Foto: Istimewa

Berita Sekadau, PIFA – Dalam menekan angka stunting di Kabupaten Sekadau Pemkab Sekadau membentuk tim percepatan penurunan stunting tuk capai target nasional, yang dilaksanakan di Ruangan Wakil Bupati Sekadau, pada  Senin (21/03/2022).

Pembentukan tim tersebut dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Sekadau, Heronimus dan ikuti oleh Forkompimda dan unsur terkait di lingkungan Pemkab Sekadau.

Disampaikan Asisten 2, Heronimus pembentukan tim penurunan stunting itu sangat penting dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Sekadau yang saat ini mencapai 26,50 persen.

Dampak stunting bukan hanya persoalan tinggi badan anak yang kurang tetapi lebih pada perkembangan otak anak sebagai generasi bangsa. Sehingga diharapkan penurunan stunting dapat menjadikan generasi kedepa lebih berkualitas dan cerdas. Selain itu dampak lain stunting yang paling berisiko yakni menderita diabetes, jantung, stroke dan kanker.

"Pada 28 Mei 2021 Pemerintah Kabupaten Sekadau sudah menandatangani pernyataan komitmen dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting dengan Kementerian Sekretariat Negara RI, ini keseriusan pemerintah untuk mengatasi masalah stunting," kata Heronimus.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, Henry Alpius memaparkan berdasarkan masalah perkembangan gizi di Indonesia ada jenis yang dikelompokkan yaitu, gizi yang terkendali, gizi yang belum dapat diselesaikan dan yang sudah meningkat serta mengancam kesehatan masyarakat.

"Ada tiga macam permasalahan gizi yang sudah terkendali yaitu kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia. Masalah gizi yang belum terselesaikan yaitu stunting dan gizi kurang, dan masalah gizi yang juga mengancam adalah obesitas," lanjutnya.

Dengan angka stunting di Kabupaten Sekadau saat ini Henry menyebut pentingnya upaya penurunan stunting yang menjadi tugas kita bersama.

Terutama dengan adanya target pemerintah secara nasional, dimana untuk tahun 2024 angka stunting harus menurun 14 persen. ini sangat penting karena stunting ini harus dilakukan secara cepat mulai sejak 1000 hari pertama kehidupan anak.

"Stunting tidak hanya pada masalah asupan makanan, banyak hal lain yang perlu dipikirkan bersama seperti sanitasi lingkungan, pola asuh, budaya dan kebiasaan perilaku, ekonomi, ketahanan pangan, akses layanan kesehatan dan infrastruktur lainnya. Maka dilakukan rapat tentang percepatan penurunan stunting,"pungkas Henry Alpius. (yd)

Berita Sekadau, PIFA – Dalam menekan angka stunting di Kabupaten Sekadau Pemkab Sekadau membentuk tim percepatan penurunan stunting tuk capai target nasional, yang dilaksanakan di Ruangan Wakil Bupati Sekadau, pada  Senin (21/03/2022).

Pembentukan tim tersebut dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Sekadau, Heronimus dan ikuti oleh Forkompimda dan unsur terkait di lingkungan Pemkab Sekadau.

Disampaikan Asisten 2, Heronimus pembentukan tim penurunan stunting itu sangat penting dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Sekadau yang saat ini mencapai 26,50 persen.

Dampak stunting bukan hanya persoalan tinggi badan anak yang kurang tetapi lebih pada perkembangan otak anak sebagai generasi bangsa. Sehingga diharapkan penurunan stunting dapat menjadikan generasi kedepa lebih berkualitas dan cerdas. Selain itu dampak lain stunting yang paling berisiko yakni menderita diabetes, jantung, stroke dan kanker.

"Pada 28 Mei 2021 Pemerintah Kabupaten Sekadau sudah menandatangani pernyataan komitmen dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting dengan Kementerian Sekretariat Negara RI, ini keseriusan pemerintah untuk mengatasi masalah stunting," kata Heronimus.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, Henry Alpius memaparkan berdasarkan masalah perkembangan gizi di Indonesia ada jenis yang dikelompokkan yaitu, gizi yang terkendali, gizi yang belum dapat diselesaikan dan yang sudah meningkat serta mengancam kesehatan masyarakat.

"Ada tiga macam permasalahan gizi yang sudah terkendali yaitu kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia. Masalah gizi yang belum terselesaikan yaitu stunting dan gizi kurang, dan masalah gizi yang juga mengancam adalah obesitas," lanjutnya.

Dengan angka stunting di Kabupaten Sekadau saat ini Henry menyebut pentingnya upaya penurunan stunting yang menjadi tugas kita bersama.

Terutama dengan adanya target pemerintah secara nasional, dimana untuk tahun 2024 angka stunting harus menurun 14 persen. ini sangat penting karena stunting ini harus dilakukan secara cepat mulai sejak 1000 hari pertama kehidupan anak.

"Stunting tidak hanya pada masalah asupan makanan, banyak hal lain yang perlu dipikirkan bersama seperti sanitasi lingkungan, pola asuh, budaya dan kebiasaan perilaku, ekonomi, ketahanan pangan, akses layanan kesehatan dan infrastruktur lainnya. Maka dilakukan rapat tentang percepatan penurunan stunting,"pungkas Henry Alpius. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar