Perkembangan minat investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), ASEAN dikabarkan investasikan properti hingga EBT. (Dok. Setkab RI)

PIFA, Nasional - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mencatat total investasi swasta ke sektor hiburan di Ibu Kota Nusantara. Total angkanya mencapai Rp20 triliun atau hampir sekitar seperempat persen dari total pendanaan pembangunan untuk swasta.

“Kalau yang dari swasta, tetapi tadi sudah ada Rp20 triliun. Ini mainly play artinya entertainment, hotel, dan sebagainya termasuk ada ruang terbuka hijau,” terang Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi, Otorita IKN, Agung Wicaksono setelah menjadi pembicara pada ASEAN Investment Forum Day 2, di Jakarta, Minggu (3/9/2023).

Agung menambahkan, pihaknya telah menerima 270 minat investasi dari calon investor atau letter of intent (LOI) untuk IKN baik dari dalam negeri maupun luar Indonesia. 

“Terbanyak memang perusahaan nomor satu dari Indonesia, lebih dari setengahnya. Kemudian dari ASEAN, ada Singapura dan Malaysia. Yang lainnya, Jepang dan Korea,” tuturnya.

Secara khusus dalam konteks ASEAN, Malaysia memiliki dua perusahaan properti yang telah berkomitmen untuk membangun 20 tower rumah susun (rusun) di IKN. Kedua perusahaan tersebut saat ini sedang melakukan studi kelayakan dan menunggu evaluasi dari pemerintah sebelum memperoleh izin untuk memulai pembangunan.

“Kalau Singapura itu yang mereka paling minat renewable energy (energi terbarukan), kemudian pengolahan waste,” imbuh Agung.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, kebutuhan pendanaan untuk IKN mencapai Rp466 triliun. Dana ini akan diperoleh dari tiga sumber utama, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp90,4 triliun, sektor swasta/domestik sebesar Rp123,2 triliun, dan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sebesar Rp252,5 triliun.

Pendanaan dari sektor swasta, terutama yang berasal dari dalam negeri, akan secara signifikan dialokasikan ke zona 1A, di mana rencananya akan dibangun Istana Kepresidenan dan beberapa kantor kementerian.

“Kawasan 1 ini seperti sekitar istana, Monas, dan sebagainya. Ini kita fokus yang di situ dulu, KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) ini arrange sekitar 6.000 hektare. Terus KIPP kita fokus lagi yang area 1A, ini baru yang 1A saja yang 2024 ini kita targetkan setelah itu masih banyak lagi,” tutupnya. (yd)
 

PIFA, Nasional - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mencatat total investasi swasta ke sektor hiburan di Ibu Kota Nusantara. Total angkanya mencapai Rp20 triliun atau hampir sekitar seperempat persen dari total pendanaan pembangunan untuk swasta.

“Kalau yang dari swasta, tetapi tadi sudah ada Rp20 triliun. Ini mainly play artinya entertainment, hotel, dan sebagainya termasuk ada ruang terbuka hijau,” terang Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi, Otorita IKN, Agung Wicaksono setelah menjadi pembicara pada ASEAN Investment Forum Day 2, di Jakarta, Minggu (3/9/2023).

Agung menambahkan, pihaknya telah menerima 270 minat investasi dari calon investor atau letter of intent (LOI) untuk IKN baik dari dalam negeri maupun luar Indonesia. 

“Terbanyak memang perusahaan nomor satu dari Indonesia, lebih dari setengahnya. Kemudian dari ASEAN, ada Singapura dan Malaysia. Yang lainnya, Jepang dan Korea,” tuturnya.

Secara khusus dalam konteks ASEAN, Malaysia memiliki dua perusahaan properti yang telah berkomitmen untuk membangun 20 tower rumah susun (rusun) di IKN. Kedua perusahaan tersebut saat ini sedang melakukan studi kelayakan dan menunggu evaluasi dari pemerintah sebelum memperoleh izin untuk memulai pembangunan.

“Kalau Singapura itu yang mereka paling minat renewable energy (energi terbarukan), kemudian pengolahan waste,” imbuh Agung.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, kebutuhan pendanaan untuk IKN mencapai Rp466 triliun. Dana ini akan diperoleh dari tiga sumber utama, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp90,4 triliun, sektor swasta/domestik sebesar Rp123,2 triliun, dan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sebesar Rp252,5 triliun.

Pendanaan dari sektor swasta, terutama yang berasal dari dalam negeri, akan secara signifikan dialokasikan ke zona 1A, di mana rencananya akan dibangun Istana Kepresidenan dan beberapa kantor kementerian.

“Kawasan 1 ini seperti sekitar istana, Monas, dan sebagainya. Ini kita fokus yang di situ dulu, KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) ini arrange sekitar 6.000 hektare. Terus KIPP kita fokus lagi yang area 1A, ini baru yang 1A saja yang 2024 ini kita targetkan setelah itu masih banyak lagi,” tutupnya. (yd)
 

0

0

You can share on :

0 Komentar