Berangkat Lebih Awal ke Piala Asia, PSSI Targetkan Lolos ke Piala Dunia U-17
Indonesia | Jumat, 14 Maret 2025
Timnas U-17 akan berangkat lebih awal ke Piala Asia. (Dok. PSSI)
Indonesia | Jumat, 14 Maret 2025
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE – Beras merah selama ini dikenal sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan beras putih, terutama karena kandungan gizinya yang lebih tinggi. Namun, studi terbaru dari para peneliti Universitas Michigan State justru mengungkapkan temuan mengejutkan: beras merah mengandung hingga 40 persen lebih banyak arsenik anorganik, zat karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko kanker, dibandingkan dengan beras putih.Mengutip laporan Medical Daily yang disiarkan pada Senin (14/4), hasil riset yang diterbitkan dalam jurnal Risk Analysis ini menyajikan analisis komprehensif yang membandingkan beras merah dan beras putih, mencakup aspek biaya, manfaat kesehatan, popularitas, serta potensi risiko konsumsinya.Dalam studi tersebut, para peneliti mencatat bahwa beras merah mengandung 24 persen lebih banyak arsenik total dan sekitar 40 persen lebih banyak arsenik anorganik dibandingkan dengan beras putih. Arsenik anorganik diketahui sebagai senyawa yang bersifat karsinogenik dan telah dikaitkan dengan berbagai dampak kesehatan serius, termasuk kerusakan genetik dan peningkatan risiko kanker.Meski demikian, para peneliti juga mengakui bahwa beras merah mengandung manfaat nutrisi penting. Di antaranya adalah kadar serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan beras putih. Berbagai penelitian sebelumnya pun telah mengaitkan konsumsi beras merah dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gangguan metabolisme, osteoporosis, hingga diabetes.Namun, keunggulan nutrisi ini datang dengan sejumlah kekurangan. Selain kandungan arsenik yang lebih tinggi, beras merah juga cenderung lebih mahal dan kurang disukai dari segi rasa dan tekstur oleh sebagian konsumen. Hal inilah yang menjadi dasar kekhawatiran para peneliti, terutama ketika menyangkut konsumsi pada anak-anak.“Karena anak-anak kecil mengonsumsi lebih banyak makanan relatif terhadap berat badan mereka dibandingkan orang dewasa, paparan arsenik dari beras merah bisa menjadi lebih signifikan bagi kelompok usia ini,” tulis para peneliti dalam kesimpulan studi tersebut.Sebaliknya, beras putih menawarkan kelebihan dari sisi harga yang lebih terjangkau serta rasa dan tekstur yang lebih familiar dan diterima luas di berbagai budaya. Proses penggilingan beras putih menghilangkan lapisan luar yang mengandung sebagian besar arsenik, sehingga menghasilkan kadar arsenik yang jauh lebih rendah. Namun, proses ini juga sekaligus menghilangkan sebagian besar nutrisi penting yang ada dalam beras merah.Menyikapi temuan ini, para peneliti menyarankan agar masyarakat, terutama orang tua, dapat menyeimbangkan konsumsi beras merah dan beras putih dalam pola makan anak-anak mereka. Tujuannya adalah untuk mengurangi paparan arsenik sekaligus tetap mendapatkan manfaat gizi dari kedua jenis beras tersebut.Meski demikian, studi ini juga menekankan bahwa tidak ada risiko kesehatan masyarakat yang bersifat akut yang diidentifikasi akibat paparan arsenik dari konsumsi beras di populasi umum Amerika Serikat. Oleh karena itu, penilaian risiko dan manfaat tetap menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pola konsumsi beras yang seimbang dan aman.
Nasional
Berita Nasional, PIFA – Jemaah haji Indonesia 1443 Hijriah/2022 Masehi diberangkatkan ke Mekkah hari ini, Sabtu (4/6/2022). Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat melepas 393 jemaah kloter pertama Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG 01) di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten turut menyampaikan sejumlah pesan kepada jemaah. Melansir laman resmi Kementerian Agama, total jemaah haji yang diberangkatkan adalah 2.776 jemaah yang tergabung dalam 7 kloter dari 5 embarkasi. Pada saat melepas jemaah, Yaqut mengajak para jemaah haji untuk kembali menata niat. “Di tata kembali niatnya ke tanah suci ini untuk beribadah, untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. Menyempurnakan keislaman kita. Niat kita ke tanah suci ini ibadah. Tidak ada yang lain-lain,” pesannya. Kemudian, Menag juga meminta jemaah haji Indonesia untuk menjaga kesehatan terutama menghadapi cuaca panas di Arab Saudi. “Saya berharap Bapak-Ibu sekalian menjaga kesehatan. Sering-sering minum air putih, vitamin jangan lupa diminum,” sambung Yaqut. Menag Yaqut juga mengimbau jemaah untuk membatasi kegiatan di luar ibadah. “Hanya lakukan kegiatan ibadah. Dan kegiatan di luar ibadah, seperlunya. Saya berharap ini benar-benar diperhatikan Bapak-Ibu sekalian, agar selama pelaksanaan ibadah haji bisa berjalan lancar, dan (bisa) melaksanakan semua syarat dan rukun haji,” ujarnya. Selanjutnya, ia juga menyampaikan agar para jemaah tidak segan-segan untuk bertanya kepada petugas bila mengalami kendala selama pelaksanaan ibadah haji. “Jangan segan-segan bertanya kepada petugas bila mengalami kendala. Karena Kementerian Agama sudah menugaskan banyak sekali petugas di sana untuk membantu Bapak-Ibu sekalian,” lanjut Menag. Petugas yang disiapkan oleh Kemenag diantaranya pendamping kloter dan petugas yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Selama perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji, tiap kloter disertai empat orang petugas yang terdiri dari satu orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), satu orang Tim Pembimbing Ibadah haji Indonesia ( TPIHI), serta dua orang Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). “Semua ini disiapkan untuk membantu para jemaah dalam pelaksanaan ibadah agar lancar,” tegasnya. “Terakhir, mari bersama sama berdoa agar ibdah haji kita diterima oleh Allah Swt. Sepulangnya kita dari ibadah haji ini dapat menjadi haji dan hajjah mabrur mabrurah,” tutupnya. (yd)
Lokal
Berita Kalbar, PIFA - Berdasarkan rilis yang di sampaikan langsung Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, Pada bulan November 2021 Kalimantan Barat mengalami kenaikan, Rabu (01/12/2021). M. Wahyu Yulianto yang merupakan Kepala BPS kalbar menyampaikan, bahwa Kalbar di bulan November mengalami Inflasi sebesar 0,23% atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 107,32 pada oktober 2021 menjadi 107,56 pada november 2021. Di Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Sintang menempati inflasi tertinggi skala nasional, sedangkan Kota Pontianak tercatat sebagai inflansi terendah dalam skala Nasional. “Penyebab inflasi tinggi di Kabupaten Sintang kemarin ada bencana banjir kurang lebih 1 bulan lebih aktivitas manusia dan distribusi barang ke sana cukup sulit hingga menyebabkan inflasi yang cukup tinggi sebesar 2,01% selama ini kalau kita lihat sebelum kondisi banjir ya inflasi di kota Sintang bahkan beberapa periode sebelumnya mengalami deflasi,” ujar M. Wahyu Yulianto, selaku Kepala BPS kalbar. Kabupaten Sintang menduduki inflasi tertinggi dalam skala nasional dengan angka 2,01 % dengan IHK sebesar 113,80. Sedangkan, Kota Pontianak menepati Inflansi terendah dengan angka 0,02 % dengan IHK 107,06.