6 Perusahaan di Kalbar Disegel karena Karhutla, Pemerintah Tegaskan Sanksi Tanpa Toleransi
Kalbar | Minggu, 3 Agustus 2025
Ilustrasi Karhutla
Kalbar | Minggu, 3 Agustus 2025
Internasional
Berita Internasional, PIFA - Lockdown di kota Shanghai, China, membuat harga kebutuhan pokok melesat naik hingga krisis makanan. Dilansir dari Kompas, seorang warga Shanghai bernama Frank Tsai yang tinggal di apartemennya di Puxi, bagian barat Shanghai, awalnya menimbun makanan selama empat hari sesuai dengan arahan dari pihak berwenang. Namun, tujuh hari kemudian persediannya semakin menipis. "Saya memikirkan makanan saya dan asupan makanan saya lebih dari yang pernah saya miliki dalam hidup," ujar Tsai. Dengan persediaan menipis, sejumlah penduduk lain terpaksa barter atau menyediakan uang lebih untuk membeli makanan demi bisa bertahan ketika lockdown ini. Seorang penduduk Shanghai bermarga Ma rela merogoh kocek hingga CNY 400 atau sekitar Rp 898 ribu hanya untuk sekardus mie instan dan soda. "Saya hanya mencobanya untuk persediaan. Saya tidak yakin berapa lama ini akan berlanjut,” ucap warga bermarga Ma tersebut. Saat ini, perintah ketat tinggal di rumah ditetapkan oleh pemerintah kepada sebagian besar 25 juta penduduk Shanghai. Namun kebanyakan dari mereka justru marah karena kekurangan makanan serta takut dinyatakan positif Covid yang akan nantinya akan menempatkan mereka di pusat karantina raksasa. "Tidak ada percakapan yang dipaksakan... semua orang diam dan menghormati jarak dan privasi satu sama lain," jelas warga lain bernama Romeo kepada AFP. Jam kerja sosial pun tetap diterapkan ketika malam hari. Bahkan, karena privasi yang sangat terbatas sejumlah pekerja lain di Shanghai terlihat memilih tidur di ranjang pabrik yang sedang tutup namun tetap mencoba untuk terus memproduksi meski di tengah pandemi. Hal ini dibuktikan oleh sejumlah video yang beredar di media sosial. Shanghai sekarang menjadi kota yang sunyi dengan keheningan, kecuali suara robot anjing dan drone yang menyiarkan perintah untuk tes Covid dan tetap berada di dalam. Pekerja dengan pakaian hazmat--dijuluki "Big Whites"--melakukan pengujian di dalam kompleks perumahan. Setiap beberapa hari penduduk diharuskan mengantre untuk tes usap. Selain itu, pemilik anjing tidak dapat berjalan dengan hewan peliharaan mereka dan diharuskan melatih anjing mereka menggunakan baki pasir di dalam ruangan, atau menyelinap keluar di tengah malam agar hewan itu dapat buang air. "Saya melatih anjing saya untuk buang air kecil dan buang air besar di dalam, tetapi agar diri saya tetap waras dan anjing saya juga waras, saya membawanya keluar pada jam 3 pagi," kata salah satu pemilik. Di sisi lain, otoritas Shanghai berusaha menyediakan tempat tidur yang cukup di rumah sakit darurat untuk orang-orang yang dites positif. Pemerintah mengatakan, 130.000 tempat tidur baru sudah siap atau sedang dibangun sebagai bagian dari karantina massal. Namun, kebijakan itu dianggap tidak efektif oleh banyak orang. Leona Cheng seorang siswa berusia awal 20-an keluar dari karantina selama 13 hari pada Jumat (8/4). "Itu tidak masuk akal dan tidak berkelanjutan. Terlalu banyak orang yang terinfeksi dan tingkat infeksinya terlalu cepat“ katanya kepada AFP tentang strategi Shanghai,” ucap Leona kepada AFP. (b)
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS - Manchester United kembali menaikkan harga tiket musim depan sebesar 5%, keputusan yang memicu protes dari kelompok suporter The 1958. Ini merupakan kenaikan ketiga berturut-turut dalam tiga tahun terakhir, diumumkan pada Senin (17/3/2025).Selain kenaikan harga, MU juga menghapus diskon 50% untuk penggemar senior, menggantinya dengan potongan 25% yang mengikuti usia pensiun pemerintah, yakni 66 tahun. Kebijakan ini berdampak pada sekitar 7.000 penggemar senior yang sebelumnya menikmati potongan lebih besar. Sementara itu, tiket untuk anak-anak U-16 tetap dibekukan tanpa perubahan harga.The 1958 menyampaikan kekecewaannya, menyoroti bahwa MU tidak mengikuti langkah klub Premier League lain yang membekukan harga tiket. "Fakta bahwa harga tiket tidak dibekukan dan klub tidak mengikuti preseden yang ditetapkan oleh klub-klub Premier League lainnya itu mengecewakan. Terutama setelah menyaksikan salah satu tim terburuk dalam beberapa dekade," ungkap pernyataan mereka, dikutip PIFA, Rabu (19/3).Kelompok ini, yang sejak lama mengkritik kepemimpinan MU, menilai bahwa kebijakan ini semakin membebani suporter, yang harus menanggung akibat dari keputusan manajemen klub. Mereka berharap pengurus klub lebih memprioritaskan kepentingan penggemar di tengah keterpurukan tim.
Lokal
Berita Kubu Raya, PIFA - Ketua Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Muhamad Zuhri Bari dan Direktur Wilayah Kalimantan BPJS Ketenagakerjaan Rini Suryani beraudiensi dengan Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan, di kediaman bupati, Jalan Tanjung Sari Pontianak, Rabu (13/4/2022). Kunjungan kerja tersebut membahas terkait ketenagakerjaan di Kabupaten Kubu Raya khususnya terkait perluasan atau pengembangan kepesertaan tenaga kerja Kubu Raya pada BPJS Ketenaganerjaan. Muhamad Zuhri Bari menjelaskan tugas dari Dewan Pengawas itu ada 4, yakni mengawasi kebijakan, mengawasi dana kelolaan jaminan sosial, memberikan saran dan nasehat kepada direksi, memberikan laporan kepada presiden terkait kinerja direksi. "Pak Bupati sangat responsif dan sangat mendukung terkait pengembangan jaminan sosial ketenagakerjaan di Kubu Raya, dan merespon Inpres Nomor 2 Tahun 2021, tentang Optimalisasi Perluasan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan," kata Muhamad Zuhri Bari. Ia menerangkan, satu diantara isi dari Inpres itu, memberikan instruksi kepada bupati untuk melakukan optimalisasi perluasan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan yang terdiri dari non ASN, pekerja rentan, UMKM dan sebagainya. "Dari diskusi dengan Pak Bupati, saya tertarik juga untuk bisa mengembangkan dan memanfaatkan dana desa yang dimungkinkan bisa dimanfaatkan untuk perlindungan tenaga kerja di pedesaan," ujarnya. Ia berharap kedepan semakin banyak tenaga kerja yang terlindungi secara sosial. Pemerintah Daerah merupakan representasi dari negara untuk bisa bersama-sama BPJS memberikan perlindungan kepada masyarakatnya, khususnya tenaga kerja, baik itu tenaga kerja penerima upah, maupun tenaga kerja bukan penerima upah atau tenaga kerja non formal. "BPJS, untuk lima tahun kedepan ada orientasi untuk mengembangkan kepesertaan di bidang non formal," ujarnya. Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan yang terpenting dalam perluasan atau pengembangan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan adalah memperkuat data, karena sasarannya harus tepat dan berkelanjutan. "Agar tidak terjadi tumpang tindih, kita juga berupaya mencari cara dan alternatif lain untuk jaminan sosial ini," kata Bupati Muda. Melalui pendataan yang kuat ini, Bupati Muda berharap Pemkab Kubu Raya mampu mewujudkan perluasan kepesertaan BPJS di Kabupaten Kubu Raya sesuai Inpres Nomor 2 Tahun 2021, tentang Optimalisasi Perluasan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. (rs)