Tanjidor Sumber Rejeki, Terus Hidupkan Warisan Musik Pontianak dengan Gaya Baru
PIFA, Lokal - Kelompok musik tanjidor ‘Sumber Rejeki’ sukses menghibur pengunjung salah satu kafe di tepian Sungai Kapuas, pada Minggu pagi (25/5/25). Lewat aksi unik mereka mengaransemen lagu-lagu populer, di antaranya stecu-stecu, siapan dari band Juicy Luicy hingga lagu pembuka kartun Doraemon, ke dalam nuansa irama Melayu.Penampilan ini merupakan bagian dari rangkaian Habe Festival, sebuah acara seni budaya yang digelar oleh Balaan Tumaan Ensemble.Dua hari sebelumnya, Tanjidor Sumber Rezeki ini juga membuka Habe Festival dengan aksi unik yakni bermain tanjidor di atas sampan di Sungai Jawi, Pontianak, pada Jumat lalu (23/5/25).Penggagas sekaligus personel Tanjidor Sumber Rejeki, Uray Ferry, mengungkapkan bahwa kehadiran grup ini tak sekadar memeriahkan acara Habe Festival, tetapi untuk turut andil dalam melestarikn budaya.“Tanjidor ini sudah ada dari tahun 1820, dari bangsa Portugis ke suku Betawi Jakarta, Betawi ke Kalimantan Barat gitu lah istilahnya, sebagai musik hiburan. Dan kita anak-anak muda Ingin melestarikan kebudayaan Melayu khususnya dengan musik Tanjidor,” ujarnya.Ferry mengaku prihatin karena saat ini pemain tanjidor mayoritas berasal dari generasi tua. Banyak anak muda enggan terlibat karena merasa malu.“Sebagai anak muda tentulah kita pengen kebudayaan ini gak punah, karena kebanyakan yang kita lihat saat ini di mana- manapun di Pontianak khususnya Tanjidor itu banyak (pemain) orang-orang yang udah tua gitu, udah mempunyai keturunan cuman anak-anaknya ada yang gak mau ikut alasanya karena malu,” jelasnya.Saat ini di Pontianak ada lebih dari sepuluh grup tanjidor yang aktif, namun Tanjidor Sumber Rejeki menjadi salah satu yang paling muda dari segi usia para personelnya. Ia berharap akan lahir lebih banyak grup tanjidor dari kalangan anak muda.“Nah dengan adanya Tanjidor Sumber Rejeki ini kita sebenarnya ingin rangkulan anak-anak muda, jangan malu gitu untuk main Tanjidor. Tanjidor ini kalo dimainkan anak muda juga asik juga gitu,” ujarnya.Tanjidor Sumber Rezeki dibentuk dari tahun 2018, personilnya terdiri dari para alumni Fakultas Kesenian Universitas Tanjungpura, serta para pemain tiup dari komunitas tiup besi.Grup ini aktif tampil dalam berbagai kesempatan, mulai dari acara pernikahan, pembukaan usaha, hingga festival musik indie. Mereka juga pernah tampil berkolaborasi dengan band lokal seperti Las! dan Parsley, serta tampil di berbagai kota di Kalbar.“Paling jauh sampai saat ini sih baru di Sosok, terus Singkawang, Mempawah, terus pernah ngarak pengantin yang paling jauh dari Wajuk ke Pontianak,” katanya.Ferry pun mengajak generasi muda Pontianak untuk lebih terbuka terhadap warisan budaya lokal.“Bagi teman- teman yang masih anak-anak muda, suka musik dan cinta tradisi Melayu Kota Pontianak Kalimantan Barat Jangan malu untuk melestarikan budaya kita Sebanyak cara yang bisa kita lakukan Untuk melestarikan budaya kita Salah satunya di musik Tanjitor,” pesannya.
Lokal
| Senin, 26 Mei 2025