Bharada E bakal bebas lebih cepat dari vonisnya yang dijatuhkan 1,6 tahun penjara. (MPI)

Bharada E bakal bebas lebih cepat dari vonisnya yang dijatuhkan 1,6 tahun penjara. (MPI)

Berandascoped-by-BerandaNasionalscoped-by-NasionalBharada E Disebut Bakal Bebas Lebih Cepat, Ini Alasannya!

Bharada E Disebut Bakal Bebas Lebih Cepat, Ini Alasannya!

Indonesia | Selasa, 21 Februari 2023

PIFA, Nasional - Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E disebut bakal lebih cepat bebas, jika sudah mendapatkan remisi atau pengurangan masa hukuman. Diketahui, Ditjen Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kemenkumham sudah menyiapkan remisi tambahan untuk Bharada E

Hari ini, Selasa (21/2), Koordinator Humas dan Protokol Ditjen Pas Rika Aprianti Kemenkumham mengkonfirmasi  bahwa pihaknya sudah menyiapkan penggunaan remisi tambahan untuk Eliezer. Remisi diberikan usai mempertimbangkan rekomendasi LPSK terkait status justice collaborator terhadap Eliezer.

"Berdasarkan regulasi yang berlaku, Pemasyarakatan sudah siap tentang remisi tambahan bagi justice collaborator, termasuk kemungkinan pengajuan rekomendasi dari Ketua LPSK untuk Terpidana Eliezer dalam kasus FS (Ferdy Sambo)," terang Rika kepada wartawan, seperti dikutip dari detiknews.

Nantinya, Richard Eliezer akan ditempatkan di sel yang sesuai dengan permintaan LPSK.

"Terkait penempatan Eliezer akan kami siapkan sesuai dengan permintaan LPSK," imbuhnya.

Rika menjelaskan remisi tambahan bagi seorang narapidana yang menyandang status justice collaborator tertuang dalam Permenkumham 7/2022. Aturan remisi tambahan ini ada dalam Pasal 35a ayat 1, 2, 3 dan 4 serta Pasal 37 Permenkumham 7 Tahun 2022 tentang syarat dan tata cara pemberian remisi, asimilasi, CMK, CMB , PB dan CB bagi seluruh WBP.

Berikut rincinya:

  • Dalam pasal 35a ayat 1,2,3 dan 4 bahwa remisi bagi justice collaborator adalah jenis remisi tambahan besarannya diberikan 1/2 dari besaran remisi umum tahun berjalan.
  • Dalam Pasal 37 pelaksanaan remisi tambahan diberikan pada saat diberikannya remisi umum.

Diberitakan sebelumnya pada Rabu 15 Februari 2023 lalu, Bharada E divonis penjara 1,6 tahun dalam kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat (Brigadir J). Eliezer dinyatakan bersalah karena terlibat melakukan pembunuhan berencana terhadap rekannya.

"Mengadili, menyatakan Terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan pembunuhan berencana. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu dengan pidana 1 tahun dan 6 bulan penjara," kata hakim ketua Wahyu Iman Santoso saat membacakan amar putusan di PN Jaksel, Rabu (15/2) lalu.

Bharada E dinyatakan bersalah melanggar Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Dia juga dinyatakan sebagai pelaku yang bekerja sama atau justice collaborator (JC). 

Vonis tersebut jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yang menuntut Bharada E 12 tahun penjara. (yd

Rekomendasi

Foto: Seleksi Timnas Putri U-17 dan U-20 Rampung, Erick Thohir Dorong Pemain Manfaatkan Peluang | Pifa Net

Seleksi Timnas Putri U-17 dan U-20 Rampung, Erick Thohir Dorong Pemain Manfaatkan Peluang

Indonesia
| Minggu, 16 Februari 2025
Foto: Indonesia U-23 Kunci Puncak Klasemen Grup A Usai Tumbangkan Filipina 1-0 | Pifa Net

Indonesia U-23 Kunci Puncak Klasemen Grup A Usai Tumbangkan Filipina 1-0

Timnas Indonesia
| Sabtu, 19 Juli 2025
Foto: Studi: Tinggal di Lingkungan Panas Dapat Mempercepat Proses Penuaan | Pifa Net

Studi: Tinggal di Lingkungan Panas Dapat Mempercepat Proses Penuaan

Indonesia
| Senin, 3 Maret 2025
Foto: Epy Kusnandar dan Karina Ranau Raup Rp15 Juta per Hari dari Berjualan Takjil di Ramadan | Pifa Net

Epy Kusnandar dan Karina Ranau Raup Rp15 Juta per Hari dari Berjualan Takjil di Ramadan

Jakarta
| Kamis, 20 Maret 2025
Foto: Bahlil Lahadalia Hormati Putusan MK Soal Ambang Batas Pencalonan Presiden | Pifa Net

Bahlil Lahadalia Hormati Putusan MK Soal Ambang Batas Pencalonan Presiden

Indonesia
| Sabtu, 4 Januari 2025
Foto: Deddy Corbuzier Kembali Geregetan soal Makan Bergizi Gratis hingga Dituding jadi Buzzer Pemerintah | Pifa Net

Deddy Corbuzier Kembali Geregetan soal Makan Bergizi Gratis hingga Dituding jadi Buzzer Pemerintah

Pifabiz
| Kamis, 23 Januari 2025
Foto: Waspadai Tanda-tanda Awal Kanker Paru-paru yang Sering Diabaikan | Pifa Net

Waspadai Tanda-tanda Awal Kanker Paru-paru yang Sering Diabaikan

Indonesia
| Minggu, 4 Mei 2025
Foto: Uya Kuya Ditegur Warga Los Angeles Terkait Konten Kebakaran hingga Dituduh sebagai Scammer | Pifa Net

Uya Kuya Ditegur Warga Los Angeles Terkait Konten Kebakaran hingga Dituduh sebagai Scammer

Los Angeles
| Senin, 20 Januari 2025
Foto: Pacar Sendiri jadi Mucikari, Polisi Tangkap 2 Pelaku Prostitusi Anak di Ketapang | Pifa Net

Pacar Sendiri jadi Mucikari, Polisi Tangkap 2 Pelaku Prostitusi Anak di Ketapang

Ketapang
| Sabtu, 8 Februari 2025
Foto: Resep Ayam Teriyaki, Salah Satu Menu Makan Gratis Bergizi di Kalbar | Pifa Net

Resep Ayam Teriyaki, Salah Satu Menu Makan Gratis Bergizi di Kalbar

Pontianak
| Senin, 20 Januari 2025

Berita Terkait

Politik

Foto: Mata Najwa Tanya Kenapa konglomerat Tak Dukung, Anies: Diperiksa Pajaknya, Mereka Takut | Pifa Net

Mata Najwa Tanya Kenapa konglomerat Tak Dukung, Anies: Diperiksa Pajaknya, Mereka Takut

PIFA, Politik – Pada Selasa, 19 September 2023, suasana tajam dan berpikir kritis mengisi acara yang bertajuk  "Mata Najwa: 3 Bacapres Bicara Gagasan" di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam acara ini  diketahui ada 3 Capres yang diundang dan ikut hadir yaitu Anies, Ganjar, dan Prabowo. Masing- masing capres itu diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan-gagasannya.   Pada momen itu bacapres dari koalisi perubahan, Anies menjelaskan bahwa para pengusaha besar enggan memberikan bantuan sumbangan karena pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa mereka yang memberikan sumbangan akan segera menghadapi berbagai jenis pemeriksaan, termasuk pemeriksaan pajak terhadap seluruh perusahaan mereka. "Mereka takut karena kami telah melihat pengusaha yang berinteraksi, bertemu, dan kemudian mengalami pemeriksaan. Ada pemeriksaan pajak dan pemeriksaan lainnya," kata Anies, dikutip PIFA dari Narasi tv, Rabu (20/9). Anies juga memberikan contoh kasus di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di mana pengusaha yang memberikan bantuan kampanye langsung diperiksa oleh pajak terhadap seluruh perusahaannya. Najwa kemudian menanyakan apakah pernyataan Anies itu berarti alat negara digunakan untuk mengintimidasi orang-orang yang membantu pencalonannya.  Anies menjawab, "Itu laporannya begitu." Pertanyaan pun muncul tentang siapa yang memerintahkan penggunaan alat negara untuk tujuan intimidasi tersebut, dan Anies mengakui bahwa ia tidak tahu siapa yang memberi perintah, tetapi fakta di lapangan menunjukkan hal tersebut. Anies menutup wawancara dengan mengajak semua pihak, termasuk pengusaha-pengusaha, untuk tidak membiarkan rasa takut menguasai republik ini dan untuk bersama-sama berjuang demi kebebasan dan perubahan yang lebih baik. (hs)

Jakarta
| Rabu, 20 September 2023

Sports

Foto: Ancelotti Optimistis Meski Diterpa Badai Cedera, Ungkap Masih di Jalur Treble Winner | Pifa Net

Ancelotti Optimistis Meski Diterpa Badai Cedera, Ungkap Masih di Jalur Treble Winner

PIFA.CO.ID, SPORTS – Carlo Ancelotti merasa puas dengan performa Real Madrid sepanjang musim ini. Los Blancos masih berpeluang meraih treble di akhir musim 2024/2025.Madrid menghadapi musim yang penuh tantangan akibat badai cedera. Sejumlah pemain kunci seperti Dani Carvajal dan Eder Militao sudah lama menepi, sementara Dani Ceballos, Jesus Vallejo, dan Ferland Mendy baru-baru ini juga mengalami cedera otot.Meski begitu, Madrid tetap kompetitif di semua ajang. Mereka masih bersaing dalam perburuan gelar di LaLiga, Copa del Rey, dan Liga Champions.Di pentas domestik, Real Madrid kini berada di posisi kedua, menempel Barcelona yang memuncaki klasemen, serta unggul tipis satu angka dari Atletico Madrid di peringkat ketiga. Selain itu, mereka telah mencapai semifinal Copa del Rey dan memastikan tempat di perempat final Liga Champions."Terlepas dari banyaknya kesulitan, kita masih di bulan Maret dan masih bertahan di tiga kompetisi paling penting: LaLiga, Liga Champions, dan Copa del Rey, bersaing untuk memenangi kompetisi-kompetisi itu," ujar Ancelotti, mengutip Beritain Bola.Ia menambahkan, "Situasinya tidak pernah begini dalam tiga tahun terakhir, jadi ini adalah sebuah pertanda yang sangat positif. Kami harus membaik, tentu saja, tapi kami sedang melakukan pekerjaan dengan baik."Malam ini (15/3/2025), Real Madrid akan menghadapi Villarreal dalam laga tandang. Kemenangan berpotensi membawa mereka ke puncak klasemen, terutama jika Barcelona gagal meraih hasil maksimal saat bertandang ke markas Atletico Madrid pada Senin (17/3) dinihari WIB.

Spanyol
| Sabtu, 15 Maret 2025

Sports

Foto: Tanggapan PSSI atas Sanksi FIFA: Pembelajaran Penting untuk Suporter Indonesia | Pifa Net

Tanggapan PSSI atas Sanksi FIFA: Pembelajaran Penting untuk Suporter Indonesia

PIFA.CO.ID, SPORTS - FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia akibat perilaku diskriminatif suporter dalam laga Indonesia melawan Bahrain pada 25 Maret 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Dampak dari keputusan tersebut membuat PSSI harus membatasi jumlah penonton saat Indonesia menjamu Tiongkok dalam lanjutan Grup C Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, yang akan digelar Kamis, 6 Juni mendatang.Menanggapi hal tersebut, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menyatakan, “Jadi PSSI sudah mendapatkan surat dari FIFA, dengan referensi FDD-23338 Pasal 15 tentang diskriminasi.”Menurut Arya, FIFA menganggap PSSI bertanggung jawab atas tindakan diskriminatif yang dilakukan sekelompok suporter saat pertandingan tersebut. “Keputusan FIFA yang menyatakan PSSI harus bertanggung jawab terhadap perilaku diskriminatif suporter pada saat pertandingan Indonesia lawan Bahrain, yang dimainkan tanggal 25 Maret 2025, FIFA juga mengirimkan laporan, jadi ada monitoring sistem mereka, anti-diskriminasi, sebagai laporan mereka,” tambahnya.FIFA menyampaikan bahwa tindakan diskriminatif terjadi terutama di Tribun Utara dan Selatan, tepatnya di Sektor 19 pada menit ke-80 pertandingan. Sekitar 200 suporter tuan rumah dilaporkan meneriakkan ujaran yang mengandung unsur xenophobia kepada tim Bahrain. Arya menjelaskan bahwa xenophobia merupakan sikap ketakutan atau kebencian terhadap orang asing atau mereka yang dianggap berbeda secara budaya, fisik, atau kewarganegaraan.Atas kejadian tersebut, FIFA menjatuhkan dua sanksi utama. Pertama, denda sebesar lebih dari Rp400 juta. “Suporter berteriak 'Bahrain bla bla bla', akibatnya yang pertama PSSI didenda hampir setengah miliar, Rp 400 juta’an lebih," jelas Arya.Kedua, PSSI diwajibkan membatasi jumlah penonton untuk laga melawan Tiongkok. “Kemudian yang kedua, PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya (lawan Tiongkok) dengan jumlah penonton terbatas,” ucapnya.Secara teknis, FIFA meminta PSSI mengurangi 15 persen kapasitas di Tribun Utara dan Selatan. Selain itu, PSSI diminta menyerahkan rencana pemetaan tempat duduk kepada FIFA paling lambat 10 hari sebelum laga berlangsung. Sebagai alternatif, FIFA membuka kemungkinan agar kursi yang dikurangi tersebut bisa dialokasikan kepada komunitas anti-diskriminasi atau kelompok tertentu seperti keluarga, pelajar, atau perempuan. "Tapi FIFA juga memberikan ruang atau alternatif, boleh saja diberikan, tapi kepada komunitas anti-diskriminasi, atau komunitas khusus seperti keluarga, mungkin pelajar atau perempuan," tutur Arya.Selain pembatasan penonton, FIFA juga menginstruksikan pemasangan spanduk bertema anti-diskriminasi saat pertandingan. Bahkan, PSSI diminta menyusun rencana aksi jangka panjang untuk melawan segala bentuk diskriminasi dalam sepak bola nasional. "FIFA juga meminta kepada PSSI untuk bikin rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia," lanjut Arya.Ia menegaskan bahwa FIFA sangat serius dalam isu ini karena menjunjung tinggi prinsip kesetaraan, kemanusiaan, serta saling menghargai. Oleh karena itu, ujaran kebencian, rasisme, dan xenophobia tidak dapat ditoleransi. “Jadi tidak boleh ada ujaran kebencian, rasisme, xenophobia dan lain-lainnya. Ini pembelajaran bagi kita semua, jelas merugikan kita semua, tapi kita harus tanggung bersama-sama, jadi ke depan kita harus mulai melakukan langkah-langkah literasi dan pendidikan-pendidikan suporter untuk tidak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan diskriminasi,” pungkas Arya.

Indonesia
| Rabu, 14 Mei 2025
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5