Saudia Airlines membandel, sering mengubah kapasitas seat pesawat. (Dok. MPI/Dani)

PIFA, Internasional - Maskapai penerbangan Saudia Airlines kembali melakukan tindakan tidak profesional. Maskapai penerbangan milik Kerajaan Arab Saudi ini belakangan sering melakukan perubahan kapasitas kursi pesawat. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab, melayangkan protesnya atas kejadian tersebut.

Menurutnya, kebijakan Saudia Airlines sangat merugikan para jemaah.

"Banyaknya perubahan kapasitas seat pesawat Saudia Airlines, ditambah dengan perubahan jadwal penerbangan, jelas berakibat pada jemaah, mulai dari terlambatnya proses visa hingga penempatan perhotelan di Madinah," tegas Saiful Mujab di Jakarta, Senin (5/6) kemarin.

"Ketidakprofesionalan ini jelas merugikan jemaah dan tidak sejalan dengan jargon Saudi untuk memuliakan jemaah haji," tandas dia.

Perubahan kapasitas pesawat Saudia terjadi sejak awal fase keberangkatan jemaah haji. Pada saat itu, jemaah dari kloter 2 embarkasi Jakarta - Bekasi (JKS 02) dijanjikan oleh Saudia Airlines akan diterbangkan dengan pesawat berkapasitas 480 orang.

"Faktanya, Saudia Airlines ingkar dengan apa yang dijanjikan sendiri. Maskapai ini terbukti tidak sanggup mendatangkan pesawat berkapasitas 480. Malahan yang datang pesawat dengan kapasitas hanya 405 jemaah," jelasnya.

Hal ini, menurut Saiful, menyebabkan efek domino karena jadwal keberangkatan jemaah sudah diumumkan sebelumnya. Bahkan, jemaah JKS 02 sudah berada di asrama haji Bekasi dan siap untuk diberangkatkan. Dampak dari perubahan kapasitas kursi ini juga dirasakan oleh jemaah pada kloter-kloter berikutnya.

Ketidakprofesionalan lain yang dilakukan oleh Saudia Airlines adalah keterlambatan atau perubahan jadwal penerbangan. Hingga saat ini, sudah tercatat lebih dari 10 kali perubahan jadwal penerbangan. Hal ini juga mengganggu kenyamanan para jemaah, karena berdampak pada pelayanan di asrama haji, bahkan hingga hotel di Madinah.

Pihak Kemenag pun meminta Saudia Airlines agar profesional dalam menjalankan tugasnya.

"Saya minta Saudia Airlines profesional, bekerja sesuai kesepakatan dalam kontrak dan tidak seenaknya dan semaunya sendiri mengubah kapasitas seat pesawat dan jadwal penerbangan. Kita bisa melihat bersama bahwa hal itu juga berdampak pada terhambatnya proses visa jemaah haji di Jawa Barat," ucap Saiful Mujab.

Sebelumnya, Kemenag juga sudah menyampaikan protesnya. Kemenag meminta agar menepati janjinya melayani jamaah dengan jujur.

"Kita sudah protes keras dan menegurnya. Kita minta mereka menunjukkan professionalitas dalam penerbangan jamaah. Saudia Airlinea harus menepati janji, melayani jamaah dengan jujur," katanya lagi.

"Saudia Airlines harus juga membuktikan mampu menerapkan prinsip khidmatul hujjaj syarafun lana," tutupnya. (yd)

 

PIFA, Internasional - Maskapai penerbangan Saudia Airlines kembali melakukan tindakan tidak profesional. Maskapai penerbangan milik Kerajaan Arab Saudi ini belakangan sering melakukan perubahan kapasitas kursi pesawat. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab, melayangkan protesnya atas kejadian tersebut.

Menurutnya, kebijakan Saudia Airlines sangat merugikan para jemaah.

"Banyaknya perubahan kapasitas seat pesawat Saudia Airlines, ditambah dengan perubahan jadwal penerbangan, jelas berakibat pada jemaah, mulai dari terlambatnya proses visa hingga penempatan perhotelan di Madinah," tegas Saiful Mujab di Jakarta, Senin (5/6) kemarin.

"Ketidakprofesionalan ini jelas merugikan jemaah dan tidak sejalan dengan jargon Saudi untuk memuliakan jemaah haji," tandas dia.

Perubahan kapasitas pesawat Saudia terjadi sejak awal fase keberangkatan jemaah haji. Pada saat itu, jemaah dari kloter 2 embarkasi Jakarta - Bekasi (JKS 02) dijanjikan oleh Saudia Airlines akan diterbangkan dengan pesawat berkapasitas 480 orang.

"Faktanya, Saudia Airlines ingkar dengan apa yang dijanjikan sendiri. Maskapai ini terbukti tidak sanggup mendatangkan pesawat berkapasitas 480. Malahan yang datang pesawat dengan kapasitas hanya 405 jemaah," jelasnya.

Hal ini, menurut Saiful, menyebabkan efek domino karena jadwal keberangkatan jemaah sudah diumumkan sebelumnya. Bahkan, jemaah JKS 02 sudah berada di asrama haji Bekasi dan siap untuk diberangkatkan. Dampak dari perubahan kapasitas kursi ini juga dirasakan oleh jemaah pada kloter-kloter berikutnya.

Ketidakprofesionalan lain yang dilakukan oleh Saudia Airlines adalah keterlambatan atau perubahan jadwal penerbangan. Hingga saat ini, sudah tercatat lebih dari 10 kali perubahan jadwal penerbangan. Hal ini juga mengganggu kenyamanan para jemaah, karena berdampak pada pelayanan di asrama haji, bahkan hingga hotel di Madinah.

Pihak Kemenag pun meminta Saudia Airlines agar profesional dalam menjalankan tugasnya.

"Saya minta Saudia Airlines profesional, bekerja sesuai kesepakatan dalam kontrak dan tidak seenaknya dan semaunya sendiri mengubah kapasitas seat pesawat dan jadwal penerbangan. Kita bisa melihat bersama bahwa hal itu juga berdampak pada terhambatnya proses visa jemaah haji di Jawa Barat," ucap Saiful Mujab.

Sebelumnya, Kemenag juga sudah menyampaikan protesnya. Kemenag meminta agar menepati janjinya melayani jamaah dengan jujur.

"Kita sudah protes keras dan menegurnya. Kita minta mereka menunjukkan professionalitas dalam penerbangan jamaah. Saudia Airlinea harus menepati janji, melayani jamaah dengan jujur," katanya lagi.

"Saudia Airlines harus juga membuktikan mampu menerapkan prinsip khidmatul hujjaj syarafun lana," tutupnya. (yd)

 

0

0

You can share on :

0 Komentar