Basarnas Tutup Operasi Pencarian Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny
Nasional | Rabu, 8 Oktober 2025
PIFA, Nasional - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) resmi menutup operasi pencarian dan pertolongan korban ambruknya gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada hari kesembilan pelaksanaan, Selasa (7/10/2025). Penutupan dilakukan setelah seluruh area reruntuhan dinyatakan bersih dan tidak ditemukan lagi korban di bawah puing-puing bangunan.
Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas RI, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, selaku SAR Mission Coordinator (SMC), menyebutkan total korban yang berhasil dievakuasi mencapai 171 orang. Dari jumlah itu, 104 orang dinyatakan selamat, sementara 67 lainnya meninggal dunia — termasuk delapan bagian tubuh (body part) yang masih menunggu hasil identifikasi tim DVI Polri.
“Sampai dengan hari ke-9, Selasa 7 Oktober 2025, kami telah mengumpulkan 67 pack dengan rincian delapan body part. Terakhir, temuan kami pada pukul 21.03 WIB, Senin (6/10),” kata Yudhi di Posko Tanggap Darurat Sidoarjo.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menegaskan bahwa seluruh material bangunan telah berhasil diangkat dan lokasi kini rata dengan tanah. “Kegiatan yang telah dilaksanakan sejak 29 September hingga hari ke-9 ini telah tuntas sepenuhnya. Semua material bangunan yang runtuh sudah dipindahkan,” ujarnya dalam apel penutupan operasi di halaman ponpes, Selasa sore.
Penutupan operasi tersebut ditandai dengan apel personel gabungan serta pemberian penghargaan dari Kepala Basarnas kepada seluruh unsur SAR yang terlibat — mulai dari TNI, Polri, BPBD, relawan, hingga unsur masyarakat.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan data sedikit berbeda. Menurut Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan, hingga kini ditemukan 61 jenazah dan tujuh body part. Dari perhitungan sementara, total korban tewas diperkirakan mencapai 63 orang, sambil menunggu hasil identifikasi DVI untuk memastikan apakah potongan tubuh tersebut merupakan bagian dari jenazah yang sama atau korban lain.
“Kita telah temukan seluruh jenazah yang hilang. Lokasi sudah bersih dan rata dengan tanah, dan kecil kemungkinan masih ada korban tertinggal,” kata Budi dalam konferensi pers.
Dengan berakhirnya operasi Basarnas, tanggung jawab penanganan pascakejadian kini sepenuhnya diserahkan kepada BNPB dan pemerintah daerah setempat. Syafii menegaskan bahwa penutupan ini hanya berlaku untuk sektor pencarian dan pertolongan, sementara proses pemulihan dan penanganan lanjutan akan terus diawasi.
“Pada saat Basarnas selesai melaksanakan tugas di sini, lokasi ini masih dalam supervisi langsung BNPB. Terima kasih atas sinerginya selama sembilan hari penuh. Semoga apa yang telah dilakukan menjadi amal ibadah bagi seluruh tim di lapangan,” tutup Syafii.