Anggun C Sasmi Bantah Tuduhan Dukung Zionis, Siap Tempuh Jalur Hukum
Indonesia | Senin, 24 Februari 2025
Penyanyi Anggun C Sasmi membantah tuduhan mendukung Zionis. (Instagram @anggun_cipta)
Indonesia | Senin, 24 Februari 2025
Sports
PIFA, Sports - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pesan penting kepada para pesepakbola Indonesia. Pada acara Capital Market Summit & Expo bertema "Berinvestasi untuk Berprestasi" di Bursa Efek Indonesia, Erick Thohir menekankan pentingnya investasi sebagai persiapan untuk masa pensiun dari dunia sepak bola. Menurutnya, para atlet biasanya pensiun di usia 30-35 tahun, dan investasi adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan kehidupan mereka setelah pensiun. Erick, yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia, menjelaskan bahwa yayasan tersebut didirikan karena keprihatinannya melihat banyak mantan pemain timnas Indonesia yang hidup dalam kondisi memprihatinkan setelah pensiun. Yayasan ini telah mendapatkan dana sebesar Rp 17,3 miliar melalui kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia. Dana ini digunakan untuk membantu pemain-pemain eks timnas yang kurang mampu dengan menyediakan fasilitas seperti asuransi kesehatan serta memberikan pelatihan tentang investasi yang cerdas. Para pesepakbola nasional, seperti Irfan Bachdim dan Ismed Sofyan, juga menyadari pentingnya memulai investasi saat masih aktif bermain sepak bola. Menurut Bachdim, berinvestasi, terutama dalam properti seperti rumah dan vila yang dapat disewakan, sangat penting terutama jika sudah berkeluarga. Baginya, investasi adalah cara untuk menghadapi masa pensiun, terutama karena gaji sebagai pesepakbola tidak akan masuk setelah pensiun. Ismed Sofyan juga menambahkan bahwa profesi pesepakbola sangat berisiko karena cedera, sehingga berinvestasi, terutama dalam properti, adalah langkah cerdas untuk mendukung kehidupan pasca-pensiun. Pesan dari para pemain dan tokoh penting dalam dunia sepak bola ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran para pesepakbola tentang investasi sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka setelah mengakhiri karier aktif di lapangan hijau. (hs)
Lokal
PIFA, Lokal - Sidik, seorang anggota Polri aktif yang bertugas di Yanma Polda Kalbar, ditemukan tewas gantung diri di kediamannya di Jalan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara pada Senin (10/06/2024) dini hari. Jenazahnya pertama kali ditemukan oleh sang istri, Azura, saat hendak pergi ke toilet sekitar pukul 04.30 WIB. Kapolsek Pontianak Utara, AKP Suryadi, menjelaskan bahwa korban ditemukan tergantung di dalam rumahnya. "Saat melintasi ruangan di kediamannya, sang istri melihat korban sudah tergantung dan segera meminta pertolongan warga sekitar," kata AKP Suryadi. Berdasarkan keterangan saksi mata, sehari sebelum kejadian, korban terlihat mondar-mandir di depan rumah tetangganya. Salah satu tetangga, Fathan Yanuardi, sempat menemui korban yang meminta diisikan pulsa sebesar 10.000 rupiah. Setelah itu, korban kembali ke rumahnya tanpa menunjukkan gelagat mencurigakan. "Saat kami tanya, antara korban dan istrinya tidak memiliki masalah. Di kantor juga, korban tidak mengakui memiliki masalah, sehingga istrinya tidak menyangka korban melakukan hal tersebut," jelas AKP Suryadi. Proses identifikasi korban telah dilakukan oleh tim Inafis Polresta Pontianak. Hasil identifikasi awal tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan, sehingga diduga korban murni bunuh diri. Dari hasil identifikasi awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Diduga, tindakan ini akibat permasalahan ekonomi yang dialami korban. Korban yang berusia 43 tahun diketahui mengontrak rumah di Jalan Siantan Hulu sejak delapan bulan lalu, setelah dimutasi dari Polres Sambas ke Yanma Polda Kalbar. Sidik yang telah menikah dengan Azura selama lima tahun, dan dikaruniai dua orang anak, tidak pernah menunjukkan adanya masalah pribadi maupun kedinasan. Langkah-langkah yang telah diambil oleh pihak kepolisian meliputi pengamanan tempat kejadian perkara (TKP), koordinasi dengan Propam Polda Kalbar, dan menghubungi tim Inafis Polresta Pontianak. Sekitar pukul 07.00 WIB, tim Inafis tiba di lokasi untuk melakukan evakuasi dan identifikasi korban, dan jenazah kemudian dibawa ke RS Bhayangkara. Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat. Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam. (ad)
Pifabiz
Pifabiz - Budi Dalton saat ini sedang menghadapi kemungkinan berurusan dengan pihak berwajib karena ucapannya terkait miras. Dalam acara "Ngobat" yang disiarkan dalam chanel YouTubenya, Budi Dalton memiliki singkatan tersendiri terhadap miras, yaitu Minuman Rasulullah. Padahal, sebagaimana diketahui, pada umumnya miras memiliki singkatan 'minuman keras'. Penyataan Budi Dalton itu kini beredar kembali di berbagai media sosial. "Miras, kan minuman Rasulullah," ujar Budi Dalton dalam potongan video tersebut. Dalam video itu terlihat pula Sule dan Mang Saswi yang ikut tertawa setelah mendengar singkatan Miras dari Budi Dalton. Akibat hal itu, Budi Dalton diadukan ke polisi oleh Novel Bamukmin terkait dugaan penistaan agama. Menurut Novel, Budi Dalton patut diduga melukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. "Di mana acara tersebut di ikuti oleh Komedian Sule dan Mang Saswi yang ikut tertawa menimpali dugaan penghinaan kepada Nabi Muhammad tersebut di mana rekaman tersebut tersebar di beberapa akun YouTube dan medsos lainnya yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat,” kata Novel Bamukmin mengutip dari Suara.com. Novel selanjutnya menjelaskan bahwa dalam agama Islam, minuman keras adalah sesuatu yang sangat dilarang. "Akan tetapi sdr Budi Dalton seolah olah menyatakan bahwa Rasullulah Muhammad SAW meminum minuman keras (Miras)," katanya lagi. Tak hanya terhadap Budi Dalton, Novel juga meminta polisi mengusut dugaan keterlibatan Sule dan Mang Saswi yang ikut tertawa setelah mendengar singkatan Miras dari Budi. "Kami meminta Kepolisian untuk menindak tegas sdr Budi Dalton dan mengembangkan perkara ini apabila didapatkan bukti adanya dugaan keterlibatan sdr Sule dan sdr Saswi dalam perkara ini,” ungkap Novel. (b) Sementara itu, Budi Dalton sendiri telah menyampaikan permintaan maafnya melalui sebuah video. Dalam video permintaan maafnya tersebut, Budi menekankan miras yang dimaksud adalah minuman Rasulullah, bukan minuman keras. "Bagi yang pernah menonton potongan film itu sekali lagi saya minta maaf, video itu saya buat kurang lebih 3 tahun lalu dan saat itu saya sudah membuat beberapa klarifikasi," kata Budi Dalton dikutip dari detikcom. Budi Dalton menjelaskan bahwa sebetulnya ia ingin menghilangkan dogma dengan narasai negatif menjadi positif. "Apa yang saya ucapkan di situ tidak seperti apa yang kita tonton. Saya di bidang sastra saya ingin menghilangkan dogma dengan narasi negatif menjadi positif hanya saja dalam contohnya saya kurang tepat," sambungnya. Namun begitu dirinya menyadari apa yang dilakukannya membuat sejumlah pihak tersinggung. Budi Dalton pun meminta maaf. "Saya mohon maaf kepada siapa pun yang tersinggung saya akan bisa menjelaskannya sedetail apapun," katanya.