Coki Pardede komentari AI ChatGPT yang memimpin ibadah ratusan jemaat geraja di Jerman. (Cianjur Ekspres)

PIFA, Tekno - Sebuah gereja Protestan di Bavaria menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk memimpin ibadah yang dihadiri oleh ratusan jemaat. 

Dengan bantuan teknologi chatbot AI yang dikenal sebagai ChatGPT, gereja tersebut berhasil menyelenggarakan rangkaian ibadah yang mencakup doa, khotbah, pemberkatan, dan musik.

Dalam sebuah acara yang berlangsung selama kurang lebih 40 menit, avatar tanpa ekspresi dari ChatGPT berperan sebagai pendeta yang menyampaikan khotbah dengan suara monoton kepada lebih dari 300 jemaat yang hadir.

“Teman-teman terkasih, suatu kehormatan bagi saya untuk berdiri di sini dan berkhotbah kepada Anda sebagai kecerdasan buatan pertama pada konvensi Protestan di Jerman tahun ini,” demikian bunyi khotbah yang disampaikan avatar di gereja pada hari itu seperti dikutip dari USSFeed, Jumat (16/6/2023).
 
Meskipun terlihat tidak berwujud, khotbah yang disampaikan berhasil merangkul jemaat dan menghadirkan momen ibadah yang mendalam.

Rangkaian ibadah tersebut didesain dan diprogram menggunakan teknologi AI ChatGPT.

Sebagai pendamping dari mesin AI tersebut, Jonas Simmerlein, seorang teolog dan filsuf dari Universitas Wina, juga ikut membantu dalam menyusun layanan tersebut.

Namun, Simmerlein dengan rendah hati mengakui bahwa sebagian besar, yakni sekitar 98%, dari hasil ibadah tersebut berasal dari mesin AI yang telah diprogram.

“Saya memang yang menyusun layanan ini, tetapi sebenarnya saya lebih suka disebut sebagai yang menemaninya. Alasannya karena menurut saya 98% hasilnya berasal dari mesin (ChatGPT),” kata Simmerlein.

Unggahan terkait ibadah yang dipimpin AI ChatGPT ini pun menuai berbagai respon publik hingga viral di media sosial.

"Klo meninggoy malah masuk ke hard disk" ujar akun instagram @timepediaid.

"Teknologi adalah Kunci" kata Coki Pardede yang turut mengomentari unggahan tersebut.

"Plis lah urusan ibadat keagamaan ga perlu AI AI bgini. Dunia boleh modern dan berkembang tapi suatu imanan dan kepercayaan itu jgn sampai rusak dengan sistem apapun itu" ungkap yorkris_jj. (ad)

PIFA, Tekno - Sebuah gereja Protestan di Bavaria menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk memimpin ibadah yang dihadiri oleh ratusan jemaat. 

Dengan bantuan teknologi chatbot AI yang dikenal sebagai ChatGPT, gereja tersebut berhasil menyelenggarakan rangkaian ibadah yang mencakup doa, khotbah, pemberkatan, dan musik.

Dalam sebuah acara yang berlangsung selama kurang lebih 40 menit, avatar tanpa ekspresi dari ChatGPT berperan sebagai pendeta yang menyampaikan khotbah dengan suara monoton kepada lebih dari 300 jemaat yang hadir.

“Teman-teman terkasih, suatu kehormatan bagi saya untuk berdiri di sini dan berkhotbah kepada Anda sebagai kecerdasan buatan pertama pada konvensi Protestan di Jerman tahun ini,” demikian bunyi khotbah yang disampaikan avatar di gereja pada hari itu seperti dikutip dari USSFeed, Jumat (16/6/2023).
 
Meskipun terlihat tidak berwujud, khotbah yang disampaikan berhasil merangkul jemaat dan menghadirkan momen ibadah yang mendalam.

Rangkaian ibadah tersebut didesain dan diprogram menggunakan teknologi AI ChatGPT.

Sebagai pendamping dari mesin AI tersebut, Jonas Simmerlein, seorang teolog dan filsuf dari Universitas Wina, juga ikut membantu dalam menyusun layanan tersebut.

Namun, Simmerlein dengan rendah hati mengakui bahwa sebagian besar, yakni sekitar 98%, dari hasil ibadah tersebut berasal dari mesin AI yang telah diprogram.

“Saya memang yang menyusun layanan ini, tetapi sebenarnya saya lebih suka disebut sebagai yang menemaninya. Alasannya karena menurut saya 98% hasilnya berasal dari mesin (ChatGPT),” kata Simmerlein.

Unggahan terkait ibadah yang dipimpin AI ChatGPT ini pun menuai berbagai respon publik hingga viral di media sosial.

"Klo meninggoy malah masuk ke hard disk" ujar akun instagram @timepediaid.

"Teknologi adalah Kunci" kata Coki Pardede yang turut mengomentari unggahan tersebut.

"Plis lah urusan ibadat keagamaan ga perlu AI AI bgini. Dunia boleh modern dan berkembang tapi suatu imanan dan kepercayaan itu jgn sampai rusak dengan sistem apapun itu" ungkap yorkris_jj. (ad)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya