Calon Striker Timnas Indonesia Ole Romeny Bakal Gabung Oxford United
Inggris | Kamis, 2 Januari 2025
Calon Striker Timnas Indonesia yang bermain di FC Utrecht Belanda, Ole Romeny bakal pindah ke Oxford United. (Transfermarkt)
Inggris | Kamis, 2 Januari 2025
Lokal
PIFA, Lokal - Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, menyambut bahagia diselenggarakannya Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) se-Kalimantan di Kabupaten Kubu Raya. Menurutnya, kehadiran perwakilan PPNI se-Kalimantan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Dalam sambutannya, Bupati Muda Mahendrawan mengungkapkan rasa bangganya terhadap antusiasme yang ditunjukkan oleh perwakilan PPNI se-Kalimantan. Ia berharap bahwa kegiatan semacam ini dapat menjadi landasan untuk agenda-agenda serupa di masa mendatang. “Tentu ini suatu kebahagiaan. Semoga yang seperti ini ke depan jauh lebih luas, besar, dan membumi lagi agenda-agendanya,” ujar Bupati Muda Mahendrawan usai mengikuti kegiatan senam pagi bersama PPNI se-Kalimantan di Halaman Kantor Bupati Kubu Raya pada Sabtu (18/11). Bupati Muda Mahendrawan juga menilai bahwa antusiasme para anggota PPNI se-Kalimantan telah memberikan suntikan semangat bagi seluruh anggota PPNI lainnya untuk terus mengabdi. Bahkan, ia menyatakan keyakinannya bahwa semangat PPNI tidak mengenal kata pensiun. Rakorwil PPNI se-Kalimantan di Kubu Raya bukan hanya menjadi forum koordinasi, tetapi juga momen untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota PPNI. Kebersamaan dalam kegiatan seperti senam pagi juga diharapkan dapat memperkuat hubungan dan semangat kesejahteraan bersama. Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan PPNI dari berbagai daerah di Kalimantan, menunjukkan rasa solidaritas dan kesatuan dalam menghadapi tantangan di bidang perawatan kesehatan. Bupati Muda Mahendrawan berharap bahwa kegiatan semacam ini dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi profesi perawat, tetapi juga bagi masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten Kubu Raya secara keseluruhan. (yd)
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Tren peningkatan kasus kanker kolorektal di kalangan generasi muda, termasuk Generasi Z, Milenial, dan Generasi X, semakin menjadi perhatian para dokter. Kasus ini kini banyak dialami oleh kelompok usia dewasa muda, mulai dari pertengahan 20 hingga akhir 50 tahun. Meski penyebab utama masih dalam penelitian, para ahli menduga bahwa pola makan dan gaya hidup menjadi faktor pemicu.Menurut laporan American Cancer Society 2023, kasus kanker kolorektal pada orang dewasa berusia di bawah 55 tahun meningkat signifikan. Data menunjukkan bahwa pada tahun 1995, hanya 11 persen atau 1 dari 10 orang yang terkena kanker ini, namun angka tersebut melonjak menjadi 20 persen atau 1 dari 5 orang pada 2019."Setiap generasi yang lahir selama paruh kedua abad ke-20 mengalami peningkatan insiden berbagai jenis kanker umum dengan etiologi yang beragam dibandingkan dengan generasi sebelumnya di AS," demikian yang dicatat dalam studi tersebut.Kebingungan di Balik Lonjakan KasusPeningkatan tren kasus kanker kolorektal di usia muda menjadi fenomena yang membingungkan, terutama karena beberapa pasien tidak memiliki faktor risiko yang umum. Beberapa di antaranya bahkan memiliki gaya hidup sehat, rutin berolahraga, dan tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker. Sebelumnya, obesitas dianggap sebagai faktor risiko utama bagi kanker kolorektal pada kelompok usia ini, namun kini banyak kasus terjadi pada pasien yang tidak mengalami obesitas.Dr. Steven D. Wexner, Direktur Ellen Leifer Shulman dan Steven Shulman Digestive Disease Center di Cleveland Clinic Florida, mengungkapkan bahwa dalam operasi kolorektal biasanya pasien muda memiliki kondisi mendasar seperti kolitis ulseratif atau sindrom kanker yang diturunkan. Namun, kini tren bergeser ke pasien tanpa faktor risiko yang jelas."Pergeseran terjadi saat menangani pasien yang tidak memiliki faktor risiko mendasar, baik berdasarkan penyakit mereka sendiri atau riwayat keluarga dan kecenderungan genetik mereka," ujarnya.Dr. Sonia Ramamoorthy, kepala bedah kolorektal di University of California San Diego dan presiden American Society of Colon and Rectal Surgeons, juga menyatakan keprihatinannya. Ia mengingat bagaimana kasus pertama yang ia temui terasa seperti anomali, tetapi kini jumlah pasien muda dengan kanker kolorektal terus meningkat.Gejala Awal yang Harus DiwaspadaiSebuah tinjauan ilmiah terhadap 81 penelitian yang melibatkan hampir 25 juta pasien kanker kolorektal di bawah usia 50 tahun menemukan bahwa gejala awal yang paling sering muncul adalah keluarnya darah dalam tinja. Selain itu, beberapa gejala lain yang harus diwaspadai antara lain:Nyeri perut yang tidak biasaAnemiaPerubahan kebiasaan buang air besar secara mendadakSayangnya, banyak pasien yang baru mendapatkan diagnosis ketika penyakit sudah berada pada tahap lanjut, sehingga pengobatan menjadi lebih sulit."Dokter yang menangani pasien ini sebelum kami, seperti dokter keluarga, dokter penyakit dalam, dokter kandungan, dan dokter gastroenterologi, harus lebih waspada terhadap gejala-gejala awal ini," ujar Dr. Wexner. Ia menekankan bahwa gejala seperti perdarahan rektum, nyeri perut, diare, penurunan berat badan tanpa sebab, atau anemia defisiensi besi harus segera ditindaklanjuti dengan kolonoskopi.Kesadaran akan gejala awal sangat penting karena kanker kolorektal adalah salah satu jenis kanker yang dapat dicegah melalui skrining. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi kunci utama dalam menekan angka kematian akibat penyakit ini.
Pifabiz
PIFAbiz - Baru-baru ini, video unik dari emak-emak berjubah pink dengan topi yang menjulang tinggi viral di media sosial. Belakangan diketahui, kumpulan emak-emak tersebut tergabung dalam grup yang bernama Mother Bank. Mother Bank ternyata bukan sekadar girl band biasa, tetapi merupakan bank keliling (bank emok/plecit) eksperimental di Jatiwangi-Majalengka, Jawa Barat. Perbedaan Mother Bank dengan bank keliling lainnya adalah mereka menerapkan bunga pinjaman dengan nol persen. Selain itu, Mother Bank juga aktif bermusik hingga membuat album. Menurut akun Instagram @yesnowavemusic, Mother Bank telah merilis album perdana mereka berjudul "Tanggung Renteng" yang berisi enam lagu. Salah satu lagu yang menarik perhatian adalah "Jalan-Jalan," yang mengisahkan keresahan para emak-emak dalam menghadapi cicilan dengan bunga yang tinggi dari bank-bank keliling. Video musik "Jalan-Jalan" juga telah diunggah di kanal YouTube Yes No Wave Music. Video tersebut menampilkan para emak-emak berbaju pink sedang asyik jalan-jalan, tetapi ketika kembali ke rumah, mereka dihadapkan pada beban cicilan hutang yang tak kunjung usai. Melalui musik, Mother Bank menyampaikan pengalaman para nasabah perempuan yang tinggal di daerah Jatiwangi, yang mengalami perubahan lanskap wilayah dari pertanian menjadi wilayah industri manufaktur terbesar di Pulau Jawa. Mother Bank terdiri dari 12 anggota dan terbentuk dari gagasan eksperimental berbentuk bank keliling. Inisiatif pembentukannya dilakukan oleh Badan Kajian Pertahanan. Kelompok ini tidak hanya menjalankan tugas perbankan mereka, tetapi juga aktif bermusik. Mini album perdana mereka, "Tanggung Renteng," telah dirilis di bawah label @yesnowavemusic pada 19 Juni 2023. Melalui album ini, Mother Bank berhasil menyuarakan isu-isu sosial yang ada di daerah mereka. Lagu "Jalan-Jalan" menjadi salah satu bagian penting yang membagikan keresahan para perempuan sebagai nasabah bank keliling dengan bunga cicilan yang cukup tinggi. Liik Lagu 'Jalan-Jalan' Mother Bank Jalan-Jalan ke Tepi Pantai Pulang-Pulang Dihadang Badai Hati Siapa yang Tidak Gontai Cicilan ke Bank Tak Kunjung Usai Senin PNPM, Selasa BTPN, Rabu Komida, Kamis MBK Jumat Sabtu Bank Keliling Hari Minggu Tak Ada Libur Indahnya Nian Jika Cicilan Tak Ada Bunga Tapi Berguna Marilah Kita Maju Bersama Makmurkan Desa Bukan Bayar Bunga