Alarm Kebakaran Sebabkan VAR Mati di Laga Tottenham vs Nottingham
Inggris | Rabu, 23 April 2025
Alarm kebakaran menyebabkan VAR mati di laga Tottenham vs Nottingham
Inggris | Rabu, 23 April 2025
Lokal
Berita Kapuas Hulu, PIFA – Kodim 1206/PSB gelar kegiatan Latihan Teknis Intelijen (Latnis Intel) TA. 2022 guna untuk meningkatkan sinergitas dalam mempertajam di Satuan intelijen Teritorial. Kegiatan Teknis Latnis Intel dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal 8 s/d 13 Maret 2022 bertempat di Halaman Makodim 1206/PSB. Jln. Piere Tendean, Kelurahan Kota, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu, (09/03/2022). Latnis intelijen Kodim 1206/PSB ini dihadiri oleh 18 orang diantaranya 10 orang pelaku Prajurit yang memiliki kualifikasi Bidang Intelijen dan 8 orang pendukung ,kegiatan ini di mulai dengan brifing pelaku dan penyelengara. Latihan teori di laksanakan selama tiga hari dan untuk latihan aplikasi lapangan selama 2 hari. Pasi Ops Kodim 1206/PSB Kapten Inf Ucok Saputra selaku Komandan Latihan Latnis Intel menjelaskan, bahwa, kegiatan Teknis Latnis Intelijen Kodim 1206/PSB merupakan Program dari Komando atas yang wajib dilaksanakan. "Tujuan untuk meningkatkan kemampuan Intelijen bagi Prajurit yang memiliki kualifikasi Intel sesuai dengan bidangnya,' jelasnya. Mengingat semakin pentingnya Deteksi dini dan Pencegahan dini terhadap suatu permasalahan sosial yang timbul jalannya lagi maka insan Intelejen perlu dibekali pengetahuan yang cukup. "Kemudian agar tugas-tugas satuan intelijen di lapangan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan harapan dari Komando atas,” kata Pasi Ops. Sementara itu, Pasi Intel Kodim 1206/PSB Kapten Inf Mursyid selaku Pemateri menjelaskan bahwa, tugas intelijen terdiri dari Pengamanan, Penyelidikan dan Penggalangan. Lebih lanjut kata dia, namun tanpa pendidikan dan pelatihan yang baik maka tugas pokok Intelijen tersebut tidak mungkin dapat terwujud. Melalui latihan ini diharapkan setiap insan intelijen, selalu waspada dan peka terhadap perkembangan lingkungannya. "Terutama mampu mengaplikasikan di lapangan tentang makna “Kemampuan Temu Cepat Lapor Cepat“ pada setiap kejadian yang timbul dan pada akhirnya sekecil apapun permasalahan dapat diketahui, dicegah dan diatasi,” harapnya. (rs)
Internasional
PIFA, Internasional - Di bawah terik matahari yang menyengat, para penggali kubur di pemakaman Deir el-Balah, Gaza, bekerja tanpa henti untuk menguburkan korban-korban perang yang terus berdatangan. Mereka harus menggali kuburan baru dengan cepat dan menyusun balok beton untuk membuat ruang yang semakin terbatas. Sudah lebih dari sepuluh bulan sejak perang Gaza dimulai, dan pemakaman kini hampir kehabisan ruang. Saadi Hassan Barakeh, seorang penggali kubur berusia 63 tahun yang telah bekerja selama 28 tahun, mengungkapkan bahwa keadaan ini adalah yang terburuk yang pernah ia alami. "Sekarang kami harus menggali kuburan di atas kuburan lain, menumpuk jenazah dalam beberapa lapis," ujar Barakeh, menggambarkan kondisi pemakaman yang penuh sesak. Pemakaman Al-Soueid yang kini dikelolanya, meskipun lebih luas dengan area 5,5 hektar, juga tidak cukup menampung jenazah yang terus berdatangan. Dalam seminggu, Barakeh dan timnya terkadang harus menguburkan hingga 300 orang, jumlah yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Perang yang telah menewaskan lebih dari 40.000 jiwa di Gaza ini tak hanya membebani masyarakat tetapi juga pemakaman di seluruh wilayah tersebut. Barakeh mengaku tak bisa tidur setelah melihat begitu banyak tubuh anak-anak dan wanita yang hancur akibat perang. Suara drone pengintai Israel yang terus mengudara semakin menambah berat beban yang ia pikul setiap harinya. (ad)
Lokal
Briptu Dikta, seorang Polisi Wanita (Polwan) asal kota Pontianak, Kalimantan Barat akan berangkat ke Bangui, Afrika Tengah menjadi bagian dari Pasukan PBB dalam misi kemanusiaan. Sulung dari tiga bersaudara itu, menjadi satu-satunya Polwan Polda Kalbar yang terpilih sebagai anggota Pasukan Perdamaian pada Satuan Tugas Garbha Bhayangkara Fpu 3 Minusca. Putri dari pasangan Suhardi dan Rosalia itu, sejak umur 8 tahun sudah ditinggal ayahnya mengais rejeki sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Penang, Malaysia. Ia bercerita, sejak 17 tahun belakangan, kadang setiap setahun ayahnya mendapat cuti untuk berkumpul bersama keluarga di Pontianak. Namun pernah juga hampir 3 tahun ayahnya tidak mendapatkan cuti. Dari kecil hingga sekarang Briptu Dikta sudah terbiasa hidup mandiri. Belajar menerima situasi dan berlapang dada manjalani hari-hari sulit membentuk mental tangguh yang menjadikannya seperti saat ini. “Motivasi terbesar saya untuk mengikuti misi ini adalah orangtua saya. Ayah saya hanyalah tamatan Sekolah Teknik Mesin yang rela meninggalkan keluarganya untuk bekerja di negeri orang, dan Ibu saya hanya tamatan Sekolah Dasar yang sehari-hari bekerja sebagai penjahit rumahan. Saya adalah anak sulung dari 3 bersaudari, selain sebagai tulang punggung keluarga saya juga adalah contoh dari adik-adik saya. Saya akan selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga saya,” ujar Briptu Dikta. Oleh rekan-rekannya, ia dikenal multitalent karena memiliki 3 kemampuan berbahasa diantaranya Bahasa Inggris, Mandarin dan Perancis. Selain itu, ia juga piawai dalam bernyanyi dan bermain alat musik. Saat ini, Briptu Dikta masih menjalani latihan pra penugasannya di Pusdik Lalu Lintas Serpong hingga menjelang penugasan ke Afrika pada bulan September mendatang.