Banjir Putus Jalan Lintas Negara Malaysia-Indonesia, Ratusan Pelancong Terjebak di PLBN Entikong
Entikong | Kamis, 30 Januari 2025
Suasana warga yang terdampar di PLBN Entikong imbas jalan putus. (Dok. Istimewa)
Entikong | Kamis, 30 Januari 2025
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS – Gerald Vanenburg resmi ditunjuk oleh PSSI sebagai salah satu asisten pelatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia senior, bersama Alex Pastoor dan Denny Landzaat. Vanenburg juga akan bertugas fokus pada Timnas U-23 Indonesia serta bekerja sama dengan tim U-20 dan U-17 untuk memastikan kesinambungan di semua level sepak bola nasional.Gerald Vanenburg, pria kelahiran Utrecht, Belanda, pada 5 Maret 1964, kini berusia 60 tahun. Dengan rekam jejak gemilang, ia membawa pengalaman panjang di dunia sepak bola sebagai pemain dan pelatih.Karier kepelatihannya dimulai pada tahun 2000 sebagai pelatih tim U-19 PSV Eindhoven hingga 2001. Ia kemudian melanjutkan perjalanan di berbagai klub, termasuk 1860 Munich pada 2004, Helmond Sport pada 2006-2007, dan FC Eindhoven pada 2008. Posisi terakhirnya adalah sebagai asisten pelatih AFC Ajax U-21 pada 2021 hingga 2023.Sebagai pemain, Vanenburg dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik di era 1980-an. Ia berhasil meraih gelar Liga Champions bersama PSV Eindhoven dan turut membawa tim nasional Belanda meraih Piala Eropa, menegaskan statusnya sebagai pemain berprestasi di level klub dan internasional.Patrick Kluivert memberikan alasannya menunjuk Vanenburg sebagai bagian dari tim kepelatihannya di Timnas Indonesia.“Pengalamannya yang luas, baik sebagai pemain maupun pelatih, akan melengkapi tim kepelatihan dan berkontribusi untuk membawa sepak bola Indonesia ke tingkat berikutnya. Berkolaborasi dengan rekan yang berpikiran sama seperti Gerald sangat penting untuk mencapai visi bersama,” ujar Kluivert.Penunjukan Vanenburg diharapkan mampu membawa dampak positif bagi sepak bola Indonesia, khususnya dalam memastikan kesinambungan strategi dan pengembangan di semua kelompok umur.
Nasional
PIFA.CO.ID, NASIONAL - Aksi demonstrasi gabungan elemen masyarakat sipil menolak Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) di Kota Malang, Jawa Timur, berujung ricuh. Sejumlah demonstran, termasuk tim medis dan jurnalis, dikabarkan mengalami kekerasan oleh aparat kepolisian dalam insiden yang terjadi pada Minggu (23/3) malam.Mengutip CNNIndonesia, sejak pukul 16.00 WIB, massa aksi telah memadati jalan depan Gedung DPRD Kota Malang dengan membawa poster dan spanduk bertuliskan "Orback!", "No UU TNI", "Orda Paling Baru", dan "Kembalikan Militer ke Barak" sebagai bentuk protes. Situasi memanas usai waktu berbuka puasa sekitar pukul 18.15 WIB ketika massa mulai membakar ban bekas dan seragam tentara di depan gerbang DPRD.Ketegangan semakin meningkat setelah sekelompok orang yang belum teridentifikasi melemparkan petasan dan bom molotov ke lantai satu dan dua Gedung DPRD. Petugas pemadam kebakaran yang berjaga segera memadamkan api sebelum merambat lebih luas. Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Rimzah, mengonfirmasi bahwa kebakaran terjadi di sebuah pos di sisi timur gedung, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan berkas. Ia menyayangkan aksi pembakaran tersebut, mengingat DPRD telah siap menerima audiensi dari demonstran."Prinsipnya, kami 45 anggota dewan telah mendapatkan arahan bahwa tujuh fraksi DPRD Kota Malang siap menerima audiensi, siap menerima aspirasi, dan siap membangun narasi bersama. Tapi sore hari ini, sebelum sempat menemui massa aksi, situasi sudah chaos," ujar Rimzah.Demonstran Ditangkap, Tim Medis dan Jurnalis Jadi Sasaran KekerasanInsiden tersebut berujung pada penangkapan sejumlah demonstran oleh aparat kepolisian. Tim bantuan hukum LBH Pos Malang, Wafdul Adif, melaporkan bahwa selain demonstran, tim medis dan jurnalis yang meliput juga menjadi sasaran kekerasan."Sejumlah massa aksi ditangkap, dipukul, dan mendapatkan ancaman. Tim medis, jurnalis, serta pendamping hukum yang bersiaga juga mengalami pemukulan," ungkap Wafdul pada Senin (24/3).Selain mengalami pemukulan, massa aksi melaporkan perampasan gawai, alat medis, serta dugaan kekerasan seksual dan ancaman pembunuhan verbal dari aparat. Berdasarkan identifikasi awal, sekitar enam orang demonstran telah dipastikan ditangkap, sementara delapan hingga sepuluh orang lainnya dilaporkan hilang kontak. Sementara itu, enam hingga tujuh orang demonstran dilarikan ke rumah sakit akibat luka-luka."Massa aksi yang terluka tersebar di sejumlah rumah sakit. Bahkan terjadi sweeping di sekitar rumah sakit dan kafe-kafe," tambahnya.Selain korban jiwa dan luka-luka, belasan kendaraan bermotor milik massa aksi juga diamankan di Polresta Malang Kota. Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai jumlah pasti korban maupun tindakan yang diambil terkait insiden tersebut.
Lokal
PIFA, Lokal - Pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji dan Didi Haryono, tampil elegan dalam debat publik kedua yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalbar pada Selasa malam (5/11). Keduanya kompak mengenakan jaket bomber berwarna army dengan tulisan “Midji-Didi” dan tagline “Kalbar Semakin Maju”, serta hashtag #lanjotagik.Dalam acara yang dihadiri oleh para ketua partai pengusung, istri masing-masing calon, serta pendukung, relawan, dan simpatisan, Sutarmidji dan Didi Haryono mengangkat tema pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang ramah lingkungan, dan penyelesaian persoalan daerah.Tema debat tersebut sejalan dengan visi Sutarmidji-Didi, yang menargetkan tuntasnya pembangunan infrastruktur dan perbaikan tata kelola pemerintahan menuju Kalbar yang maju, sejahtera, dan berkelanjutan. Sutarmidji menunjukkan bukti nyata kinerjanya dalam bidang infrastruktur selama lima tahun menjabat, di mana ia berhasil meningkatkan kondisi jalan mantap provinsi dari 49 persen saat awal menjabat pada tahun 2018, menjadi sekitar 80 persen di akhir masa jabatan pada tahun 2023.“Kalau (jalan) mau selesai yang 20 persen, pilih saya. Kalau tidak, maka tidak akan selesai. Walaupun yang lain hanya janji, komitmen saya pada pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur serta peningkatan ekonomi masyarakat, pasti saya wujudkan,” ungkap Sutarmidji tegas.Dengan penampilan yang menarik dan fokus pada isu-isu krusial, Sutarmidji dan Didi Haryono berharap dapat memperkuat dukungan publik menjelang pemilihan gubernur mendatang.