Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan Desa Mandor Kiru Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat yang diguncang gempa tektonik pada Minggu (11/7) disebabkan oleh aktivitas sesar aktif. Menurut laporan, terjadi gempa susulan pada Senin (12/7) di wilayah tersebut.

“Informasi yang kita dapat, gempa susulan masih terjadi di wilayah itu pada pukul 07.00 pagi tadi. Sebelumnya, hasil monitoring BMKG gempa juga terjadi pada Minggu malam, sekitar pukul 19.51 WIB,” ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Antara Kalbar (13/7).

Daryono menjelaskan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki magnitudo 3,0 dengan episenter terletak pada koordinat 0,28 LU dan 109,87 BT tepatnya di darat pada jarak 71,4 km timur laut Kota Pontianak dengan kedalaman 10 km.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil analisis lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif di daerah tersebut.

“Guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan di daerah Mandor Kiru, Kecamatan Jelimpo, dalam skala intensitas II MMI di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut,” dikutip dari Antara Kalbar (13/7/2021).

Lebih lanjut, Kalbar bukanlah daerah yang bebas gempa karena di Kalimantan juga ada sebaran sesar aktif yang dapat menimbulkan gempa kerak dangkal.

“Hingga pagi ini pukul 07.00 WIB hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershocks). Meskipun tingkat aktivitas kegempaan di Kalimantan relatif lebih rendah dibandingkan dengan pulau besar lainnya di Indonesia, tetapi bukan berarti wilayah ini bebas dari gempa, karena di Kalimantan juga terdapat sebaran sesar aktif yang dapat memicu gempa kerak dangkal,” ujar Daryono.

Seperti dilansir dari Antara Kalbar,  Dandim 1201, Letkol Inf. Dwi Agung Prihanto mengatakan, pagi tadi (13/7) personil Koramil Ngabang sudah ke lokasi untuk memastikan kondisi warga di lokasi gempa. Hasil temuan, tidak ada kerusakan yang cukup parah di lokasi kejadian. Meski begitu, pihaknya mengimbau agar warga tetap tenang.

“Bila terjadi gempa susulan dengan kekuatan lebih besar untuk segera mencari tempat yang aman, seperti lapangan terbuka atau melaporkan ke Babinsa.,” pesan Letkol Inf. Dwi Agung Prihanto dalam redaksi yang ditulis Antara Kalbar (13/7).

“Sampai saat ini warga tidak ada yang melaporkan kerugian akibat guncangan gempa di Desa Mandor Kiru. Korban jiwa juga tidak ada, kondisi warga aman. Mudah-mudahan kita berdoa semua baik-baik saja,” tutupnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan Desa Mandor Kiru Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat yang diguncang gempa tektonik pada Minggu (11/7) disebabkan oleh aktivitas sesar aktif. Menurut laporan, terjadi gempa susulan pada Senin (12/7) di wilayah tersebut.

“Informasi yang kita dapat, gempa susulan masih terjadi di wilayah itu pada pukul 07.00 pagi tadi. Sebelumnya, hasil monitoring BMKG gempa juga terjadi pada Minggu malam, sekitar pukul 19.51 WIB,” ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Antara Kalbar (13/7).

Daryono menjelaskan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki magnitudo 3,0 dengan episenter terletak pada koordinat 0,28 LU dan 109,87 BT tepatnya di darat pada jarak 71,4 km timur laut Kota Pontianak dengan kedalaman 10 km.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil analisis lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif di daerah tersebut.

“Guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan di daerah Mandor Kiru, Kecamatan Jelimpo, dalam skala intensitas II MMI di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut,” dikutip dari Antara Kalbar (13/7/2021).

Lebih lanjut, Kalbar bukanlah daerah yang bebas gempa karena di Kalimantan juga ada sebaran sesar aktif yang dapat menimbulkan gempa kerak dangkal.

“Hingga pagi ini pukul 07.00 WIB hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershocks). Meskipun tingkat aktivitas kegempaan di Kalimantan relatif lebih rendah dibandingkan dengan pulau besar lainnya di Indonesia, tetapi bukan berarti wilayah ini bebas dari gempa, karena di Kalimantan juga terdapat sebaran sesar aktif yang dapat memicu gempa kerak dangkal,” ujar Daryono.

Seperti dilansir dari Antara Kalbar,  Dandim 1201, Letkol Inf. Dwi Agung Prihanto mengatakan, pagi tadi (13/7) personil Koramil Ngabang sudah ke lokasi untuk memastikan kondisi warga di lokasi gempa. Hasil temuan, tidak ada kerusakan yang cukup parah di lokasi kejadian. Meski begitu, pihaknya mengimbau agar warga tetap tenang.

“Bila terjadi gempa susulan dengan kekuatan lebih besar untuk segera mencari tempat yang aman, seperti lapangan terbuka atau melaporkan ke Babinsa.,” pesan Letkol Inf. Dwi Agung Prihanto dalam redaksi yang ditulis Antara Kalbar (13/7).

“Sampai saat ini warga tidak ada yang melaporkan kerugian akibat guncangan gempa di Desa Mandor Kiru. Korban jiwa juga tidak ada, kondisi warga aman. Mudah-mudahan kita berdoa semua baik-baik saja,” tutupnya.

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya