Kondisi banjir di Kabupaten Ketapang, Kalbar. (Dok. BPBD Ketapang)

PIFA, Lokal - Banjir di Kalimantan Barat, juga melanda di Kabupaten Ketapang. Hingga Selasa (21/3/2023) banjir tersebut menggenangi tiga kecamatan di perhuluan kabupaten tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ketapang, Yusnifar Purwanto dalam keterangan tertulis menjelaskan, tiga kecamatan itu diantaranya Nanga Tayap, Simpang Hulu dan Sungai Melayu.

Di Nanga Tayap, banjir terjadi di Desa Tanjung Medan yang berdampak terhadap 293 kepala keluarga (KK) atau 1.015 jiwa. Dengan ketinggian bervariasi mulai 70 cm hingga 1 meter.

Kemudian di Desa Pangkalan Telok, 900 kepala keluarga (KK) dengan 3.602 jiwa terdampak banjir. Sedikitnya 580 terendam air yang mencapai titik tertinggi hingga 170 cm atau 1,7 meter.

Selanjutnya, banjir di Kecamatan Simpang Hulu menerjang satu desa, yakni Desa Botuh Bosi. Di desa ini, 1.891 jiwa dari 513 kepala keluarga (KK) terdampak. Sementara ada 3 rumah warga yang terdampak parah.

Sementara itu, banjir di Kecamatan Sungai Melayu Rayak melanda Desa Sungai Melayu Baru. Sedikitnya 1.640 jiwa dari 472 kepala keluarga (KK). Ketinggian air tertinggi mencapai setengah meter.

"Saya mengintruksikan kepada tim agar segera melakukan monitoring di wilayah yang terdampak banjir serta membantu masyarakat untuk kegiatan evakuasi jika terjadi banjir susulan," kata Kepala BPBD Kalbar, Yusnifar.

Dia juga menginstruksikan tim melakukan monitoring wilayah yang terdampak banjir dan mendata jumlah warga yang terdampak. Serta mengimbau masyarakat agar mengamankan barang-barang yang berharga, mencabut peralatan listrik.

"Tim memantau debit air sungai jika banjir tersebut sudah membahayakan bagi warga, tim mengimbau kepada warga agar segera  mengungsi ke tempat yg lebih aman," jelasnya.

Saat ini, belum ada korban jiwa dan warga yang mengungsi. Namun demikian, apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan debit air akan kembali meningkat.

"Diimbau semua warga agar tetap waspada terutama di bagian hilir dan apabila mengkhawatirkan diharapkan 
mengungsi ke tempat yang lebih aman," paparnya.

Sementara itu, Ketua Satgas Informasi Kebencanaan BPBD Kalbar, Daniel menyebutkan, berdasarkan laporan tim di lapangan banjir yang melanda di beberapa desa dan di tiga kecamatan itu, disebabkan tingginya intensitas hujan di 
wilayah tersebut.

"Sehingga meluapnya air sungai dan merendam permukiman warga yang berada di pinggir sungai," katanya.

Pihak BPBD Provinsi Kalbar terus berkoordinasi dengan BPBD setempat, untuk memantau kondisi ketinggian banjir dan masyarakat terdampak.

"Ketapang juga belum menetapkan status tanggap darurat banjir. Karena kondisinya masih dapat tertangani," ujarnya.

Kendati demikian, Daniel meminta BPBD Ketapang agar segera menetapkan status tanggap darurat jika memang banjir sudah sulit ditangani. Dia juga mengimbau masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan banjir susulan. (ap)

PIFA, Lokal - Banjir di Kalimantan Barat, juga melanda di Kabupaten Ketapang. Hingga Selasa (21/3/2023) banjir tersebut menggenangi tiga kecamatan di perhuluan kabupaten tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ketapang, Yusnifar Purwanto dalam keterangan tertulis menjelaskan, tiga kecamatan itu diantaranya Nanga Tayap, Simpang Hulu dan Sungai Melayu.

Di Nanga Tayap, banjir terjadi di Desa Tanjung Medan yang berdampak terhadap 293 kepala keluarga (KK) atau 1.015 jiwa. Dengan ketinggian bervariasi mulai 70 cm hingga 1 meter.

Kemudian di Desa Pangkalan Telok, 900 kepala keluarga (KK) dengan 3.602 jiwa terdampak banjir. Sedikitnya 580 terendam air yang mencapai titik tertinggi hingga 170 cm atau 1,7 meter.

Selanjutnya, banjir di Kecamatan Simpang Hulu menerjang satu desa, yakni Desa Botuh Bosi. Di desa ini, 1.891 jiwa dari 513 kepala keluarga (KK) terdampak. Sementara ada 3 rumah warga yang terdampak parah.

Sementara itu, banjir di Kecamatan Sungai Melayu Rayak melanda Desa Sungai Melayu Baru. Sedikitnya 1.640 jiwa dari 472 kepala keluarga (KK). Ketinggian air tertinggi mencapai setengah meter.

"Saya mengintruksikan kepada tim agar segera melakukan monitoring di wilayah yang terdampak banjir serta membantu masyarakat untuk kegiatan evakuasi jika terjadi banjir susulan," kata Kepala BPBD Kalbar, Yusnifar.

Dia juga menginstruksikan tim melakukan monitoring wilayah yang terdampak banjir dan mendata jumlah warga yang terdampak. Serta mengimbau masyarakat agar mengamankan barang-barang yang berharga, mencabut peralatan listrik.

"Tim memantau debit air sungai jika banjir tersebut sudah membahayakan bagi warga, tim mengimbau kepada warga agar segera  mengungsi ke tempat yg lebih aman," jelasnya.

Saat ini, belum ada korban jiwa dan warga yang mengungsi. Namun demikian, apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan debit air akan kembali meningkat.

"Diimbau semua warga agar tetap waspada terutama di bagian hilir dan apabila mengkhawatirkan diharapkan 
mengungsi ke tempat yang lebih aman," paparnya.

Sementara itu, Ketua Satgas Informasi Kebencanaan BPBD Kalbar, Daniel menyebutkan, berdasarkan laporan tim di lapangan banjir yang melanda di beberapa desa dan di tiga kecamatan itu, disebabkan tingginya intensitas hujan di 
wilayah tersebut.

"Sehingga meluapnya air sungai dan merendam permukiman warga yang berada di pinggir sungai," katanya.

Pihak BPBD Provinsi Kalbar terus berkoordinasi dengan BPBD setempat, untuk memantau kondisi ketinggian banjir dan masyarakat terdampak.

"Ketapang juga belum menetapkan status tanggap darurat banjir. Karena kondisinya masih dapat tertangani," ujarnya.

Kendati demikian, Daniel meminta BPBD Ketapang agar segera menetapkan status tanggap darurat jika memang banjir sudah sulit ditangani. Dia juga mengimbau masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan banjir susulan. (ap)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya