Anies Baswedan Hadiri Sidang Perdana Kasus Korupsi Impor Gula yang Menjerat Tom Lembong: Kami Percaya Majelis Hakim
Jakarta | Kamis, 6 Maret 2025
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (detikcom)
Jakarta | Kamis, 6 Maret 2025
Nasional
Berita Nasional, PIFA - Berdasarkan Undang-Undang tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen per 1 April 2022 mendatang. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kenaikan 1 persen dari PPN ini masih berada di bawah rata-rata PPN dunia, menurutnya Indonesia tidak berlebih-lebihan. “Kalau rata-rata PPN di seluruh dunia itu ada di 15 persen, kalau kita lihat negara OECD dan yang lain-lain, Indonesia ada di 10 persen. Kita naikkan 11 (persen) dan nanti 12 (persen) pada tahun 2025,” kata Menkeu saat menjadi narasumber CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022), dikutip PIFA dari Setkab RI (23/3). Menkeu memahami jika saat ini perhatian masyarakat dan dunia usaha tengah fokus pada pemulihan ekonomi. Namun, hal ini tidak menghalangi pemerintah untuk membangun pondasi perpajakan yang kuat. Terlebih selama masa pandemi APBN menjadi instrumen yang bekerja luar biasa, sehingga perlu untuk segera disehatkan. “Jadi kita lihat mana-mana yang masih bisa space-nya di mana Indonesia setara dengan region atau negara-negara OECD atau negara-negara di dunia. Tapi Indonesia tidak berlebih-lebihan,” tegasnya. Kemudian Menkeu menekankan, pajak merupakan gotong royong dari sisi ekonomi Indonesia dari yang relatif mampu. Hal ini karena pajak yang dikumpulkan akan digunakan kembali kepada masyarakat. “Kita jelas masih butuh pendidikan yang makin baik, kesehatan yang makin baik, kita butuh bahkan TNI kita yang makin kuat, polisi yang makin hebat supaya kepastian hukum bagus, keamanan kita bagus," tutupnya. Sri Mulyani menilai semuanya itu bisa dikerjakan, dicapai, dan dibangun setahap demi setahap jika pondasi pajak Indonesia kuat. (yd)
Lokal
Beberapa wilayah di Kota Pontianak dan sekitarnya dilanda banjir, akibat hujan lebat pada Selasa malam (13/7/2021). Padahal, saat ini kota Pontianak sedang melakukan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat akibat melonjaknya kasus covid-19. Dalam situasi demikian, timbul pertanyaan apakah banjir dapat memperburuk keadaan, dalam artian meningkatkan potensi penularan virus Covid-19. Sebab dalam kondisi banjir, saluran-saluran got tergenang air, sungai-sungai meluap, bahkan jamban juga ikut terendam. Melansir detik.com, Virolog (ahli virus) Sebastian Wurtzer dari perusahaan air minum Eau de Paris menjelaskan, memang ada konsentrasi virus Corona di air limbah. Dia melakukan riset soal kandungan virus Corona di air limbah saat wabah COVID-19 merebak. Badan Kesehatan Dunia, atau WHO menjelaskan, Virus Corona memang ada di air, namun virus itu tidak mampu menular ke manusia. WHO mendasarkan pada penelitian virus Corona di saluran air minum. “Keberadaan SARS-CoV-2 di air minum yang tidak diolah adalah mungkin, namun virus itu tidak terdeteksi mampu menginfeksi lewat saluran air minum,” kata WHO. Di kawasan Italia utara, lokasi yang pernah dikecamuk COVID-19, ada sungai yang terdeteksi mengandung fragmen RNA virus Corona, alias potongan-potongan ‘tubuh’ si virus. Temuan itu didapatkan saat Italia mengalami puncak wabah pada 2020 lalu. Namun risiko penularan dari air semacam ini dinyatakan rendah Bahkan, di kolam renang yang mengandung tinja, virus Corona juga ada. Namun virus itu tidak cukup kuat untuk menginfeksi manusia. Terlebih, bila kolam renang itu mengandung klorin, virus Corona bisa mati. “Risiko penularan SARS-CoV-2 dari air murni dan air pesisir, atau kolam renang dan air di spa yang terkontaminasi tinja, adalah sangat rendah,” kata WHO. Sama halnya dengan air got, air kolam renang bercampur tinja, atau sumber air minum, air banjir juga bisa saja mengandung Corona. Namun virus itu tidak cukup kuat untuk menginfeksi orang. Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menjelaskan, masyarakat tak perlu ketakutan soal air banjir yang mengandung virus Corona. “Tidak usah terlalu khawatir soal masalah airnya, tapi prinsip pencegahan tetap dijaga,” kata dia. Hanya saja masyarakat harus tetap menerapkan penggunaan masker, jaga jarak, dan cuci tangan dengan sabun. Protokol kesehatan pencegahan COVID-19 harus senantiasa dijaga.
Lokal
PIFA, Lokal - Ahmad Nizam, anak berusia enam tahun asal Pontianak, Kalimantan Barat, yang sebelumnya dilaporkan hilang oleh orang tuanya, akhirnya ditemukan. Namun, ia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dalam sebuah karung. Bocah laki-laki itu ditemukan meninggal dunia di belakang rumahnya yang terletak di Jalan Purnama Gang Purnama 7, Pontianak, pada Kamis malam (22/8/2024) sekitar pukul 19.05 WIB. Pelaku pembunuhan diketahui adalah ibu tiri korban, berinisial IF (24 tahun). Menurut informasi yang dikumpulkan PIFA, ayah Nizam menikah dengan ibu tirinya tersebut setelah resmi berpisah dengan ibu kandungnya yang saat ini menetap di Jakarta. Hasil pernikahan ibu tiri dan ayah Nizam dikaruniai seorang anak perempuan berusia sekitar 1 tahun. Ayah Nizam diketahui sering keluar kota untuk bekerja, sehingga keseharian Nizam lebih banyak dihabiskan bersama ibu tirinya ini di rumah. Hingga saat ini kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini.