Cara membuat YouTube Music "2024 Recap" yang mirip dengan Spotify Wrapped. (kompas.com)

Cara membuat YouTube Music "2024 Recap" yang mirip dengan Spotify Wrapped. (kompas.com)

Berandascoped-by-BerandaTeknologiscoped-by-TeknologiCara Membuat YouTube Music "2024 Recap" yang Mirip Spotify Wrapped

Cara Membuat YouTube Music "2024 Recap" yang Mirip Spotify Wrapped

Indonesia | Senin, 25 November 2024

PIFA, Tekno - Menjelang akhir tahun, YouTube Music kembali menghadirkan fitur tahunan mereka, "2024 Recap". Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melihat kilas balik aktivitas musik mereka sepanjang tahun 2024.

Mirip Apple Music Replay dan Spotify Wrapped, YouTube Music 2024 Recap akan menampilkan grafis berupa ringkasan lagu, artis, dan album yang paling sering didengarkan pengguna dalam setahun.

Semua pengguna, baik yang belangganan maupun tidak, bisa membuat kilas balik musik di YouTube Music 2024 Recap. Syaratnya, pengguna telah mendengarkan musik atau podcast, minimal 10 jam.

Berikut cara membuat YouTube Music 2024 Recap yang mirip Spotify Wrapped.

  1. Pastikan durasi mendengarkan memenuhi syarat, yakni total waktu mendengarkan musik atau podcast minimal 10 jam.
  2. Update aplikasi
Pastikan aplikasi YouTube Music Anda sudah diperbarui ke versi terbaru (7.27.53) atau aplikasi YouTube (19.46.36).
  3. Akses fitur Recap. Kemudian klik ikon profil di aplikasi YouTube Music dan pilih menu 'Your Recap', lalu klik 'Get Your Recap'.
  4. Unduh dan bagikan statistik
Setelah Recap muncul, unduh visualisasinya. Kamu bisa membagikannya ke media sosial seperti Instagram Story, X, atau WhatsApp Status. (ly)

Rekomendasi

Foto: Naturalisasi 3 Pemain Timnas Indonesia Disetujui DPR RI, Salah Satunya Ole Romeny | Pifa Net

Naturalisasi 3 Pemain Timnas Indonesia Disetujui DPR RI, Salah Satunya Ole Romeny

Indonesia
| Senin, 3 Februari 2025
Foto: Polda Metro Jaya Tetapkan Nikita Mirzani sebagai Tersangka Kasus Pemerasan | Pifa Net

Polda Metro Jaya Tetapkan Nikita Mirzani sebagai Tersangka Kasus Pemerasan

Jakarta
| Kamis, 20 Februari 2025
Foto: Konsumsi Alkohol Berisiko Mempercepat Kerusakan Hati, Ini Penjelasan Dokter | Pifa Net

Konsumsi Alkohol Berisiko Mempercepat Kerusakan Hati, Ini Penjelasan Dokter

Indonesia
| Minggu, 2 Februari 2025
Foto: Abadi Nan Jaya jadi Film Horor Zombi Netflix Pertama Indonesia, Ini Sinopsisnya | Pifa Net

Abadi Nan Jaya jadi Film Horor Zombi Netflix Pertama Indonesia, Ini Sinopsisnya

Indonesia
| Jumat, 7 Februari 2025
Foto: Rashford Tolak Milan dan Barcelona Demi Aston Villa | Pifa Net

Rashford Tolak Milan dan Barcelona Demi Aston Villa

Inggris
| Selasa, 4 Februari 2025
Foto: Transformasi Sepak Bola Wanita, Kesempatan Besar Belajar di Jepang! | Pifa Net

Transformasi Sepak Bola Wanita, Kesempatan Besar Belajar di Jepang!

Indonesia
| Rabu, 22 Januari 2025
Foto: Presiden Real Madrid Usai Dibantai Barcelona: Terkadang, Kami Harus Kalah di Final | Pifa Net

Presiden Real Madrid Usai Dibantai Barcelona: Terkadang, Kami Harus Kalah di Final

Indonesia
| Selasa, 14 Januari 2025
Foto: Sambut Imlek, Vihara di Pontianak Mulai Lakukan Ritual Cuci Patung Dewa  | Pifa Net

Sambut Imlek, Vihara di Pontianak Mulai Lakukan Ritual Cuci Patung Dewa

Pontianak
| Minggu, 26 Januari 2025
Foto: Larasati Nugroho Alami Kecelakaan, Hasil Tes Urine Negatif Alkohol dan Narkoba | Pifa Net

Larasati Nugroho Alami Kecelakaan, Hasil Tes Urine Negatif Alkohol dan Narkoba

Indonesia
| Sabtu, 1 Februari 2025
Foto: Ahok Tanggapi Skandal Korupsi Pertamina Rp193 Triliun: Saya Gak Bisa Apa-apa | Pifa Net

Ahok Tanggapi Skandal Korupsi Pertamina Rp193 Triliun: Saya Gak Bisa Apa-apa

Indonesia
| Sabtu, 1 Maret 2025

Berita Terkait

Lokal

Foto: Tudingan Muda Mahendrawan Hoaks! Pemprov Kalbar Buktikan Bantuan Anggaran Mengalir Deras | Pifa Net

Tudingan Muda Mahendrawan Hoaks! Pemprov Kalbar Buktikan Bantuan Anggaran Mengalir Deras

Koordinator Relawan Satu Barisan, Husni, menanggapi keras tudingan Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Muda Mahendrawan, yang menyebut Pemprov Kalbar tidak pernah memberikan bantuan anggaran kepada pemerintah kabupaten/kota. Pernyataan ini dilontarkan Muda saat debat publik kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalbar, Selasa (5/11).Husni menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak benar alias hoaks. "Faktanya, setiap tahun Pemprov Kalbar rutin memberikan bantuan keuangan (bankeu) kepada pemerintah kabupaten/kota," tegas Husni.Data menunjukkan bahwa di tahun 2019, Pemprov mengucurkan Rp19,16 miliar untuk 10 kabupaten/kota, dan Rp18,4 miliar pada 2020 untuk sembilan daerah.Anggaran bankeu bahkan meningkat signifikan setelah pandemi."Tahun 2021 totalnya Rp83,29 miliar, tahun 2022 Rp47,48 miliar, dan tahun 2023 mencapai Rp111,23 miliar. Semua daerah kebagian," ungkap Husni.Kabupaten Kapuas Hulu, misalnya, menerima Rp52,45 miliar di 2023, digunakan untuk membangun empat ruas jalan kabupaten.Husni heran dengan tudingan Muda Mahendrawan, yang juga menjabat sebagai Bupati Kubu Raya (2019-2024)."Aneh kalau Pak Muda bilang Pemprov tidak pernah membantu kabupaten/kota, padahal Kubu Raya selalu dapat bankeu setiap tahun," ujarnya.Lebih lanjut, Husni menduga bahwa saat menjadi bupati, Muda gagal mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD)."Tidak bisa meningkatkan PAD, malah mengandalkan bantuan keuangan dari Pemprov dan pemerintah pusat, hingga akhirnya defisit dan berhutang," sindir Husni. Ia menegaskan bahwa kepala daerah seharusnya berusaha membuat wilayahnya mandiri secara fiskal.Husni menekankan bahwa bantuan keuangan harus disesuaikan dengan prioritas, sebab tanggung jawab Pemprov cukup besar."Pak Sutarmidji berhasil meningkatkan jalan provinsi yang mantap dari 49 persen menjadi sekitar 80 persen, meski sempat terhambat pandemi. Itu membutuhkan anggaran besar," jelasnya.Jika Sutarmidji terpilih kembali, Husni yakin bankeu yang diberikan akan lebih besar karena proyek-proyek provinsi yang mendesak sudah hampir selesai. "Angka Rp111,23 miliar di 2023 saja sudah besar, di periode kedua nanti pasti lebih tinggi," katanya optimis.Husni juga menanggapi pernyataan Muda soal Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) pada APBD Pemprov Kalbar. Menurutnya, SiLPA itu adalah hasil positif dari pendapatan yang melebihi target, bukan kegagalan."Pemprov Kalbar selalu masuk urutan empat nasional dalam realisasi pendapatan dan belanja, serta mendapat Opini WTP setiap tahun dari BPK," ungkap Husni.Ia mempertanyakan logika Muda yang menyebut pemerintahan Sutarmidji gagal."Bagaimana bisa disebut gagal, sementara daerahnya sendiri defisit anggaran dan berhutang?" tutup Husni.

Kalbar
| Kamis, 7 November 2024

Lokal

Foto: Kebijakan Pemotongan TPP Nakes hingga 35 Persen Dinilai Tak Adil | Pifa Net

Kebijakan Pemotongan TPP Nakes hingga 35 Persen Dinilai Tak Adil

PIFA, Lokal - Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso, mengeluhkan penurunan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) sebesar 35 persen yang diberlakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalbar. Ketua Lembaga Kajian Anak Negeri, Maman Suratman menyayangkan kebijakan yang diambil oleh Pj Gubernur Kalbar tersebut. Menurut Maman, hal ini dapat memperburuk citra RSUD dr Soedarso, lantaran pemotongan ini bakal berdampak terhadap kinerja pegawai terutama nakes di RS itu. "Kebijakan tersebut dikhawatirkan citra RSUD Soedarso yang sudah mulai bagus akan berdampak terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan," kata Maman, Jumat (23/2/2024). Maman mengatakan, kebijakan pemotongan TPP itu mengabaikan keadilan bagi pegawai, terutama nakes dengan beban kerja yang cukup berat. "Pemotongan TPP sebanyak 35 persen terhadap tenaga kesehatan sangat tidak adil," ujarnya. Terlebih kata Maman, pemotongan TPP tidak terjadi di instansi atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya di Kalbar. Malah, beberapa diantaranya mengalami kenaikan berlipat. "Pada instansi lain terdapat kenaikan terhadap TPP tesebut, hanya tenaga kesehatan yang tidak mengalami kenaikan tetapi justru mengalami penurunan," katanya. Maman mengkhawatirkan  pemotongan TPP ini memicu efek domino dari kekecewaan para nakes. Hal itu, bakal memperburuk pelayanan terhadap masyarakat. "Dikhawatirkan terjadi mogok kerja dan demo besar-besaran dari tenaga kesehatan yang akan berdampak langsung kepada pelayanan kesehatan," jelasnya. Aturan pemotongan TPP ini, juga dipandang Maman sebagai kebijakan yang tebang pilih. Anggaran daerah yang merosot tak bisa dijadikan alasan untuk memotong TPP. "Kebijakan ini tebang pilih. Pernyataan Pj Gubernur penyebab TPP nakes turun akibat anggaran daerah yang menurun terbantahkan dengan kenaikan TPP instansi lain," paparnya. Di sisi lain, alasan penerimaan PPPK yang disebut mempengaruhi pemotongan TPP ini juga tak berdasar. Sebab, anggaran PPPK seharusnya disusun sebelum penerimaan tersebut. "Mengimbau agar TPP tenaga kesehatan yang harus dinaikkan, karena tenaga kesehatan merupakan ujung tombak kesehatan, jangan ada tebang pilih," tandasnya. Sementara itu, Pj Gubernur Kalbar Harisson menjelaskan, Pergub tentang TPP ini telah dibahas sebelum akhirnya diputuskan. Pembahasan itu melibatkan Kepala OPD masing-masing, Direktur RSUD dan Tim TPP yang terdiri dari Sekda, Bappeda, BKAD, BKD, Biro Organisasi dan Biro Hukum. "Sebelum diputuskan dalam bentuk Pergub terlebih dahulu dibahas. Setelah sepakat baru dimintakan persetujuan ke Dirjen Keuangan Kemendagri. Setelah mendapat persetujuan baru di Pergub kan," jelasnya. Menurut Harisson yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kalbar itu, besaran TPP setiap tahun tidak akan sama. "Bisa naik dan bisa turun, tergantung kondisi keuangan pemerintah daerah. Selain itu bergantung kelas jabatan, prestasi kerja, beban kerja dan lainnya," katanya. Menyikapi kebijakan yang menimbulkan polemik tersebut, Harisson juga telah meminta sekretaris daerah, Tim TPP, Kepala OPD serta Direktur RSUD untuk berkonsultasi kembali ke Dirjen Keuangan. "Saya sudah minta untuk konsultasi lagi ke Dirjen Keuangan Kemendagri menyangkut apa yang menjadi aspirasi dari pegawai ASN ini," pungkasnya. (ap)

Pontianak
| Jumat, 23 Februari 2024

Lokal

Foto: Pria di Kubu Raya Curi Barang Elektronik di Gudang, Kerugian Capai Rp 150 juta | Pifa Net

Pria di Kubu Raya Curi Barang Elektronik di Gudang, Kerugian Capai Rp 150 juta

PIFA, Lokal - Satuan Reserse Polsek Sungai Raya menangkap seorang pria berinisial TI (24) yang diduga terlibat dalam pencurian di pergudangan Jalan Adisucipto, Desa Parit Baru, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. TI ditangkap petugas di area kompleks pemakaman Tionghoa pada Kamis (31/10) pagi.Kapolsek Sungai Raya, AKP Harianto, melalui Kasubsi Penmas Aiptu Ade, menjelaskan penangkapan bermula dari laporan warga yang mencurigai aktivitas TI di lokasi.“Mendapatkan laporan masyarakat, petugas segera mendatangi lokasi dan mengamankan TI. Saat itu, dia kedapatan membawa 12 kipas angin merek Regency, satu panel listrik, satu unit printer merek Canon, serta lima karung berwarna hijau dan putih,” ujar Ade, Selasa (19/11).Setelah diinterogasi, TI mengaku barang-barang tersebut dicurinya dari sebuah pergudangan di depan Mandau Timber KM 09, Desa Parit Baru. Akibat perbuatannya, korban mengalami kerugian hingga Rp 150 juta.“ Pelaku langsung kami bawa ke Polsek Sungai Raya bersama barang bukti untuk proses lebih lanjut. Saat ini, petugas masih mendalami kasus ini dan tidak menutup kemungkinan adanya pelaku lain,” kata Ade.Saat ini TI telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia dijerat dengan Pasal 363 KUHP. (ly)

Kubu Raya
| Rabu, 20 November 2024
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5