Relawan Rumah Zakat Kalbar menyalurkan bantuan bagi korban banjir di Sambas. (Dok. Rumah Zakat)

PIFA, Lokal - Intensitas curah hujan di sebagian wilayah Kalimantan Barat masih tinggi. Berdasarkan perkiraan BMKG, kondisi ini bakal terjadi hingga 20 Maret mendatang. 

Hal ini pun memicu banjir meluas di sejumlah kabupaten/kota. Terhitung hingga 14 Maret 2023 sendiri, banjir telah memasuki pekan keempat di Kabupaten Bengkayang, Sambas dan Kota Singkawang. 

Parahnya, berdasarkan data BPBD Kalbar, selain ketiga daerah itu, banjir kini mulai meluas ke wilayah perhuluan Kalbar. Di antaranya Kabupaten Sekadau, Melawi, Landak dan Ketapang.

Di Sekadau, banjir melanda Kecamatan Sekadau Hilir, tepatnya Desa Gonis Tekam dengan ketinggian banjir berkisar antara 80-100 cm.

Selain jalan raya, perumahan warga dan fasilitas kesehatan juga sudah mulai 
terendam. Berdasarkan data BPBD setempat, sebanyak 15 kk yang rumahnya terendam sudah mengungsi ke fasilitas umum.

Sementara itu di Kabupaten Melawi, banjir terjadi di Kecamatan Sokan, Nanga Pinoh, dan Pinoh Utara. Di Nanga Pinoh lokasi banjir berada di pesisir sungai dan juga 
mulai merendam pasar-pasar yang terletak di dataran rendah.

Kondisi banjir ini pun menjadi perhatian serius tim relawan Rumah Zakat dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kalimantan Barat. Tim masih bergerak menjangkau menyalurkan bantuan bagi korban terdampak banjir.

Branch Manager Rumah Zakat Kalbar, Asrul Putra Nanda menjelaskan, timnya kini masih berfokus memberikan bantuan di Bengkayang dan Sambas. Di kedua daerah itu, ketinggian air masih mencapai lutut orang dewasa.

Rumah-rumah masih terendam seperti yang terjadi di Senabah, Kecamatan Sejangkung dan Kecamatan Sepantai, Kabupaten Sambas kemudian Dusun Sentimok di Jagoi Babang, Bengkayang.

"Itu memang menurun ya, 3-4 jari setiap hari. Tapi rumah masih terendam ada yang sedada, selutut, tergantung pada kondisi rumah mereka," kata Asrul, Rabu (15/3/2023).

Asrul mengatakan, banjir di dua kabupaten itu sudah terjadi selama 15 hari. Masyarakat setempat mulai beradaptasi dengan kondisi banjir yang menggenangi permukiman mereka.

"Mereka sudah berada di rumah dengan beradaptasi menggunakan kayu, sampan yang naik ke rumahnya," terang Asrul.

Tim relawan dari Rumah Zakat terjun ke lokasi menggunakan dua longboat 15 pk. Akses masuk menyusuri sungai karena seluruh akses jalan darat terputus dan saat ini kondisinya masih banjir.

"Rumah terendam, jadi kita terus bergerak. Hingga saat ini delapan tim relawan yang kita turunkan ke lapangan," katanya.

Mereka, sambung Asrul, mengantarkan bantuan dari masyarakat yang ada di Kalbar untuk bisa sampai ke lokasi bencana. Bantuan itu diantaranya beras, minyak, gula, daging sapi dan kambing.

"Yang langsung kita olah di lapangan dan kita bagikan dari rumah ke rumah yang benar-benar membutuhkan dari banjir ini," ujarnya.

Selain itu, juga disediakan dapur umum. Pasalnya, kondisi di sana memang tidak memungkinkan untuk memasak di dapur karena sudah terendam. Dapur umum itu dikondisikan di rumah warga yang memiliki lantai dua. 

Sementara itu, Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kalimantan Barat, Abussamah mengutarakan, berdasarkan pantauan di lapangan, debit air masih terbilang tinggi, berkisar antara 100-130 cm. 

"Tertinggi di Kecamatan Sejangkung, yang berjarak sekitar dua jam perjalanan dari ibu kota kabupaten Sambas," katanya.

Sementara di Kabupaten Bengkayang, banjir masih terjadi di Kecamatan Jagoi 
Babang, yang merupakan wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Di wilayah ini, debit air juga belum menunjukkan tanda-tanda akan turun.

Relawan, termasuk PMI Kalbar, juga menyalurkan obat-obatan yang bekerja sama dengan Puskesmas setempat. Tim medis siaga terjun ke lokasi, mengingat telah terjadi penyakit pasca banjir seperti gatal-gatal yang menyerang anak-anak. (ap)

PIFA, Lokal - Intensitas curah hujan di sebagian wilayah Kalimantan Barat masih tinggi. Berdasarkan perkiraan BMKG, kondisi ini bakal terjadi hingga 20 Maret mendatang. 

Hal ini pun memicu banjir meluas di sejumlah kabupaten/kota. Terhitung hingga 14 Maret 2023 sendiri, banjir telah memasuki pekan keempat di Kabupaten Bengkayang, Sambas dan Kota Singkawang. 

Parahnya, berdasarkan data BPBD Kalbar, selain ketiga daerah itu, banjir kini mulai meluas ke wilayah perhuluan Kalbar. Di antaranya Kabupaten Sekadau, Melawi, Landak dan Ketapang.

Di Sekadau, banjir melanda Kecamatan Sekadau Hilir, tepatnya Desa Gonis Tekam dengan ketinggian banjir berkisar antara 80-100 cm.

Selain jalan raya, perumahan warga dan fasilitas kesehatan juga sudah mulai 
terendam. Berdasarkan data BPBD setempat, sebanyak 15 kk yang rumahnya terendam sudah mengungsi ke fasilitas umum.

Sementara itu di Kabupaten Melawi, banjir terjadi di Kecamatan Sokan, Nanga Pinoh, dan Pinoh Utara. Di Nanga Pinoh lokasi banjir berada di pesisir sungai dan juga 
mulai merendam pasar-pasar yang terletak di dataran rendah.

Kondisi banjir ini pun menjadi perhatian serius tim relawan Rumah Zakat dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kalimantan Barat. Tim masih bergerak menjangkau menyalurkan bantuan bagi korban terdampak banjir.

Branch Manager Rumah Zakat Kalbar, Asrul Putra Nanda menjelaskan, timnya kini masih berfokus memberikan bantuan di Bengkayang dan Sambas. Di kedua daerah itu, ketinggian air masih mencapai lutut orang dewasa.

Rumah-rumah masih terendam seperti yang terjadi di Senabah, Kecamatan Sejangkung dan Kecamatan Sepantai, Kabupaten Sambas kemudian Dusun Sentimok di Jagoi Babang, Bengkayang.

"Itu memang menurun ya, 3-4 jari setiap hari. Tapi rumah masih terendam ada yang sedada, selutut, tergantung pada kondisi rumah mereka," kata Asrul, Rabu (15/3/2023).

Asrul mengatakan, banjir di dua kabupaten itu sudah terjadi selama 15 hari. Masyarakat setempat mulai beradaptasi dengan kondisi banjir yang menggenangi permukiman mereka.

"Mereka sudah berada di rumah dengan beradaptasi menggunakan kayu, sampan yang naik ke rumahnya," terang Asrul.

Tim relawan dari Rumah Zakat terjun ke lokasi menggunakan dua longboat 15 pk. Akses masuk menyusuri sungai karena seluruh akses jalan darat terputus dan saat ini kondisinya masih banjir.

"Rumah terendam, jadi kita terus bergerak. Hingga saat ini delapan tim relawan yang kita turunkan ke lapangan," katanya.

Mereka, sambung Asrul, mengantarkan bantuan dari masyarakat yang ada di Kalbar untuk bisa sampai ke lokasi bencana. Bantuan itu diantaranya beras, minyak, gula, daging sapi dan kambing.

"Yang langsung kita olah di lapangan dan kita bagikan dari rumah ke rumah yang benar-benar membutuhkan dari banjir ini," ujarnya.

Selain itu, juga disediakan dapur umum. Pasalnya, kondisi di sana memang tidak memungkinkan untuk memasak di dapur karena sudah terendam. Dapur umum itu dikondisikan di rumah warga yang memiliki lantai dua. 

Sementara itu, Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kalimantan Barat, Abussamah mengutarakan, berdasarkan pantauan di lapangan, debit air masih terbilang tinggi, berkisar antara 100-130 cm. 

"Tertinggi di Kecamatan Sejangkung, yang berjarak sekitar dua jam perjalanan dari ibu kota kabupaten Sambas," katanya.

Sementara di Kabupaten Bengkayang, banjir masih terjadi di Kecamatan Jagoi 
Babang, yang merupakan wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Di wilayah ini, debit air juga belum menunjukkan tanda-tanda akan turun.

Relawan, termasuk PMI Kalbar, juga menyalurkan obat-obatan yang bekerja sama dengan Puskesmas setempat. Tim medis siaga terjun ke lokasi, mengingat telah terjadi penyakit pasca banjir seperti gatal-gatal yang menyerang anak-anak. (ap)

0

0

You can share on :

0 Komentar