Pewarna ramah lingkungan dari ekstrak Biji Kesumba Kelingm Bixa Dyes, hasil inovasi PKM-P Biologi FMIPA Untan. (Dok. Kite Promoin)

PIFA, Lokal - Di tengah keprihatinan akan dampak negatif zat warna sintesis terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, mahasiswa Program Studi Biologi dari Universitas Tanjungpura menciptakan solusi yang inovatif dalam bentuk pewarna alami yang ramah lingkungan. Inovasi tersebut diberi nama "Bixa Dyes" dan menggunakan ekstrak biji Kesumba Keling (Bixa Orellana) sebagai bahan dasarnya.

Data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2021 menunjukkan bahwa impor zat warna sintesis selama 5 tahun terakhir mencapai lebih dari 42.000 ton per tahun. Penggunaan pewarna sintetis, seperti Hematoksilin Eosin (HE) dan Giemsa, dalam berbagai aplikasi, terutama dalam studi histologi, telah menimbulkan keprihatinan besar. Pewarna sintetis mengandung bahan kimia yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Salah satu anggota tim peneliti, Kesha Purwaning menyatakan, "Kami menyadari dampak negatif yang ditimbulkan oleh pewarna sintetis terhadap kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, kami mencari alternatif pewarna yang lebih ramah lingkungan dan aman."

Tim penelitian tersebut terdiri dari 3 anggota yang berasal dari mahasiswa/i Prodi Biologi FMIPA Untan, yakni Nurul huda angkatan 2020, Filda Rahmawati angkatan 2021, dan Kesha Purwaning Sari angkatan 2020.

Dalam studi ini, tim peneliti, yang dipimpin oleh Diah Wulandari Rousdy, S.Si., M.Sc., mengembangkan Bixa Dyes, pewarna alami yang diekstrak dari biji Kesumba Keling. Bixa Dyes bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam sebagai alternatif untuk pewarna sintesis dalam penelitian histologi.

Alasan mereka memilih biji Kesumba Keling karena tumbuhan ini memiliki potensi sebagai pewarna alami yang efektif dan juga digunakan dalam industri tekstil. Biji ini mengandung senyawa bixin dan norbixin yang cocok untuk keperluan pewarnaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji Kesumba Keling efektif digunakan bersama dengan pewarna Hematoksilin untuk menggantikan pewarna sintesis eosin. Perlakuan terbaik dalam mewarnai preparat organ ikan nila adalah dengan konsentrasi ekstrak biji Kesumba Keling sebesar 50%.

Dengan inovasi Bixa Dyes ini, diharapkan pewarna alami dari ekstrak biji Kesumba Keling dapat menjadi solusi ramah lingkungan yang mengurangi ketergantungan pada zat warna sintesis yang berbahaya. Upaya ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dengan memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dalam bidang penelitian histoteknologi.

Review Bixa Dyes di Kite Promoin!

Penulis: Filda Rahmawati, Anggota UKM PP Lisma Untan

PIFA, Lokal - Di tengah keprihatinan akan dampak negatif zat warna sintesis terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, mahasiswa Program Studi Biologi dari Universitas Tanjungpura menciptakan solusi yang inovatif dalam bentuk pewarna alami yang ramah lingkungan. Inovasi tersebut diberi nama "Bixa Dyes" dan menggunakan ekstrak biji Kesumba Keling (Bixa Orellana) sebagai bahan dasarnya.

Data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2021 menunjukkan bahwa impor zat warna sintesis selama 5 tahun terakhir mencapai lebih dari 42.000 ton per tahun. Penggunaan pewarna sintetis, seperti Hematoksilin Eosin (HE) dan Giemsa, dalam berbagai aplikasi, terutama dalam studi histologi, telah menimbulkan keprihatinan besar. Pewarna sintetis mengandung bahan kimia yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Salah satu anggota tim peneliti, Kesha Purwaning menyatakan, "Kami menyadari dampak negatif yang ditimbulkan oleh pewarna sintetis terhadap kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, kami mencari alternatif pewarna yang lebih ramah lingkungan dan aman."

Tim penelitian tersebut terdiri dari 3 anggota yang berasal dari mahasiswa/i Prodi Biologi FMIPA Untan, yakni Nurul huda angkatan 2020, Filda Rahmawati angkatan 2021, dan Kesha Purwaning Sari angkatan 2020.

Dalam studi ini, tim peneliti, yang dipimpin oleh Diah Wulandari Rousdy, S.Si., M.Sc., mengembangkan Bixa Dyes, pewarna alami yang diekstrak dari biji Kesumba Keling. Bixa Dyes bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam sebagai alternatif untuk pewarna sintesis dalam penelitian histologi.

Alasan mereka memilih biji Kesumba Keling karena tumbuhan ini memiliki potensi sebagai pewarna alami yang efektif dan juga digunakan dalam industri tekstil. Biji ini mengandung senyawa bixin dan norbixin yang cocok untuk keperluan pewarnaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji Kesumba Keling efektif digunakan bersama dengan pewarna Hematoksilin untuk menggantikan pewarna sintesis eosin. Perlakuan terbaik dalam mewarnai preparat organ ikan nila adalah dengan konsentrasi ekstrak biji Kesumba Keling sebesar 50%.

Dengan inovasi Bixa Dyes ini, diharapkan pewarna alami dari ekstrak biji Kesumba Keling dapat menjadi solusi ramah lingkungan yang mengurangi ketergantungan pada zat warna sintesis yang berbahaya. Upaya ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dengan memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dalam bidang penelitian histoteknologi.

Review Bixa Dyes di Kite Promoin!

Penulis: Filda Rahmawati, Anggota UKM PP Lisma Untan

0

0

You can share on :

0 Komentar