan produk turunannya, serta menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng sawit, namun dalam pelaksanaannya perusahaan ekportir tidak memenuhi DPO namun tetap mendapatkan persetujuan ekpor dari pemerintah. Setelah dilaksanakan penyelidikan berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan Nomor: Print: 13/F.2/Fd.1/03/2022 tanggal 14 Maret 2022, maka pada Tanggal 4 April 2022 berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Nomor: Prin-17/F.2/Fd.2/04/2022 tanggal 04 April 2022, Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Pemberian Fasilitas Ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya pada bulan Januari 2021 sampai dengan Maret 2022 telah di tingkatkan ke tahap Penyidikan. Berdasarkan hasil pemeriksaan di penyidikan, penyidik telah mengumpulkan bukti-bukti yang terdiri dari keterangan saksi (19 orang), alat bukti surat dan alat bukti elektronik, keterangan ahli, dan barang bukti berupa 596 dokumen. Jaksa Agung RI mengatakan Para Tersangka melakukan perbuatan melawan hukum berupa bekerja sama secara melawan hukum dalam penerbitan izin Persetujuan Ekspor (PE), dan dengan kerja sama secara melawan hukum tersebut, akhirnya diterbitkan Persetujuan Ekspor (PE) yang tidak memenuhi syarat, yaitu mendistribusikan CPO atau RBD Palm Olein tidak sesuai dengan harga penjualan dalam negeri (DPO), dan tidak mendistribusikan CPO dan RBD Palm Olein ke dalam negeri sebagaimana kewajiban yang ada dalam DMO (20% dari total ekspor). Akibat perbuatan para Tersangka, mengakibatkan timbulnya kerugian perekonomian Negara yaitu kemahalan serta kelangkaan minyak goreng sehingga terjadi penurunan konsumsi rumah tangga dan industri kecil yang menggunakan minyak goreng dan menyulitkan kehidupan rakyat. (rs)
Lokal
Orangtua wajib waspada jika anak dibawah umur, apalagi masih balita pegang smartphone. Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan aksi seorang anak berusia lima tahun yang tak sengaja memesan barang melalui online shop (olshop) dengan metode pembayaran Cash On Delivery (COD). Tak tanggung, jumlah barang yang dipesan oleh anak itu mencapai RP 16 juta. Kisah itu dibagikan oleh salah satu akun TikTok hingga viral di media sosial. Dalam akun tersebut, diceritaka bahwa kejadian berawal saat si balita bermain HP milik orang tuanya. Ia tak sengaja, membuka aplikasi olshop dan iseng mengklik banyak iklan. Tanpa disadari, ternyata iklan yang dipilih tersebut langsung masuk keranjang dan diproses oleh penjual. “Jadi ceritanya HP dimainin anaknya yang usia lima tahun, klik-klik di online shop sistem COD hingga Rp 16 juta datang satu demi satu paket selang beberapa jam,” ujarnya, Selasa (6/7/2021). Dalam waktu beberapa jam berselang, satu per satu paket pesanan yang dipesan anaknya itu berdatangan ke rumah. Kejadian itupun, sempat membuat heboh warga sekitar lantaran banyaknya paket COD yang berdatangan dalam selang waktu yang berdekatan. Alhasil, kedua orang tuanya bingung lantaran merasa tak memesan paket melalui olshop.