Foto: Freepik

Berita Internasional, PIFA - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu telah mengirimkan surat kepada PBB pada Selasa (2/6/2022), untuk meminta agar nama negara tersebut diganti menjadi Turkiye karena nama yang sekarang seringkali disamakan dengan turkey alias ayam kalkun dan kata-kata konotasi lainnya.

Dilansir dar ABCNews (8/6), dalam bahasa Inggris, nama resmi negara ini adalah Turkey. Nama ini juga serupa dengan sebutan ayam kalkun dan kadangkala digunakan untuk sebutan istilah-istilah konyol.

“Penggantian nama dilihat sebagai upaya untuk mengubah citra negara tersebut dan tidak lagi dikaitkan dengan ayam kalkun yang paling terkenal di Amerika Serikat menjadi menu tradisional Thanksgiving Day di akhir November,” demikian dikutip dari media asal Australia itu.

Sementara seperti diberitakan Associated Press, Presiden Recep Tayyip Erdogan menilai penggunaan kata "Turkiye" bakal menggambarkan budaya dan nilai Turki dengan lebih baik.

Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Erdogan juga sudah mendesak agar secara internasional negara itu berubah nama Turkey menjadi Turkiye, seperti ejaan dalam bahasa Turki. Bulan Desember 2021 lalu, Presiden Ergodan memerintahkan penggunaan nama Turkiye untuk penampilan budaya dan nilai-nilai Turki, termasuk label "Made in Turkiye" menggantikan "Made in Turkey" dalam produk ekspor.

Kemudian, pada awal tahun 2022, pemerintah Turki juga sempat mengeluarkan video promosi sebagai bagian dari usaha mengganti nama dalam bahasa Inggris. Dalam video tersebut, para turis dari mancanegara menyampaikan salam "Hello Turkiye" di berbagai destinasi wisata utama.

“Direktorat Komunikasi Kantor Kepresidenan Turki meluncurkan kampanye 'untuk mempromosikan lebih efektif penggunaan Turkiye sebagai nama negara secara internasional di berbagai platform',” dikutip dari ABCNews.

Seperti diberitakan, kantor berita Turki mengatakan bahwa Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, mengkonfirmasi bahwa pihaknya sudah menerima surat permohonan tersebut hari Rabu waktu New York. Dujarric menuturka, perubahan nama menjadi efektif di saat surat diterima oleh PBB. (yd)

Berita Internasional, PIFA - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu telah mengirimkan surat kepada PBB pada Selasa (2/6/2022), untuk meminta agar nama negara tersebut diganti menjadi Turkiye karena nama yang sekarang seringkali disamakan dengan turkey alias ayam kalkun dan kata-kata konotasi lainnya.

Dilansir dar ABCNews (8/6), dalam bahasa Inggris, nama resmi negara ini adalah Turkey. Nama ini juga serupa dengan sebutan ayam kalkun dan kadangkala digunakan untuk sebutan istilah-istilah konyol.

“Penggantian nama dilihat sebagai upaya untuk mengubah citra negara tersebut dan tidak lagi dikaitkan dengan ayam kalkun yang paling terkenal di Amerika Serikat menjadi menu tradisional Thanksgiving Day di akhir November,” demikian dikutip dari media asal Australia itu.

Sementara seperti diberitakan Associated Press, Presiden Recep Tayyip Erdogan menilai penggunaan kata "Turkiye" bakal menggambarkan budaya dan nilai Turki dengan lebih baik.

Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Erdogan juga sudah mendesak agar secara internasional negara itu berubah nama Turkey menjadi Turkiye, seperti ejaan dalam bahasa Turki. Bulan Desember 2021 lalu, Presiden Ergodan memerintahkan penggunaan nama Turkiye untuk penampilan budaya dan nilai-nilai Turki, termasuk label "Made in Turkiye" menggantikan "Made in Turkey" dalam produk ekspor.

Kemudian, pada awal tahun 2022, pemerintah Turki juga sempat mengeluarkan video promosi sebagai bagian dari usaha mengganti nama dalam bahasa Inggris. Dalam video tersebut, para turis dari mancanegara menyampaikan salam "Hello Turkiye" di berbagai destinasi wisata utama.

“Direktorat Komunikasi Kantor Kepresidenan Turki meluncurkan kampanye 'untuk mempromosikan lebih efektif penggunaan Turkiye sebagai nama negara secara internasional di berbagai platform',” dikutip dari ABCNews.

Seperti diberitakan, kantor berita Turki mengatakan bahwa Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, mengkonfirmasi bahwa pihaknya sudah menerima surat permohonan tersebut hari Rabu waktu New York. Dujarric menuturka, perubahan nama menjadi efektif di saat surat diterima oleh PBB. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar