Kondisi banjir di Kabupaten Melawi, 95 desa terendam. (Dok. Istimewa)

PIFA, Lokal - Setidaknya 95 desa di 7 kecamatan Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar) terendam banjir, hingga Sabtu (18/3/2023) sore. Berdasarkan data terkini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, banjir tersebut dipicu karena curah hujan tinggi. Tingginya debit air memicu sejumlah sungai di Melawi meluap.

Kapolres Melawi, AKBP Muhammad Syafi'i mengutarakan, banjir tersebut terjadi sejak Kamis (16/3/2023), setelah hujan deras mengguyur. Ketinggian air mencapai dua meter.

"Banjir setelah intensitas hujan tinggi. Ketinggian air mencapai mulai dari satu sampai dua meter," katanya, Sabtu (18/3/2023) sore.

Dia mengutarakan, berdasarkan data sementara yang dihimpun dari BPBD Kalbar, banjir tersebut berdampak pada 5.254 kepala keluarga (KK) atau 23.280 jiwa. Serta merendam 5.323 rumah warga.

"Sejumlah upaya kita lakukan untuk penanggulangan banjir ini," katanya.

Tim dari jajaran Polres Melawai bersinergi bersama unsur terkait, mulai dari pemerintah daerah, BPBD, Tagana, relawan serta TNI sudah terjun untuk memantau kondisi banjir di sejumlah titik itu.

"Kami terus memantau perkembangan tingginya debit air," jelasnya.

Sementara itu, Syafi'i menambahkan, sampai sejauh ini belum ada masyarakat terdampak yang mengungsi. Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau agar warga tetap waspada.

"Waspada mengingat cuaca masih buruk. Belum bisa kita prediksi. Sehingga agar bersiap jika terjadi kenaikan air," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Melawi, Arif Santoso melalui keterangan tertulis, banjir juga mengakibatkan akses sejumlah jalan desa terputus.

“Saat ini kami masih melakukan monitoring dan pendataan daerah rawan banjir,” kata Arif.

Dia menerangkan, pendataan dan penanggulangan banjir melibatkan warga, aparatur desa, pihak kecamatan, serta TNI dan Polri.

“Kondisi terakhir sampai pagi tadi, kondisi air beberapa desa berangsur surut, kecuali Desa Karangan Purun, air perlahan naik,” pungkasnya.

Banjir Kabupaten Melawi pun viral di media sosial. Dari video yang beredar, air bahkan mencapai dada orang dewasa. Bahkan parahnya mencapai atap rumah.

Banjir juga memicu tanah longsor. Sehingga menutup akses transportasi warga di salah satu desa. Tiap tahunnya, daerah Melawi memang kerap menjadi langganan banjir. Terutama di daerah pinggir sungai. 

Akibat banjir, sejumlah fasilitas umum terendam. Akses transportasi warga juga terhambat. Mereka pun mengandalkan rakit sederhana dan sampan untuk beraktivitas mengarungi air banjir tersebut. (ap)

PIFA, Lokal - Setidaknya 95 desa di 7 kecamatan Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar) terendam banjir, hingga Sabtu (18/3/2023) sore. Berdasarkan data terkini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, banjir tersebut dipicu karena curah hujan tinggi. Tingginya debit air memicu sejumlah sungai di Melawi meluap.

Kapolres Melawi, AKBP Muhammad Syafi'i mengutarakan, banjir tersebut terjadi sejak Kamis (16/3/2023), setelah hujan deras mengguyur. Ketinggian air mencapai dua meter.

"Banjir setelah intensitas hujan tinggi. Ketinggian air mencapai mulai dari satu sampai dua meter," katanya, Sabtu (18/3/2023) sore.

Dia mengutarakan, berdasarkan data sementara yang dihimpun dari BPBD Kalbar, banjir tersebut berdampak pada 5.254 kepala keluarga (KK) atau 23.280 jiwa. Serta merendam 5.323 rumah warga.

"Sejumlah upaya kita lakukan untuk penanggulangan banjir ini," katanya.

Tim dari jajaran Polres Melawai bersinergi bersama unsur terkait, mulai dari pemerintah daerah, BPBD, Tagana, relawan serta TNI sudah terjun untuk memantau kondisi banjir di sejumlah titik itu.

"Kami terus memantau perkembangan tingginya debit air," jelasnya.

Sementara itu, Syafi'i menambahkan, sampai sejauh ini belum ada masyarakat terdampak yang mengungsi. Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau agar warga tetap waspada.

"Waspada mengingat cuaca masih buruk. Belum bisa kita prediksi. Sehingga agar bersiap jika terjadi kenaikan air," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Melawi, Arif Santoso melalui keterangan tertulis, banjir juga mengakibatkan akses sejumlah jalan desa terputus.

“Saat ini kami masih melakukan monitoring dan pendataan daerah rawan banjir,” kata Arif.

Dia menerangkan, pendataan dan penanggulangan banjir melibatkan warga, aparatur desa, pihak kecamatan, serta TNI dan Polri.

“Kondisi terakhir sampai pagi tadi, kondisi air beberapa desa berangsur surut, kecuali Desa Karangan Purun, air perlahan naik,” pungkasnya.

Banjir Kabupaten Melawi pun viral di media sosial. Dari video yang beredar, air bahkan mencapai dada orang dewasa. Bahkan parahnya mencapai atap rumah.

Banjir juga memicu tanah longsor. Sehingga menutup akses transportasi warga di salah satu desa. Tiap tahunnya, daerah Melawi memang kerap menjadi langganan banjir. Terutama di daerah pinggir sungai. 

Akibat banjir, sejumlah fasilitas umum terendam. Akses transportasi warga juga terhambat. Mereka pun mengandalkan rakit sederhana dan sampan untuk beraktivitas mengarungi air banjir tersebut. (ap)

0

0

You can share on :

0 Komentar