Beras Bulog yang disebar di pasaran. (Dok.PIFA/Andrie P Putra) )

PIFA, Lokal - Perum Bulog Kalimantan Barat, menyalurkan setidaknya 100 ton beras setiap hari, di seluruh saluran penjualan mulai pedagang besar, kecil, pengecer, agen dan RPK. 

Hal ini dilakukan guna memastikan ketersediaan beras medium di pasaran. Sebagai upaya menekan kenaikan harga kebutuhan pangan di Kalimantan Barat. 
 
“Sejak awal tahun kami setiap hari melepas cadangan beras pemerintah (CBP) ke pasar memenuhi pasokan beras medium di pedagang atau pasar. Harapannya, pasokan itu bisa menekan kenaikan harga,” kata Pemimpin Wilayah Bulog Kalbar, Bambang Prihatmoko, Selasa (14/2/2023).
 
Bambang menjelaskan, saat ini beras medium sudah tersebar di pasaran dengan harga Rp9.800 per kilogram, atau di bawah Harga Eceran tertinggi (HET). 
 
Di sisi lain kata Bambang, pihaknya juga mengatur supaya pasokan tingkat pasar tercukupi. Sehingga tidak ada kekosongan atau kelangkaan beras tersebut.
 
“Harus kita jaga pasokan juga untuk penjualan supaya tidak kosong,” ujarnya.
 
Ia berharap, cara seperti ini dapat menstabilkan harga beras di pasaran. Sehingga masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan harga.

Sementara itu, untuk mengantisipasi adanya kecurangan dan kontrol masuknya beras dari luar, Bulog menjual beras dalam bentuk kemasan eceran 5 kilogram.
 
"Kemasan lima kilo atau kemasan akhir memang ditujukan kepada konsumen, bukan untuk diolah kembali," ujarnya.
 
Bambang juga membeberkan, saat belum ditemukan adanya indikasi tindak pidana beras oplosan di Kalbar.

“Kita sudah pastikan pasokan beras dalam kemasan akhir di Kalbar memang diterima oleh para pelaku usaha dan dijual kembali dengan harga di bawah HET.  Sedangkan untuk beras oplosan, belum ditemukan,” paparnya.
 
Pihak Bulog, kata Bambang, terus berkoordinasi dengan Satgas Pangan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Ini dilakukan guna mencegah adanya kenaikan harga dan kecurangan. (ap) 

PIFA, Lokal - Perum Bulog Kalimantan Barat, menyalurkan setidaknya 100 ton beras setiap hari, di seluruh saluran penjualan mulai pedagang besar, kecil, pengecer, agen dan RPK. 

Hal ini dilakukan guna memastikan ketersediaan beras medium di pasaran. Sebagai upaya menekan kenaikan harga kebutuhan pangan di Kalimantan Barat. 
 
“Sejak awal tahun kami setiap hari melepas cadangan beras pemerintah (CBP) ke pasar memenuhi pasokan beras medium di pedagang atau pasar. Harapannya, pasokan itu bisa menekan kenaikan harga,” kata Pemimpin Wilayah Bulog Kalbar, Bambang Prihatmoko, Selasa (14/2/2023).
 
Bambang menjelaskan, saat ini beras medium sudah tersebar di pasaran dengan harga Rp9.800 per kilogram, atau di bawah Harga Eceran tertinggi (HET). 
 
Di sisi lain kata Bambang, pihaknya juga mengatur supaya pasokan tingkat pasar tercukupi. Sehingga tidak ada kekosongan atau kelangkaan beras tersebut.
 
“Harus kita jaga pasokan juga untuk penjualan supaya tidak kosong,” ujarnya.
 
Ia berharap, cara seperti ini dapat menstabilkan harga beras di pasaran. Sehingga masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan harga.

Sementara itu, untuk mengantisipasi adanya kecurangan dan kontrol masuknya beras dari luar, Bulog menjual beras dalam bentuk kemasan eceran 5 kilogram.
 
"Kemasan lima kilo atau kemasan akhir memang ditujukan kepada konsumen, bukan untuk diolah kembali," ujarnya.
 
Bambang juga membeberkan, saat belum ditemukan adanya indikasi tindak pidana beras oplosan di Kalbar.

“Kita sudah pastikan pasokan beras dalam kemasan akhir di Kalbar memang diterima oleh para pelaku usaha dan dijual kembali dengan harga di bawah HET.  Sedangkan untuk beras oplosan, belum ditemukan,” paparnya.
 
Pihak Bulog, kata Bambang, terus berkoordinasi dengan Satgas Pangan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Ini dilakukan guna mencegah adanya kenaikan harga dan kecurangan. (ap) 

0

0

You can share on :

0 Komentar