Bentrok Perbatasan Kamboja-Thailand Tewaskan Puluhan, Puluhan Ribu Mengungsi
Internasional | Senin, 28 Juli 2025
PIFA, Internasional - Setidaknya 13 orang tewas dalam pertempuran lintas perbatasan antara pasukan Kamboja dan Thailand yang terjadi sejak Kamis (24/7). Kementerian Pertahanan Kamboja melaporkan bahwa delapan warga sipil dan lima tentara Kamboja menjadi korban jiwa dalam bentrokan bersenjata yang berlangsung selama tiga hari tersebut.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, dalam konferensi pers di Phnom Penh pada Sabtu, menyampaikan bahwa 21 personel militer dan sedikitnya 50 warga sipil terluka akibat tembakan artileri yang intens. Bentrokan ini terjadi di sejumlah wilayah perbatasan, termasuk Provinsi Preah Vihear, Oddar Meanchey, dan Pursat.
Menurut laporan Khmer Times, sebanyak 35.829 warga sipil Kamboja telah dievakuasi dari wilayah-wilayah berisiko tinggi. Sementara itu, Thailand melaporkan 15 korban jiwa, termasuk satu tentara. Ribuan warga Thailand juga telah mengungsi demi keselamatan.
Pertempuran ini melibatkan penggunaan senjata berat dari kedua pihak. Thailand disebut mengerahkan jet tempur, sementara Kamboja menembakkan roket sebagai bagian dari aksi balasan. Kedua negara saling menuduh sebagai pemicu awal konflik.
Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja memang telah berlangsung lama, khususnya di sekitar wilayah kuil Preah Vihear. Ketegangan terbaru dipicu oleh insiden pada 28 Mei lalu, saat seorang tentara Kamboja dilaporkan tewas dalam sebuah konfrontasi kecil.
Kawasan perbatasan di sekitar Provinsi Preah Vihear (Kamboja) dan Ubon Ratchathani (Thailand) menjadi titik konflik utama. Pemerintah kedua negara sejauh ini belum memberikan pernyataan bersama terkait langkah-langkah deeskalasi yang konkret.
Situasi ini memicu kekhawatiran regional, mengingat sejarah panjang ketegangan antara kedua negara yang beberapa kali berubah menjadi konflik terbuka. Pemerhati kawasan Asia Tenggara menyerukan agar ASEAN segera memfasilitasi dialog untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan menghindari krisis kemanusiaan yang semakin meluas.