Ayah Kandung Ternyata Ada di Lokasi Saat Warga Evakuasi Bayi Dibuang di Kebun Kelapa Kubu Raya
Kubu Raya | Rabu, 15 Oktober 2025
PIFA, Lokal – Sebuah kisah memilukan terungkap di balik penemuan bayi malang di kebun kelapa Desa Padang Tikar Dua, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, pada Rabu (1/10/2025). Bayi tersebut ternyata merupakan buah hati dari hubungan gelap antara AM (32) dan RN (19). Kini, keduanya tengah menjalani proses penyidikan di Polres Kubu Raya.
Yang membuat hati teriris, sang ayah kandung, AM, ternyata berada di lokasi saat warga mengevakuasi bayi tersebut—tanpa ada yang menyadari identitasnya.
Kasat Reskrim Polres Kubu Raya, IPTU Nunut Rivaldo Simanjuntak, melalui Kasubsi Penmas Sihumas Aiptu Ade, menjelaskan bahwa AM kala itu hanya berdiri diam di tengah kerumunan warga, berpura-pura tidak tahu apa-apa.
“Berdasarkan keterangan, AM memang berada di lokasi penemuan bayi. Namun saat itu ia tidak berani mengaku karena takut hubungan gelapnya dengan RN terbongkar,” ungkap Aiptu Ade dalam keterangan tertulis, Selasa (14/10/2025).
Sempat Menjenguk di Rumah Sakit, Lalu Berniat Kabur ke Malaysia
Setelah bayi dievakuasi ke RSUD Tuan Besar Syarif Idrus, Kubu Raya, AM sempat datang menjenguk anak kandungnya. Namun bukannya menyesali perbuatannya, ia justru berencana melarikan diri ke Malaysia.
“Dari hasil penyelidikan, diketahui sebelum kabur, AM sempat datang ke rumah sakit untuk melihat bayinya. Tak lama kemudian, kami dapat informasi bahwa ia hendak melarikan diri ke Malaysia. Beruntung, pelaku berhasil kami amankan sebelum berhasil kabur,” jelas Aiptu Ade.
Chat Dingin yang Mengungkap Segalanya
Dari hasil pemeriksaan, terungkap percakapan singkat yang menjadi titik terang kasus ini. AM mengaku menerima pesan dari RN saat bayi dibuang.
“Saya dapat chat dari RN, katanya bayi itu sudah dibuang di kebun kelapa,” ucap AM di hadapan penyidik dengan nada datar.
Ia bahkan mengaku sempat kembali ke lokasi, namun bayi tersebut sudah tidak ada. “Saya bilang ke RN, mungkin sudah ditemukan orang. Setelah itu saya lanjut kerja lagi,” kata AM tenang tanpa penyesalan.
Ketika Nurani Tumpul dan Rasa Bersalah Mati
Kasus ini menggambarkan sisi gelap kemanusiaan—seorang ibu muda yang tega membuang darah dagingnya sendiri, dan seorang ayah yang memilih bungkam saat anaknya diselamatkan warga.
“Ini perbuatan yang tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga menyalahi nurani. Bayi itu adalah makhluk hidup yang seharusnya dilindungi dan disayangi, bukan dibuang seolah tak bernilai,” tegas Aiptu Ade.
Pelajaran untuk Tidak Menutupi Dosa dengan Kejahatan
Polres Kubu Raya mengimbau masyarakat agar lebih peka terhadap lingkungan sekitar, terutama jika melihat hal mencurigakan yang bisa mencegah tragedi serupa.
“Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa menutupi dosa dengan kejahatan hanya menambah luka dan penderitaan. Tidak ada alasan yang membenarkan pembuangan bayi,” tutup Aiptu Ade.