Bursa Kripto Bybit Diretas, Dana Rp23,8 Triliun Raib Diduga oleh Lazarus Group
Indonesia | Minggu, 23 Februari 2025
PIFA.CO.ID, TEKNO – Bursa kripto Bybit mengalami peretasan besar-besaran yang mengakibatkan hilangnya token senilai hampir US$1,5 miliar atau sekitar Rp23,8 triliun. Peristiwa ini menjadi pencurian terbesar dalam sejarah industri kripto, melampaui kasus serupa yang menimpa Poly Network pada 2021.
Melansir Bloomberg, Sabtu (22/2/2025), CEO Bybit Ben Zhou mengungkapkan bahwa seorang peretas berhasil mengambil kendali salah satu dompet Ethereum offline milik Bybit. Dalam serangkaian transaksi mencurigakan, dana tersebut mengalir keluar dari dompet tersebut, seperti yang diungkap analis on-chain ZachXBT melalui Telegram.
Firma riset Arkham Intelligence juga mengonfirmasi bahwa dana senilai US$1,4 miliar telah mulai berpindah ke alamat baru, di mana dana tersebut kemungkinan dijual.
Menurut perusahaan analisis blockchain Elliptic, peretasan ini merupakan insiden pencurian kripto terbesar yang pernah terjadi. “Ini kemungkinan merupakan insiden terbesar yang pernah ada, bukan hanya di industri kripto,” kata Rob Behnke, Ketua Eksekutif Halborn, perusahaan keamanan blockchain.
Diduga Melibatkan Lazarus Group Korea Utara
Dalam perkembangan terbaru, CNBC.com melaporkan bahwa Lazarus Group, kelompok peretas asal Korea Utara yang diduga didanai negara, dikaitkan dengan peretasan Bybit. Kepala Ilmuwan Elliptic, Tom Robinson, menyebut bahwa kelompok ini memiliki rekam jejak dalam mengeksploitasi kelemahan keamanan platform kripto guna mendanai rezim Korea Utara.
“Kami telah memberi label alamat pencuri di perangkat lunak kami untuk membantu mencegah pencairan dana melalui bursa lain,” ujar Robinson. Lazarus Group sendiri diketahui telah mencuri miliaran dolar dari berbagai platform kripto sejak 2017, termasuk pencurian Bitcoin senilai US$200 juta dari empat bursa Korea Selatan.
Upaya Pemulihan Dana dan Dampak terhadap Pasar
Menanggapi insiden ini, Bybit telah mengambil langkah-langkah mitigasi, termasuk mendapatkan pinjaman jembatan dengan mitra guna menutupi sekitar 80% dari total kerugian. Dalam siaran langsung di platform X, CEO Bybit Ben Zhou menegaskan bahwa dana pengguna tetap aman dan layanan penarikan tetap berjalan. Zhou juga menyatakan bahwa lebih dari 70% permintaan penarikan telah diproses setelah peretasan terjadi.
Namun, dampak terhadap pasar kripto cukup signifikan. Ether sempat anjlok 6,7% setelah kabar peretasan menyebar, sementara Bitcoin turun hampir 3%. Token USDe dari Ethena Labs juga mengalami pelemahan hingga diperdagangkan di level 98 sen per unit.
Sebagai salah satu bursa kripto terbesar di dunia, Bybit sebelumnya memiliki aset senilai US$16,2 miliar sebelum peretasan terjadi. Kejadian ini kembali menyoroti risiko keamanan dalam industri kripto serta meningkatnya ancaman dari kelompok peretas yang semakin canggih.
