Foto: Istimewa

Berita Nasional, PIFA - Gemawan bekerjasama dengan platform penggalangan dana publik Kitabisa,  menggalang donasi untuk berbagi kebahagiaan dengan keluarga Tionghoa yang memerlukan. 

Berdasarkan rilis yang diterima oleh PIFA, Mohammad Reza selaku pegiat Gemawan, mengatakan bahwa inisiasi ini dilakukan untuk memperluas aktivitas advokasi dan pengorganisasian yang telah dilakukan Gemawan sejak pertama berdiri pada tahun 1999.  Gemawan, menurutnya, tidak pernah membatasi aktivitasnya pada domain suku atau etnis tertentu. 

“Gemawan sangat terbuka. Gender equality and social inclusion (GESI) menjadi mainstream kami. Momentum Imlek sekarang justru dapat memperluas daya jangkau pengorganisasian dan advokasi kami,” tegasnya saat penyerahan bingkisan Imlek untuk keluarga Tionghoa di Vihara Tri Dharma Hiang Thian Siang Tie, Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya pada Kamis (03/02/2022). 

Melalui penggalangan donasi di Kitabisa, hingga Kamis (03/02) lalu Gemawan dan Kitabisa telah menghimpun dana sebesar Rp28.445.308,00. 

"Dari dana tersebut, kami melakukan pencairan pertama sejumlah Rp9.652.500,00 agar segera bisa dibagikan kepada yang memerlukan," jelasnya. 

Reza menuturkan pencairan pertama ini digunakan untuk pembelian bahan pokok, kue keranjang, dan penyerahan uang tunai sebesar Rp1.000.000,00 yang didistribusikan pada tujuh (7) orang warga Tionghoa.

“Paket bantuan yang diperoleh distribusikan di 3 titik, yakni Sungai Kakap, Kubu Raya; Tanjung Hulu; dan Siantan Hulu, Kota Pontianak. Secara bertahap, pencairan akan dilakukan kembali untuk didistribusikan kepada pada penerima manfaat,” terang Reza.

Penerima manfaat pencairan tahap 1 didistribusikan Gemawan kepada 2 orang petugas kebersihan Vihara Tri Dharma Hiang Thian Siang Tie Kubu Raya, 1 orang pengurus Yayasan Sepakat Bersama Tanjung Hulu, 1 orang pengurus vihara di Tanjung Hulu, 1 orang perempuan warga Tionghoa di Tanjung Hulu, serta 2 orang warga Tionghoa di kawasan Siantan Hulu.

Reza menerangkan, Internet of Things (IoT), telah mempersempit ruang, memperpendek jarak, mempersingkat waktu, hingga menggerakkan transformasi di berbagai lini kehidupan. Internet bahkan mampu menggerakkan pendulum advokasi kebijakan yang dilakukan oleh akar rumput. 

Gemawan juga melihat peluang pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan daya ungkit pemberdayaan masyarakat. 

“Peluang itu terbuka dengan keberadaan platform penggalangan dana publik, seperti Kitabisa. Per tahun 2022 kami memulai kerjasama dengan Kitabisa untuk menggalang donasi dari berbagai pihak untuk serangkaian isu kami,” papar pegiat kajian sosial ini.

Tim Kitabisa di Kalbar yang mempertemukan Gemawan dengan sosok yang telah puluhan tahun berbakti membersihkan vihara. Di usia yang hampir menjejaki 23 tahun, Gemawan mencoba serangkaian inovasi untuk menjawab tantangan perubahan eksternal. 

Bagi Gemawan, kemampuan menjawab tantangan yang ditemui itu menjadi hal penting untuk mengasah daya lenting organisasi. jika sebuah entitas ingin bertahan di dunia yang selalu berubah, maka tentu perlu adaptasi yang tak berhenti pula.

"Donasi kami di platform Kitabisa masih berjalan, kami persilahkan bagi yang ingin berbagi kebahagian bersama Gemawan," ajaknya. 

Sementara itu Kakek Gui Bak Hian, salah satu penerima manfaat dalam program ini, mengungkapkan rasa bahagianya saat menerima paket bingkisan dari Gemawan dan Kitabisa. 

"Terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan. Jangan sungkan juga untuk datang ke sini," ucapnya. (ja)

Berita Nasional, PIFA - Gemawan bekerjasama dengan platform penggalangan dana publik Kitabisa,  menggalang donasi untuk berbagi kebahagiaan dengan keluarga Tionghoa yang memerlukan. 

Berdasarkan rilis yang diterima oleh PIFA, Mohammad Reza selaku pegiat Gemawan, mengatakan bahwa inisiasi ini dilakukan untuk memperluas aktivitas advokasi dan pengorganisasian yang telah dilakukan Gemawan sejak pertama berdiri pada tahun 1999.  Gemawan, menurutnya, tidak pernah membatasi aktivitasnya pada domain suku atau etnis tertentu. 

“Gemawan sangat terbuka. Gender equality and social inclusion (GESI) menjadi mainstream kami. Momentum Imlek sekarang justru dapat memperluas daya jangkau pengorganisasian dan advokasi kami,” tegasnya saat penyerahan bingkisan Imlek untuk keluarga Tionghoa di Vihara Tri Dharma Hiang Thian Siang Tie, Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya pada Kamis (03/02/2022). 

Melalui penggalangan donasi di Kitabisa, hingga Kamis (03/02) lalu Gemawan dan Kitabisa telah menghimpun dana sebesar Rp28.445.308,00. 

"Dari dana tersebut, kami melakukan pencairan pertama sejumlah Rp9.652.500,00 agar segera bisa dibagikan kepada yang memerlukan," jelasnya. 

Reza menuturkan pencairan pertama ini digunakan untuk pembelian bahan pokok, kue keranjang, dan penyerahan uang tunai sebesar Rp1.000.000,00 yang didistribusikan pada tujuh (7) orang warga Tionghoa.

“Paket bantuan yang diperoleh distribusikan di 3 titik, yakni Sungai Kakap, Kubu Raya; Tanjung Hulu; dan Siantan Hulu, Kota Pontianak. Secara bertahap, pencairan akan dilakukan kembali untuk didistribusikan kepada pada penerima manfaat,” terang Reza.

Penerima manfaat pencairan tahap 1 didistribusikan Gemawan kepada 2 orang petugas kebersihan Vihara Tri Dharma Hiang Thian Siang Tie Kubu Raya, 1 orang pengurus Yayasan Sepakat Bersama Tanjung Hulu, 1 orang pengurus vihara di Tanjung Hulu, 1 orang perempuan warga Tionghoa di Tanjung Hulu, serta 2 orang warga Tionghoa di kawasan Siantan Hulu.

Reza menerangkan, Internet of Things (IoT), telah mempersempit ruang, memperpendek jarak, mempersingkat waktu, hingga menggerakkan transformasi di berbagai lini kehidupan. Internet bahkan mampu menggerakkan pendulum advokasi kebijakan yang dilakukan oleh akar rumput. 

Gemawan juga melihat peluang pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan daya ungkit pemberdayaan masyarakat. 

“Peluang itu terbuka dengan keberadaan platform penggalangan dana publik, seperti Kitabisa. Per tahun 2022 kami memulai kerjasama dengan Kitabisa untuk menggalang donasi dari berbagai pihak untuk serangkaian isu kami,” papar pegiat kajian sosial ini.

Tim Kitabisa di Kalbar yang mempertemukan Gemawan dengan sosok yang telah puluhan tahun berbakti membersihkan vihara. Di usia yang hampir menjejaki 23 tahun, Gemawan mencoba serangkaian inovasi untuk menjawab tantangan perubahan eksternal. 

Bagi Gemawan, kemampuan menjawab tantangan yang ditemui itu menjadi hal penting untuk mengasah daya lenting organisasi. jika sebuah entitas ingin bertahan di dunia yang selalu berubah, maka tentu perlu adaptasi yang tak berhenti pula.

"Donasi kami di platform Kitabisa masih berjalan, kami persilahkan bagi yang ingin berbagi kebahagian bersama Gemawan," ajaknya. 

Sementara itu Kakek Gui Bak Hian, salah satu penerima manfaat dalam program ini, mengungkapkan rasa bahagianya saat menerima paket bingkisan dari Gemawan dan Kitabisa. 

"Terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan. Jangan sungkan juga untuk datang ke sini," ucapnya. (ja)

0

0

You can share on :

0 Komentar