Caleg DPRD Bondowoso yang jual ginjal untuk biaya kampanye di Pemilu 2024, Erfi Dewi Sudanto. (detikcom)

PIFAbiz - Erfin Dewi Sudanto, seorang calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN) dengan nomor urut 9 untuk DPRD Bondowoso, memutuskan untuk menjual ginjalnya guna membiayai kebutuhan kampanye di Pemilu 2024. Erfin yang maju di Dapil I, yang melibatkan Kecamatan Kota, Tenggarang, dan Wonosari, mengungkapkan bahwa langkah ini diambil karena melihat kondisi demokrasi di Indonesia yang dinilainya memprihatinkan.

"Langkah ini terpaksa saya lakukan. Sebab, saya melihat kondisi demokrasi di Indonesia saat ini memprihatinkan," ungkap Erfin seperti dikutip dari detik.com pada Kamis (18/1).

Erfin menjual ginjalnya dengan cara door to door atau menawarkan kepada warga yang ditemuinya. Selain itu, ia juga menggunakan aplikasi pesan singkat untuk menawarkan ginjal kepada kenalan-kenalannya. Meskipun hingga saat ini belum ada peminat yang muncul, Erfin tetap berkomitmen dengan keputusannya.

"Sampai saat ini memang belum ada (peminat)," terang Erfin.

Caleg PAN nomor urut 9 ini mengaku sudah mencari tahu biaya yang diperlukan untuk mengamankan satu kursi DPRD Bondowoso. Erfin menggali informasi dari anggota dewan yang berhasil meraih kursi pada Pemilu 2019 lalu. Menurutnya, minimal seorang caleg perlu memiliki dana sebesar Rp300 juta untuk keperluan kampanye.

"Saya sudah tanya kanan kiri ke caleg lainnya. Untuk caleg pertama, minimal katanya segitu (Rp300 juta). Maka, saya harus nyiapkan segitu," paparnya.

Dana tersebut mencakup pembuatan alat peraga kampanye seperti spanduk, baliho, poster, dan sejenisnya, serta untuk penggalangan suara. Erfin meyakini bahwa warga hanya akan memilih caleg yang memberikan uang, dan itulah alasan mengapa ia membutuhkan dana tidak hanya untuk peralatan kampanye tetapi juga untuk dibagikan kepada warga.

"Konstituen itu sekarang sudah pintar-pintar. Kalau hanya janji, tapi tak ada uangnya tak akan dipilih. Saya sudah turun ke masyarakat. Minimal butuh lima puluh ribu untuk dapat satu suara," kata Erfin, yang juga seorang mantan kepala desa. (ad)

PIFAbiz - Erfin Dewi Sudanto, seorang calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN) dengan nomor urut 9 untuk DPRD Bondowoso, memutuskan untuk menjual ginjalnya guna membiayai kebutuhan kampanye di Pemilu 2024. Erfin yang maju di Dapil I, yang melibatkan Kecamatan Kota, Tenggarang, dan Wonosari, mengungkapkan bahwa langkah ini diambil karena melihat kondisi demokrasi di Indonesia yang dinilainya memprihatinkan.

"Langkah ini terpaksa saya lakukan. Sebab, saya melihat kondisi demokrasi di Indonesia saat ini memprihatinkan," ungkap Erfin seperti dikutip dari detik.com pada Kamis (18/1).

Erfin menjual ginjalnya dengan cara door to door atau menawarkan kepada warga yang ditemuinya. Selain itu, ia juga menggunakan aplikasi pesan singkat untuk menawarkan ginjal kepada kenalan-kenalannya. Meskipun hingga saat ini belum ada peminat yang muncul, Erfin tetap berkomitmen dengan keputusannya.

"Sampai saat ini memang belum ada (peminat)," terang Erfin.

Caleg PAN nomor urut 9 ini mengaku sudah mencari tahu biaya yang diperlukan untuk mengamankan satu kursi DPRD Bondowoso. Erfin menggali informasi dari anggota dewan yang berhasil meraih kursi pada Pemilu 2019 lalu. Menurutnya, minimal seorang caleg perlu memiliki dana sebesar Rp300 juta untuk keperluan kampanye.

"Saya sudah tanya kanan kiri ke caleg lainnya. Untuk caleg pertama, minimal katanya segitu (Rp300 juta). Maka, saya harus nyiapkan segitu," paparnya.

Dana tersebut mencakup pembuatan alat peraga kampanye seperti spanduk, baliho, poster, dan sejenisnya, serta untuk penggalangan suara. Erfin meyakini bahwa warga hanya akan memilih caleg yang memberikan uang, dan itulah alasan mengapa ia membutuhkan dana tidak hanya untuk peralatan kampanye tetapi juga untuk dibagikan kepada warga.

"Konstituen itu sekarang sudah pintar-pintar. Kalau hanya janji, tapi tak ada uangnya tak akan dipilih. Saya sudah turun ke masyarakat. Minimal butuh lima puluh ribu untuk dapat satu suara," kata Erfin, yang juga seorang mantan kepala desa. (ad)

0

0

You can share on :

0 Komentar