Tersangka penjual jenglot sudah diamankan oleh Polres Bantul, Yogyakarta. (Tribun Jatim)

PIFAbiz - SR, seorang warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), baru-baru ini menjadi korban penipuan dalam kasus pembelian jenglot palsu senilai Rp 17 juta. Korban disebut tergiur oleh janji uang gaib.

Musibah ini bermula ketika SR memutuskan untuk membeli jenglot seharga Rp 17 juta dari seorang pria berinisial HH (49). HH berhasil memikat SR dengan janji bahwa jenglot tersebut memiliki kemampuan khusus untuk menarik uang gaib dan membuka pintu rezeki.

Namun, berdasarkan keterangan pihak kepolisian, janji-janji tersebut ternyata hanyalah tipuan semata.

"Korban ditawari pelaku supaya membeli barang gaib jenglot seharga Rp 17 juta dengan iming-iming bahwa jenglot itu bisa digunakan untuk menarik uang gaib dan melancarkan rezeki," ungkap Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry pada Rabu (16/8/23).

Ketika korban menyadari bahwa janji-janji tersebut tidak terbukti, ia akhirnya melapor ke Polsek Kretek. Langkah ini mengarah pada pengungkapan tindak pidana penipuan yang dilakukan oleh HH. Polisi berhasil mengamankan HH dan mengidentifikasi bahwa perbuatan tersebut melanggar Pasal 378 KUHP.

Selama penyelidikan, pihak kepolisian berhasil menyita beberapa barang bukti, termasuk replika boneka jenglot dan bukti transfer uang korban kepada pelaku. HH mengaku bahwa jenglot yang dijualnya merupakan barang temuan.

HH mengaku bahwa ia menemukan jenglot tersebut secara kebetulan di pinggir Pantai Parangtritis.

"Nemu pak, nemu di pasiran pak," kata HH saat diwawancara oleh polisi pada Senin (21/8/2023).

"Jadi itu murni menemukan bukan narik (menarik benda gaib), mungkin punya orang lalu dibuang di situ (pinggir pantai Parangtritis)," lanjut HH.

HH menjelaskan bahwa ia sebelumnya menemukan dua jenglot, satu dalam kondisi utuh dan satunya patah-patah.

Menrutu HH, sejak awal korban yang meminta jenglot tersebut.

"Baru dia pak (saya tawarkan jenglot), karena dia juga yang minta," ujarnya.

HH juga mengungkapkan bahwa ia tidak pernah menghidupkan jenglot tersebut, dan semua klaim mengenai kemampuan jenglot tersebut hanyalah tipu daya untuk memperdaya korban. Ia mengklaim bahwa uang hasil penjualan jenglot palsu tersebut telah digunakan untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari. (b)

PIFAbiz - SR, seorang warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), baru-baru ini menjadi korban penipuan dalam kasus pembelian jenglot palsu senilai Rp 17 juta. Korban disebut tergiur oleh janji uang gaib.

Musibah ini bermula ketika SR memutuskan untuk membeli jenglot seharga Rp 17 juta dari seorang pria berinisial HH (49). HH berhasil memikat SR dengan janji bahwa jenglot tersebut memiliki kemampuan khusus untuk menarik uang gaib dan membuka pintu rezeki.

Namun, berdasarkan keterangan pihak kepolisian, janji-janji tersebut ternyata hanyalah tipuan semata.

"Korban ditawari pelaku supaya membeli barang gaib jenglot seharga Rp 17 juta dengan iming-iming bahwa jenglot itu bisa digunakan untuk menarik uang gaib dan melancarkan rezeki," ungkap Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry pada Rabu (16/8/23).

Ketika korban menyadari bahwa janji-janji tersebut tidak terbukti, ia akhirnya melapor ke Polsek Kretek. Langkah ini mengarah pada pengungkapan tindak pidana penipuan yang dilakukan oleh HH. Polisi berhasil mengamankan HH dan mengidentifikasi bahwa perbuatan tersebut melanggar Pasal 378 KUHP.

Selama penyelidikan, pihak kepolisian berhasil menyita beberapa barang bukti, termasuk replika boneka jenglot dan bukti transfer uang korban kepada pelaku. HH mengaku bahwa jenglot yang dijualnya merupakan barang temuan.

HH mengaku bahwa ia menemukan jenglot tersebut secara kebetulan di pinggir Pantai Parangtritis.

"Nemu pak, nemu di pasiran pak," kata HH saat diwawancara oleh polisi pada Senin (21/8/2023).

"Jadi itu murni menemukan bukan narik (menarik benda gaib), mungkin punya orang lalu dibuang di situ (pinggir pantai Parangtritis)," lanjut HH.

HH menjelaskan bahwa ia sebelumnya menemukan dua jenglot, satu dalam kondisi utuh dan satunya patah-patah.

Menrutu HH, sejak awal korban yang meminta jenglot tersebut.

"Baru dia pak (saya tawarkan jenglot), karena dia juga yang minta," ujarnya.

HH juga mengungkapkan bahwa ia tidak pernah menghidupkan jenglot tersebut, dan semua klaim mengenai kemampuan jenglot tersebut hanyalah tipu daya untuk memperdaya korban. Ia mengklaim bahwa uang hasil penjualan jenglot palsu tersebut telah digunakan untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari. (b)

0

0

You can share on :

0 Komentar