Seorang anak penjual takjil di Bazar Ramadan Mujahidin sedang menyusun kue. (Dok. PIFA/Andrie P Putra)

PIFA, Lokal  - Bazar Ramadan terbesar di Kota Pontianak kembali digelar di halaman Masjid Raya Mujahidin, di bilangan Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Bazar yang saban tahun rutin digelar tersebut, menyediakan 72 stan. Bazar ini resmi dibuka pada 1 Ramadan 1444 H, tepatnya Kamis (23/3/2023).

Sekretaris Umum Yayasan Mujahidin, Manto Saidi menjelaskan, selain menyajikan takjil dan kuliner, bazar juga menjual pernak pernik Islami. Bahkan diisi pula dengan hiburan dan atraksi seni budaya.

"Tahun ini berbeda dan spesial dari tahun sebelumnya. Karena juga diisi tidak saja kuliner dari Pontianak tapi juga kabupaten lain," kata Manto Saidi.

Menariknya lagi, Bazar Ramadan juga membuka stan perbankan untuk memberikan edukasi terkait perekonomian serta penggunaan teknologi pembayaran QRIS.

"Stan edukasi itu akan memberikan doorprize bagi pengunjung," ujarnya.

Salah seorang penjual, Hendrik mengatakan stannya khusus menyajikan makanan khas Melayu. Misalnya lemang, jorong-jorong, serabi serta pengkang.

Penganan khas itu, memang kerap diburu saat Ramadan untuk menu berbuka. Terutama lemang dan jorong-jorong, menu-menu tersebut jarang ditemukan ketika hari biasa.

"Bazar ini memang kita siapkan makanan seperti lemang, yang memang menjadi ciri khas. Makanan setahun sekali," katanya.

Lemang merupakan makanan dari beras ketan dimasak dalam seruas bambu. Dicampur dengan santan kelapa, digulung dengan selembar daun pisang. Kemudian dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar sampai matang.

"Buat sendiri semua. Resep turun temurun dari orang tua," kata Hendrik.

Hendrik mengatakan, sudah mengikuti bazar ini sejak tujuh tahun lalu. Dia meraup untung yang lumayan besar, saat menjajakan jualannya di bazar juadah tersebut.

"Ramai terus sih, agak beda memang kita jual makanan tradisional," ujarnya.

Dia pun harus menyediakan bahan baku tak sedikit untuk menyajikan kuliner yang diperdagangkannya. "Berton-ton kami siapkan. Memang sudah disiapkan dan tinggal dibikin saja," pungkasnya.

Sementara itu penjual lainnya, Sari membuka stan makanan Nasi Briyani khas Timur Tengah yang sudah terakulturasi dengan cita rasa Melayu.

"Nasi Briyani kita tambah cita rasa Melayu dengan adanya sayur paceri nanas," katanya.

Sari mengutarakan, rutin mengikuti bazar ini tiap tahunnya. Selain meramaikan suasana Ramadan, juga memperkenalkan makanan Nasi Briyani yang juga cocok jika disandingkan dengan menu Nusantara.

"Persiapan kami terutama SDM, kita persiapkan semuanya agar tak keteteran saat buka stan ini," ujarnya.

Bazar tersebut, akan digelar selama bulan Ramadan. Pihak panitia memang kerap berinovasi setiap tahunnya. Berkaca dari tahun sebelumnya, bazar ini kerap dipadati pengunjung yang berburu menu untuk berbuka puasa. (ap)

PIFA, Lokal  - Bazar Ramadan terbesar di Kota Pontianak kembali digelar di halaman Masjid Raya Mujahidin, di bilangan Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Bazar yang saban tahun rutin digelar tersebut, menyediakan 72 stan. Bazar ini resmi dibuka pada 1 Ramadan 1444 H, tepatnya Kamis (23/3/2023).

Sekretaris Umum Yayasan Mujahidin, Manto Saidi menjelaskan, selain menyajikan takjil dan kuliner, bazar juga menjual pernak pernik Islami. Bahkan diisi pula dengan hiburan dan atraksi seni budaya.

"Tahun ini berbeda dan spesial dari tahun sebelumnya. Karena juga diisi tidak saja kuliner dari Pontianak tapi juga kabupaten lain," kata Manto Saidi.

Menariknya lagi, Bazar Ramadan juga membuka stan perbankan untuk memberikan edukasi terkait perekonomian serta penggunaan teknologi pembayaran QRIS.

"Stan edukasi itu akan memberikan doorprize bagi pengunjung," ujarnya.

Salah seorang penjual, Hendrik mengatakan stannya khusus menyajikan makanan khas Melayu. Misalnya lemang, jorong-jorong, serabi serta pengkang.

Penganan khas itu, memang kerap diburu saat Ramadan untuk menu berbuka. Terutama lemang dan jorong-jorong, menu-menu tersebut jarang ditemukan ketika hari biasa.

"Bazar ini memang kita siapkan makanan seperti lemang, yang memang menjadi ciri khas. Makanan setahun sekali," katanya.

Lemang merupakan makanan dari beras ketan dimasak dalam seruas bambu. Dicampur dengan santan kelapa, digulung dengan selembar daun pisang. Kemudian dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar sampai matang.

"Buat sendiri semua. Resep turun temurun dari orang tua," kata Hendrik.

Hendrik mengatakan, sudah mengikuti bazar ini sejak tujuh tahun lalu. Dia meraup untung yang lumayan besar, saat menjajakan jualannya di bazar juadah tersebut.

"Ramai terus sih, agak beda memang kita jual makanan tradisional," ujarnya.

Dia pun harus menyediakan bahan baku tak sedikit untuk menyajikan kuliner yang diperdagangkannya. "Berton-ton kami siapkan. Memang sudah disiapkan dan tinggal dibikin saja," pungkasnya.

Sementara itu penjual lainnya, Sari membuka stan makanan Nasi Briyani khas Timur Tengah yang sudah terakulturasi dengan cita rasa Melayu.

"Nasi Briyani kita tambah cita rasa Melayu dengan adanya sayur paceri nanas," katanya.

Sari mengutarakan, rutin mengikuti bazar ini tiap tahunnya. Selain meramaikan suasana Ramadan, juga memperkenalkan makanan Nasi Briyani yang juga cocok jika disandingkan dengan menu Nusantara.

"Persiapan kami terutama SDM, kita persiapkan semuanya agar tak keteteran saat buka stan ini," ujarnya.

Bazar tersebut, akan digelar selama bulan Ramadan. Pihak panitia memang kerap berinovasi setiap tahunnya. Berkaca dari tahun sebelumnya, bazar ini kerap dipadati pengunjung yang berburu menu untuk berbuka puasa. (ap)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya