Ilustrasi Hacker Bjorka meretas data-data surat Presiden Jokowi. (Foto: Dok. PIFA/Freepik Sastock)

Berita Nasional, PIFA - Pihak Istana Kepresidenan membantah adanya kebocoran sejumlah data dan surat untuk Presiden Jokowi yang dikabarkan berhasil diretas oleh hacker Bjorka. Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekretariat Presiden (Setpres) Heru Budi Hartono, merespon kabar pembobolan yang telah viral dan trending di media sosial sejak Jumat (9/9/2022) malam itu.

Heru menegaskan, data Badan Intelijen Negara (BIN) yang dilabeli rahasia dan surat-surat kepresidenan tak ada yang bocor.

"Tidak ada data isi surat apapun yang kena hack," tegasnya, mengutip CNNIndonesia.com, Sabtu (10/9).

Heru mengeaskan juga bahwa upaya peretasan tersebut harus ditindak tegas, karena hal ini masuk dalam pelanggaran hukum yang cukup berat.

"Upaya mereka (meskipun tidak terjadi pembobolan) tetap melanggar hukum dan harus ditindak," tambahnya.

Sebelumnya, BIN juga membantah surat ke Presiden Joko Widodo dibobol hacker User Breach Forums Bjorka.Bjorka. Juru bicara BIN Wawan Hari Purwanto menyebut kabar tersebut hoaks.

"Hoaks itu. Dokumen BIN aman terkendali," tegasnya kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (10/9), demikian dikutip dari media nasional itu.

Wawan mengatakan semua data dan surat ini menggunakan pengaman berlapis. Data tersebut juga menggunakan nama samaran yang sulit ditembus.

Seperti diketahui, Hacker Bjorka mengaku telah membocorkan rangkaian surat rahasia yang ditujukan untuk Jokowi, termasuk dari Badan Intelijen Negara (BIN). Hal ini diumumkan Bjorka dalam situs breached.to, Jumat (9/9) malam.

"Contains letter transactions from 2019-2021 as well as documents sent to the President including a collection of letters sent by the State Intelligence Agency (Badan Intelijen Negara) which are labeled as secret (berisikan surat transaksi dari periode 2019-2021, termasuk dokumen yang ditujukan kepada Presiden, termasuk serangkaian surat yang dikirimkan Badan Intelijen Negara yang dilabeli rahasia)," tulis Bjorka dalam keterangan unggahannya di breached.to.

Bjorka menuturkan dokumen yang dicuri pada September 2022 itu berisikan 679.180 data berkapasitas 40 MB (compressed) dan 189 MB (uncompressed). Namun, Bjorka tak menyertakan rincian harga jualnya.

Unggahannya itu kemungkinan dilakukan hanya untuk membuktikan ucapannya di Telegram beberapa waktu lalu. Pada kesempatan tersebut, dia menyampaikan target hacking selanjutnya adalah data milik Presiden RI Jokowi. (yd)

Berita Nasional, PIFA - Pihak Istana Kepresidenan membantah adanya kebocoran sejumlah data dan surat untuk Presiden Jokowi yang dikabarkan berhasil diretas oleh hacker Bjorka. Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekretariat Presiden (Setpres) Heru Budi Hartono, merespon kabar pembobolan yang telah viral dan trending di media sosial sejak Jumat (9/9/2022) malam itu.

Heru menegaskan, data Badan Intelijen Negara (BIN) yang dilabeli rahasia dan surat-surat kepresidenan tak ada yang bocor.

"Tidak ada data isi surat apapun yang kena hack," tegasnya, mengutip CNNIndonesia.com, Sabtu (10/9).

Heru mengeaskan juga bahwa upaya peretasan tersebut harus ditindak tegas, karena hal ini masuk dalam pelanggaran hukum yang cukup berat.

"Upaya mereka (meskipun tidak terjadi pembobolan) tetap melanggar hukum dan harus ditindak," tambahnya.

Sebelumnya, BIN juga membantah surat ke Presiden Joko Widodo dibobol hacker User Breach Forums Bjorka.Bjorka. Juru bicara BIN Wawan Hari Purwanto menyebut kabar tersebut hoaks.

"Hoaks itu. Dokumen BIN aman terkendali," tegasnya kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (10/9), demikian dikutip dari media nasional itu.

Wawan mengatakan semua data dan surat ini menggunakan pengaman berlapis. Data tersebut juga menggunakan nama samaran yang sulit ditembus.

Seperti diketahui, Hacker Bjorka mengaku telah membocorkan rangkaian surat rahasia yang ditujukan untuk Jokowi, termasuk dari Badan Intelijen Negara (BIN). Hal ini diumumkan Bjorka dalam situs breached.to, Jumat (9/9) malam.

"Contains letter transactions from 2019-2021 as well as documents sent to the President including a collection of letters sent by the State Intelligence Agency (Badan Intelijen Negara) which are labeled as secret (berisikan surat transaksi dari periode 2019-2021, termasuk dokumen yang ditujukan kepada Presiden, termasuk serangkaian surat yang dikirimkan Badan Intelijen Negara yang dilabeli rahasia)," tulis Bjorka dalam keterangan unggahannya di breached.to.

Bjorka menuturkan dokumen yang dicuri pada September 2022 itu berisikan 679.180 data berkapasitas 40 MB (compressed) dan 189 MB (uncompressed). Namun, Bjorka tak menyertakan rincian harga jualnya.

Unggahannya itu kemungkinan dilakukan hanya untuk membuktikan ucapannya di Telegram beberapa waktu lalu. Pada kesempatan tersebut, dia menyampaikan target hacking selanjutnya adalah data milik Presiden RI Jokowi. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya