Beasiswa Kuliah Midji-Didi, Harapan Baru untuk Generasi Berprestasi Kalbar
Kalbar | Kamis, 31 Oktober 2024
Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji saat silaturahmi dialogis di Kabupaten Sintang (Foto: Tim Media Midji-Didi)
Kalbar | Kamis, 31 Oktober 2024
Lokal
PIFA, Lokal – Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Sungai Ambawang, Kubu Raya pada Jumat (21/06/2024) kemarin. Sebuah sepeda motor tanpa nomor kendaraan bertabrakan dengan sebuah truk tangki, menyebabkan pengendara sepeda motor meninggal dunia di tempat. Kasi Penmas Polres Kubu Raya, AIPTU Ade, menjelaskan bahwa sepeda motor tanpa TNKB tersebut dikendarai oleh Arief, yang melaju dari arah Pontianak menuju Tayan. "Sesampainya di lokasi kejadian, sesaat setelah menikung ke kiri, sepeda motor tersebut hilang kendali dan jatuh ke jalur kanan. Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan datang sebuah truk tangki," ungkap AIPTU Ade. Karena jarak yang terlalu dekat antara sepeda motor dan truk tangki, tabrakan tidak dapat dihindari. "Tabrakan tersebut menyebabkan pengendara sepeda motor meninggal dunia di tempat kejadian," papar AIPTU Ade. Mengetahui kejadian ini, Satuan Lalu Lintas Polres Kubu Raya segera meluncur ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka juga mengamankan barang bukti serta membawa korban ke layanan kesehatan terdekat. "Pasca kejadian, kami langsung menghubungi keluarga korban. Saat ini, korban sudah kami serahkan ke pihak keluarga," tambahnya.
Lokal
PIFA, Lokal - Sejak 1 November 2024, Satresnarkoba Polresta Pontianak, Kalimantan Barat melakukan razia di wilayah Kampung Beting, Kecamatan Pontianak Timur. Dari razia tersebut, polisi berhasil mengerebek beberapa lapak narkoba dan mengamankan 101,86 gram sabu dan 27 tablet ekstensi.“ada 2 lapak yang kita lakukan penangkapan dan berhasil mengamankan pelaku. Secara keseluruhan kita mengamankan barang bukti sebanyak 101,86 gram kemudian 27 butir tablet ekstasi,” ungkap Kasatresnarkoba Polresta Pontianak AKP Batman Pandia saat pressrilis, Selasa (19/11/2024).Tidak hanya mengamankan barang bukti, Polisi juga berhasil menangkap 15 orang tersangka dari razia tersebut. Di antarnya pemilik lapak, pengedar dan pembeli.“Dari 15 tersangka yang kita amankan, tidak hanya dari pembelian lokal (Pontianak), ada juga beberapa tersangka yang pembelian yang akan dibawa ke luar kota Kabupaten Sanggau,” ujarnya.Dia menjelaskan penggerebekan ini merupakan bagian dari program 100 hari Presiden Prabowo Subianto, yakni berkaitan denga Asta Cita yang dicanangkan. Salah satu yang menjadi atensi adalah pemberantasan narkoba.“Selama 100 hari kedepan kita akan melakukan secara rutin untuk razia ke wilayah beting. Setelah itu kita evaluasi. Tentunya razia ini tidak hanya saat ada program, tetapi akan kita terus laksanakan untuk mengantisipasi peredaran dan penggunaan narkoba,” tegas Pandia. (ly)
Internasional
PIFA.CO.ID, INTERNASIONAL - Lebih dari 1.900 ilmuwan telah menandatangani surat terbuka yang meminta agar miliarder AS Elon Musk dikeluarkan dari komunitas sains terkemuka Inggris, Royal Society. Permintaan ini muncul akibat tindakan dan komentarnya yang dianggap kontroversial.Surat tersebut ditulis oleh Prof. Stephen Curry dan ditujukan kepada Presiden Royal Society, Adrian Smith. Dalam suratnya, Curry mengungkapkan kekecewaannya terhadap Royal Society yang tetap diam terkait keanggotaan kehormatan (fellowship) Musk sejak diberikan pada 2018."Royal Society telah diberi tahu tentang kekhawatiran para anggota lebih dari enam bulan lalu soal bagaimana perilaku Musk bertentangan dengan Kode Etik," tulis Curry dalam suratnya.Musk disebut telah mempromosikan "teori konspirasi tak berdasar" dan "tuduhan jahat" terhadap Anthony Fauci. Kritik terhadap Musk ini juga disampaikan oleh Prof. Dorothy Bishop dalam pernyataan pengunduran dirinya dari Royal Society.Curry menambahkan bahwa keterlibatan Musk dalam pemerintahan Presiden AS Donald Trump turut memperburuk situasi, mengingat pemerintahan tersebut dinilai berusaha "melemahkan riset ilmiah di AS." Tidak adanya tindakan dari Royal Society mencerminkan kurangnya "keberanian moral," tegasnya.Dalam suratnya, Curry mendesak Royal Society untuk menunjukkan keberanian dan membela nilai-nilai komunitas ilmiah.Pertemuan Royal Society dijadwalkan pada 3 Maret, menurut laporan harian Inggris, Guardian. Pada pertemuan itu, para peserta akan membahas prinsip-prinsip terkait pernyataan publik dan perilaku anggota.Keprihatinan terhadap Musk bukanlah hal baru. Pada Agustus 2024, sejumlah akademisi menyampaikan kegelisahan mereka atas pernyataan Musk terkait kerusuhan di Inggris dan meminta agar keanggotaannya dicabut. Tiga bulan kemudian, Dorothy Bishop dari Universitas Oxford memilih mundur dari Royal Society sebagai bentuk protes terhadap keanggotaan Musk.Pada Januari, Musk kembali menuai kontroversi dengan menyerukan masyarakat Inggris untuk memilih partai Reform UK, yang ia sebut sebagai "satu-satunya harapan." Selain itu, ia juga menyebut Perdana Menteri Inggris Keir Starmer sebagai "jahat" dan mendesaknya mundur karena dituduh menutupi kasus-kasus kejahatan oleh geng kriminal.Hingga saat ini, Royal Society belum memberikan pernyataan resmi terkait permintaan pencabutan keanggotaan Musk.