Beberapa wilayah di Kota Pontianak dan sekitarnya dilanda banjir, akibat hujan lebat pada Selasa malam (13/7/2021).

Padahal, saat ini kota Pontianak sedang melakukan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat akibat melonjaknya kasus covid-19.

Dalam situasi demikian, timbul pertanyaan apakah banjir dapat memperburuk keadaan, dalam artian meningkatkan potensi penularan virus Covid-19.

Sebab dalam kondisi banjir, saluran-saluran got tergenang air, sungai-sungai meluap, bahkan jamban juga ikut terendam.

Melansir detik.com, Virolog (ahli virus) Sebastian Wurtzer dari perusahaan air minum Eau de Paris menjelaskan, memang ada konsentrasi virus Corona di air limbah.

Dia melakukan riset soal kandungan virus Corona di air limbah saat wabah COVID-19 merebak.

Badan Kesehatan Dunia, atau WHO menjelaskan, Virus Corona memang ada di air, namun virus itu tidak mampu menular ke manusia.

WHO mendasarkan pada penelitian virus Corona di saluran air minum.

“Keberadaan SARS-CoV-2 di air minum yang tidak diolah adalah mungkin, namun virus itu tidak terdeteksi mampu menginfeksi lewat saluran air minum,” kata WHO.

Di kawasan Italia utara, lokasi yang pernah dikecamuk COVID-19, ada sungai yang terdeteksi mengandung fragmen RNA virus Corona, alias potongan-potongan ‘tubuh’ si virus.

Temuan itu didapatkan saat Italia mengalami puncak wabah pada 2020 lalu.

Namun risiko penularan dari air semacam ini dinyatakan rendah

Bahkan, di kolam renang yang mengandung tinja, virus Corona juga ada. Namun virus itu tidak cukup kuat untuk menginfeksi manusia. Terlebih, bila kolam renang itu mengandung klorin, virus Corona bisa mati.

“Risiko penularan SARS-CoV-2 dari air murni dan air pesisir, atau kolam renang dan air di spa yang terkontaminasi tinja, adalah sangat rendah,” kata WHO.

Sama halnya dengan air got, air kolam renang bercampur tinja, atau sumber air minum, air banjir juga bisa saja mengandung Corona. Namun virus itu tidak cukup kuat untuk menginfeksi orang.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menjelaskan, masyarakat tak perlu ketakutan soal air banjir yang mengandung virus Corona.

“Tidak usah terlalu khawatir soal masalah airnya, tapi prinsip pencegahan tetap dijaga,” kata dia.

Hanya saja masyarakat harus tetap menerapkan penggunaan masker, jaga jarak, dan cuci tangan dengan sabun.

Protokol kesehatan pencegahan COVID-19 harus senantiasa dijaga.

Beberapa wilayah di Kota Pontianak dan sekitarnya dilanda banjir, akibat hujan lebat pada Selasa malam (13/7/2021).

Padahal, saat ini kota Pontianak sedang melakukan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat akibat melonjaknya kasus covid-19.

Dalam situasi demikian, timbul pertanyaan apakah banjir dapat memperburuk keadaan, dalam artian meningkatkan potensi penularan virus Covid-19.

Sebab dalam kondisi banjir, saluran-saluran got tergenang air, sungai-sungai meluap, bahkan jamban juga ikut terendam.

Melansir detik.com, Virolog (ahli virus) Sebastian Wurtzer dari perusahaan air minum Eau de Paris menjelaskan, memang ada konsentrasi virus Corona di air limbah.

Dia melakukan riset soal kandungan virus Corona di air limbah saat wabah COVID-19 merebak.

Badan Kesehatan Dunia, atau WHO menjelaskan, Virus Corona memang ada di air, namun virus itu tidak mampu menular ke manusia.

WHO mendasarkan pada penelitian virus Corona di saluran air minum.

“Keberadaan SARS-CoV-2 di air minum yang tidak diolah adalah mungkin, namun virus itu tidak terdeteksi mampu menginfeksi lewat saluran air minum,” kata WHO.

Di kawasan Italia utara, lokasi yang pernah dikecamuk COVID-19, ada sungai yang terdeteksi mengandung fragmen RNA virus Corona, alias potongan-potongan ‘tubuh’ si virus.

Temuan itu didapatkan saat Italia mengalami puncak wabah pada 2020 lalu.

Namun risiko penularan dari air semacam ini dinyatakan rendah

Bahkan, di kolam renang yang mengandung tinja, virus Corona juga ada. Namun virus itu tidak cukup kuat untuk menginfeksi manusia. Terlebih, bila kolam renang itu mengandung klorin, virus Corona bisa mati.

“Risiko penularan SARS-CoV-2 dari air murni dan air pesisir, atau kolam renang dan air di spa yang terkontaminasi tinja, adalah sangat rendah,” kata WHO.

Sama halnya dengan air got, air kolam renang bercampur tinja, atau sumber air minum, air banjir juga bisa saja mengandung Corona. Namun virus itu tidak cukup kuat untuk menginfeksi orang.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menjelaskan, masyarakat tak perlu ketakutan soal air banjir yang mengandung virus Corona.

“Tidak usah terlalu khawatir soal masalah airnya, tapi prinsip pencegahan tetap dijaga,” kata dia.

Hanya saja masyarakat harus tetap menerapkan penggunaan masker, jaga jarak, dan cuci tangan dengan sabun.

Protokol kesehatan pencegahan COVID-19 harus senantiasa dijaga.

0

0

You can share on :

0 Komentar