Anies dan Prabowo Kompak Kritik Program Pendidikan di Era Jokowi
Indonesia | Minggu, 30 Juli 2023
PIFA, Politik - Dua bakal calon presiden (bacapres), Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, menyampaikan kritik mereka terhadap program pendidikan yang tengah berjalan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Kritik tersebut diutarakan usai keduanya mengikuti acara Belajarraya 2023 di Pasar Baru, Jakarta Pusat pada Sabtu (29/7).
Anies Baswedan menyoroti kurangnya keterlibatan masyarakat dalam bidang pendidikan selama pemerintahan Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menganggap bahwa Jokowi lebih fokus pada pembayaran pajak publik daripada melibatkan masyarakat dalam program-program pemerintahan, termasuk pendidikan.
Anies menekankan pentingnya menjadikan pendidikan sebagai gerakan, bukan sekadar program, dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
"Saya waktu itu ketika memulai indonesia mengajar, kami eksplisit menyampaikan pendidikan bukan sebagai program, pendidikan sebagai gerakan. Lalu ingat pemberantasan buta huruf? Itu nanti teman-teman boleh Google. Kalau ada foto Soekarno di papan tulis menulis A, I, U, E, O tahun 47 atau 48. Lalu banner di atasnya itu tulisannya menarik sekali. Kalau pemerintah biasanya bikin acara 'Dengan semangat ini ini'. Ini enggak, 'Bantu Kami Berantas Buta Huruf'," kata Anies dikutip Pifa dari detiknews.com (30/7).
Senada dengan hal itu, Prabowo Subianto juga memberikan kritik serupa terhadap bidang pendidikan yang berlangsung selama pemerintahan Jokowi. Prabowo menyoroti perlu adanya peningkatan mutu para guru sebagai tonggak pendidikan bagi generasi muda bangsa. Menurutnya, mutu guru masih terbilang terbelakang dalam sejumlah program pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintahan Jokowi.
"Pendidikan adalah kunci dari kebangkitan kita sebagai bangsa, jadi saya kira itu kita terus harus investasi di bidang pendidikan, kita harus perbaiki, kita harus bantu guru-guru untuk jadi lebih hebat," kata Prabowo.
Prabowo menekankan pentingnya investasi di bidang pendidikan untuk mengangkat kemampuan guru-guru agar lebih hebat dalam mendidik generasi penerus. Selain itu, dia juga mengatakan bahwa perbaikan pada bidang pendidikan harus seimbang dengan peningkatan ekonomi serta kualitas kesehatan anak-anak dan ibu yang menjadi elemen penting dalam menutupi kekurangan pendidikan. (hs)