Bupati Fransiskus Diaan Tinjau Langsung dan Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Kapuas Hulu
Kapuas Hulu | Selasa, 25 Maret 2025
Bupati Fransiskus Diaan saat menyerahkan bantuan. (Dok. Prokopim Kapuas Hulu)
Kapuas Hulu | Selasa, 25 Maret 2025
Lokal
Berita Kalbar, PIFA - Pemerintah kembali menaikan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Provinsi Kalimantan Barat, mulai Setidaknya ada 8 kabupaten/kota yang melaksanakan PPKM Level 3, berikut daftarnya. Aturan PPKM tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2, dan Level 1 serta Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Inmendagri yang ditandatangani Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian ini mulai berlaku 15 hingga 28 Februari 2022. "Menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia yang menginstruksikan agar melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 (tiga), Level 2 (dua), dan Level 1 (satu) Corona Virus Disease (COVID-19) di wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua sesuai dengan kriteria level situasi pandemi berdasarkan asesmen oleh Kementerian Kesehatan serta lebih mengoptimalkan Pos Komando (Posko) Penanganan COVID-19 di tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran COVID-19." Dikutip dari pengantar Inmendagri, Selasa (15/2). Berikut daftar status level PPKM di kabupaten/kota Kalbar: Level 1 Kabupaten Kayong Utara Level 2 Kabupaten Sintang Kabupaten Kapuas Hulu Kabupaten Bengkayang Kabupaten Landak Kabupaten Melawi Level 3 Kabupaten Sambas Kabupaten Mempawah Kabupaten Sanggau Kabupaten Ketapang Kabupaten Sekadau Kabupaten Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang (kitepromoin/yd)
Nasional
Berita Nasional, PIFA - Dalam rangka memulihkan pembelajaran pascapandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelima Belas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Pada kesempatan tersebut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat). Diluncurkannya kurikulum tersebut karena krisis pembelajaran saat pandemi membuat pendidikan semakin tertinggal dengan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi. “Penyederhanaan kurikulum darurat ini efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi COVID-19,” kata Nadiem saat peluncuran Merdeka Belajar Episode Kelima Belas, Jumat (11/02/2022) secara daring. Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus, kata Mendikbudristek, semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif. Adapun beberapa perubahan kurikulum yang termuat dalam Merdeka Belajar Episode 15 ini diantaranya struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik. Menurut Nadiem, dalam hal pemulihan pembelajaran saat ini, satuan pendidikan diberikan kebebasan menentukan tiga kurikulum yang akan dipilih atau tidak dipaksakan. Pilihan pertama, Kurikulum 2013 secara penuh, sementara pilihan keduanya Kurikulum Darurat, yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan, dan pilihan ketiga adalah Kurikulum Merdeka. “Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahapan kesiapan dirinya menggunakan Kurikulum Merdeka,” lanjutnya. Menutup pernyataannya, Mendikbudristek pun mengajak semua pihak untuk bergerak bersama mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia. “Ayo unduh Platform Merdeka Mengajar dan pelajari lebih dalam, serta mengambil peran untuk menyukseskan Kurikulum Merdeka,” ajaknya. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas turut menyampaikan dukungan penuh langkah Kemendikbudristek yang akan melaksanakan kebijakan Kurikulum Merdeka mulai Tahun 2022 sebagai upaya pemulihan pembelajaran. Menag pun meyakini kurikulum mampu mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. “Saya yakin kurikulum ini mampu mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa serta memberi ruang yang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar,” pungkasnya. Senada, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyambut baik hadirnya Kurikulum Merdeka. Ia menilai kurikulum tersebut merupakan transformasi pembelajaran yang penting, bukan saja dalam menghadapi pendidikan pascapandemi tapi juga untuk menghadapi situasi dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman. “Saya percaya setiap anak itu unik, oleh karena itu pendekatan yang holistik fleksibel dan fokus pada kompetensi anak adalah kunci untuk mengembangkan anak secara maksimal demi cita-cita yang ingin mereka raih,” tutur Hetifah. (yd)
Lokal
Berita Sanggau, PIFA - Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Sarimin Sitepu mengatakan, sejak kasus pertama diumumkan pada 30 Maret 2020 hingga 3 April 2022, jumlah konfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sanggau sebanyak 5.786 orang. “Dari jumlah konfirmasi positif tersebut, 5.693 orang telah sembuh, 65 orang meninggal dunia dan 28 kasus aktif atau dalam proses penyembuhan. Kemudian dari jumlah kasus aktif ini, 1 orang menjalani isolasi perawatan di rumah sakit dan 27 orang menjalani isolasi mandiri,” kata Sarimin, Minggu (03/04/2022). Ia meminta, protokol kesehatan tetap menjadi kebiasaan hidup sehari-hari masyarakat. “Harus tetap disiplin protokol kesehatan. Pastikan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak dan sebagainya. Kemudian ikut vaksinasi Covid-19,” ujar Sarimin. Pemkab Sanggau, dia bilang, masih terus melakukan vaksinasi. Hingga 3 April 2022 sebanyak 307.323 orang atau 77,1 persen masyarakat telah menerima vaksinasi dosis pertama dari total 398.401 sasaran. Capaian vaksinasi dosis pertama ini, dijelaskan dia, terdiri dari tenaga kesehatan sebanyak 2.131 orang atau 145,4 persen, petugas publik 16.634 orang atau 60,1 persen, lansia sebanyak 18.730 orang atau 60,5 persen, masyarakat rentan dan umum sebanyak 199.345 orang atau 82,7 persen, remaja sebanyak 42.541 orang atau 86,4 persen serta anak usia 6-11 tahun sebanyak 27.942 orang atau 58,2 persen. Sedangkan capaian vaksinasi dosis kedua, Sarimin menyebut, sebanyak 266.860 orang atau 67 persen. Rinciannya, 2.113 tenaga kesehatan atau 144,1 persen, 16.097 petugas publik atau 58,2 persen, 16.097 lansia atau 52 persen, 181.333 masyarakat rentan dan umum atau 75,2 persen, 38.814 remaja atau 78,9 persen serta 12.406 anak usia 6-11 tahun atau 25,8 persen. “Untuk dosis ketiga atau booster telah diberikan kepada 22.424 orang atau baru di angka 5,63 persen. Rinciannya, 1.806 tenaga kesehatan, 3.080 petugas publik, 1.299 lansia serta 18.045 masyarakat rentan dan umum,” tutupnya. (ja)