Ahli: Tidur Berkualitas 7–9 Jam Per Hari Penting untuk Kesehatan Fisik, Mental, dan Emosional
Lifestyle | Kamis, 21 Agustus 2025
PIFA, Lifestyle – Tidur bukan sekadar istirahat, melainkan “tombol reset” vital bagi tubuh yang memengaruhi hampir semua fungsi utama. Direktur Pulmonologi RS CK Birla, New Delhi, India, Dr. Vikas Mittal, menegaskan bahwa tidur adalah kewajiban, bukan pilihan, dan harus menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian.
“Tidur yang buruk atau tidak memadai dapat mengganggu berbagai sistem penting, memengaruhi segalanya mulai dari warna kulit hingga kekebalan tubuh,” ujarnya, seperti dikutip Hindustan Times, Kamis.
Ia merekomendasikan waktu tidur ideal selama tujuh hingga sembilan jam per hari demi ketajaman mental, kesehatan fisik, dan keseimbangan emosional.
Kurang tidur berdampak negatif pada berbagai bagian tubuh, di antaranya:
Kulit – Proses perbaikan dan regenerasi sel memuncak saat tidur nyenyak. Kekurangan tidur dapat menyebabkan kulit kusam, lingkaran hitam, penuaan dini, meningkatnya kadar kortisol, dan menurunnya produksi kolagen.
Jantung – Tidur membantu mengatur tekanan darah dan memberi waktu istirahat pada sistem kardiovaskular. Kurang tidur kronis meningkatkan risiko hipertensi, serangan jantung, stroke, dan aritmia.
Usus – Tidur berkaitan erat dengan keseimbangan mikrobioma usus. Gangguan tidur dapat memicu masalah pencernaan, meningkatkan keinginan makan tidak sehat, dan memengaruhi berat badan.
Otak – Kekurangan tidur menurunkan fungsi kognitif, pengambilan keputusan, konsentrasi, dan dikaitkan dengan risiko penyakit Alzheimer.
Suasana hati – Tidur yang kurang dapat memicu kecemasan, mudah tersinggung, dan depresi.
Kekebalan tubuh – Saat tidur nyenyak, tubuh memproduksi sitokin untuk melawan infeksi, peradangan, dan stres. Kurang tidur membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan memperlambat pemulihan.
Dr. Mittal menekankan bahwa memprioritaskan tidur berkualitas adalah investasi penting bagi kesehatan jangka panjang.