Antisipasi Pemadam Kesulitan Air Saat Kebakaran, Pemkot Siap Pasang Hidran
Pontianak | Sabtu, 18 Januari 2025
Momen saat Pj Wali Kota Pontianak Edi Suryanto mengecek hidran. (Dok. Istimewa)
Pontianak | Sabtu, 18 Januari 2025
Internasional
PIFA.CO.ID, INTERNASIONAL - Jumlah korban tewas akibat serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap pelabuhan bahan bakar Ras Isa, Yaman, terus bertambah. Otoritas kesehatan yang dikelola kelompok Houthi pada Jumat (18/4) melaporkan, sedikitnya 74 orang meninggal dunia dan 171 lainnya luka-luka dalam serangan brutal yang terjadi pada Kamis malam (17/4) waktu setempat.Menurut keterangan otoritas tersebut, upaya pencarian korban dan identifikasi terhadap mereka yang hilang masih terus dilakukan di lokasi kejadian.Serangan udara yang dilakukan dalam dua gelombang itu menghantam fasilitas utama pelabuhan, termasuk tangki-tangki penyimpanan bahan bakar impor yang menyebabkan kebakaran besar. Televisi al-Masirah, yang dikelola Houthi, menyebutkan bahwa para korban merupakan karyawan pelabuhan, pekerja kontrak, sopir truk, dan peserta pelatihan yang sedang bertugas saat serangan terjadi.Lima tenaga paramedis juga dilaporkan tewas setelah terkena gelombang serangan kedua, sesaat setelah tiba di lokasi dengan ambulans untuk mengevakuasi korban dari serangan pertama.Seorang saksi mata mengungkapkan kepada kantor berita Xinhua bahwa tim penyelamat pun turut menjadi sasaran dalam serangan lanjutan tersebut.Pelabuhan Ras Isa yang terletak di barat laut kota Hodeidah di Laut Merah, selama ini menjadi jalur utama bagi pasokan bahan bakar ke wilayah utara Yaman yang dikuasai Houthi. Sejak memulai perang saudara melawan pemerintah pada akhir 2014, kelompok ini menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman.Komando Pusat AS (USCENTCOM) mengonfirmasi telah melakukan serangan terhadap pelabuhan tersebut, dengan alasan untuk “melumpuhkan sumber bahan bakar dan kekuatan ekonomi milik Houthi.” Dalam pernyataannya di media sosial X, USCENTCOM menuduh Houthi menggunakan bahan bakar sebagai alat kontrol dan mendanai operasi militer mereka melalui penyelundupan.“Kelompok Houthi terus mendapat keuntungan ekonomi dan militer dari negara serta perusahaan yang memberikan dukungan material kepada organisasi teroris asing,” tulis pernyataan USCENTCOM, merujuk pada penetapan ulang Houthi sebagai organisasi teroris oleh Presiden AS Donald Trump setelah kembali menjabat pada Januari lalu.Di sisi lain, Houthi mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai “kejahatan perang total.” Mereka membantah tuduhan bahwa pelabuhan digunakan untuk kepentingan militer dan menegaskan bahwa fasilitas itu hanya untuk tujuan sipil.Dalam pernyataan resmi, Houthi juga menyebut bahwa serangan tersebut merupakan bentuk dukungan AS terhadap Israel, terkait dengan konflik yang sedang berlangsung di Palestina. Mereka bersumpah akan terus mendukung rakyat Palestina dan memperingatkan bahwa “kejahatan Amerika tidak akan dibiarkan tanpa pembalasan yang menyakitkan.”Kelompok itu juga menyatakan bahwa mereka telah berhasil menghentikan seluruh pelayaran Israel di Laut Merah dan meyakinkan warga bahwa pasokan bahan bakar di wilayah utara Yaman tetap stabil.Sebagai respons terhadap serangan tersebut, militer Israel melaporkan telah mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari wilayah Yaman pada Jumat pagi, yang diyakini sebagai aksi balasan Houthi.Sementara itu, pemerintah Yaman menyalahkan Houthi atas penargetan pelabuhan bahan bakar. Menteri Informasi Yaman, Moammar al-Eryani, menuduh kelompok tersebut telah mengubah pelabuhan menjadi pusat penyelundupan senjata dan bahan bakar.Menteri Perminyakan dan Mineral Yaman, Saeed al-Shamasi, mengumumkan kesiapan pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai pemerintah di Aden, Nishtun, Mukalla, dan Mocha untuk menampung pengiriman bahan bakar dan makanan sebagai langkah mitigasi atas kerusakan pelabuhan Ras Isa.Ketegangan antara AS dan Houthi kian meningkat sejak pertengahan Maret, saat Presiden Trump memerintahkan tindakan militer yang lebih tegas menyusul pengumuman Houthi untuk kembali melancarkan serangan terhadap Israel, sebagai bentuk penolakan terhadap blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza oleh Tel Aviv.
Internasional
PIFA, Internasional - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyatakan bahwa serangan Rusia telah melukai bangunan situs warisan dunia yang dilindungi di Lviv, Ukraina. Menurut laporan CNN, bangunan yang terkena serangan terletak di zona penyangga Ensemble of the Historic Centre. Situs warisan dunia ini termasuk dalam daftar UNESCO. "UNESCO mengingatkan kewajiban negara-negara yakni tidak boleh melakukan tindakan merusak warisan budaya dan alam yang berada di wilayah negara lainnya," demikian pernyataan UNESCO yang dikutip PIFA, Jumat (7/7). Serangan ini merupakan yang pertama terhadap wilayah yang dilindungi dalam perang Ukraina-Rusia. Pada bulan Maret 2022, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, telah mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. Dalam surat tersebut, dia mengingatkan tentang kewajiban menjaga situs budaya dan bersejarah. Koordinat lokasi situs warisan dunia juga disertakan dalam surat tersebut. Lviv adalah kota kreatif untuk sastra UNESCO. Kota ini juga direncanakan menjadi pusat bagi seniman Ukraina. Pejabat Kota Lviv, Ukraina, melaporkan bahwa setidaknya 30 rumah, lebih dari 250 ruang apartemen, dua bangunan kampus, panti asuhan, sekolah, dan gardu listrik telah terkena dampak dari serangan rudal Rusia. UNESCO mengucapkan belasungkawa kepada warga Lviv yang menjadi korban serangan militer Rusia.
Lokal
PIFA, Lokal – Konsulat Malaysia bekerja sama dengan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak menggelar Festival Kuliner Malaysia di Gedung Konferensi Untan pada Selasa (3/12/2024). Sebanyak 40 jenis kuliner khas Malaysia disajikan untuk memanjakan lidah para pecinta kuliner.Konsul Malaysia di Pontianak, Azizul Zekri bin Abdul Rahim, menjelaskan bahwa festival kuliner ini merupakan agenda tahunan. Tahun ini, acara digelar dengan lebih meriah, menghadirkan lebih banyak variasi menu khas Malaysia.Berbagai makanan khas yang dapat dinikmati pengunjung antara lain Nasi Lemak, Laksa Sarawak, Roti Canai, Mi Goreng Mamak, Teh Tarik, Roti John, Kek Lapis Sarawak, Ayam Percik, Mi Udang, Karipap Malaysia, dan banyak lagi.“Tahun ini skalanya lebih besar kolaborasi dnegan pendidikan. Jadi hari ini kita membawa lebih 40 masakan khas Malaysia yang disediakan oleh rumah makan dan hotel yang ada di Sarawak juga di Pontianak. Jadi saya harap ramai warga Pontianak yang hadir pada festival kuliner ini,” ungkapnya.Selain menghadirkan makanan khas, festival ini juga menyediakan stan pameran tentang pendidikan dan UMKM. Azizul berharap festival ini dapat menjadi ajang bagi masyarakat Pontianak untuk mengenal Malaysia lebih dekat, terutama melalui kulinernya.“Selain dapat mekmnikmati makanan dnegan harga terjangkau, tetapi pengunjung juga dapat mengetahui informasi tentang pendidikan dan UMKM yang ada di Malaysia dan juga di Pontianak ini,” ujarnya.Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, Harisson, yang turut hadir dalam festival tersebut, menyatakan bahwa acara ini memberikan kesempatan bagi masyarakat yang belum pernah mengunjungi Malaysia untuk mencicipi makanan khas negara tersebut.“ Ini sebenarnya bisa kita bandingkan dengan kuliner kita, sebenarnya kita dengan malaysia satu rumpun, satu saudara hanya batas negara yang membedakan. Saya rasa kulinernya tidak jauh berbeda dengan kuliner kita cuman memang mungkin rasanya itu mereka lebih berani dalam menyajikan ke kuliner. Harisson juga berharap Festival Kuliner Malaysia tahun depan dapat digelar lebih meriah. Selain memperkenalkan kuliner khas Malaysia, acara ini juga dapat mempererat tali persaudaraan antarnegara tetangga.“Saya berharap festival ini terus berlanjut di Pontianak. Jika memungkinkan, kita juga bisa mengadakan sebuah festival perbandingan antara kuliner Malaysia dan Pontianak. Ini akan memperkaya pengalaman kita dalam menikmati kuliner khas kedua daerah,” tutupnya. (ly)