Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, mendorong generasi muda untuk tidak menikah muda. (Infopublik)

PIFA, Lokal - Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, terus mendorong generasi muda di wilayahnya untuk tidak menikah dalam usia yang terlalu dini. Menurutnya, upaya ini adalah bagian penting dari strategi untuk mengatasi tingginya angka stunting sekaligus meningkatkan kesehatan anak-anak.

Muda Mahendrawan mengklaim bahwa perkawinan anak-anak merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi pada tingginya angka stunting di Indonesia. Sebanyak 30-35 persen kasus stunting dilaporkan terjadi pada anak-anak yang lahir dari ibu yang menikah di usia yang masih sangat muda. Dia menyatakan bahwa remaja secara psikologis belum matang dan sering kali kurang pengetahuan tentang kehamilan dan perawatan anak yang benar.

“Saya sering sampaikan hal ini kepada anak dan para ibu karena ini penting. Kita sudah sepakat di Kubu Raya slogannya adalah ‘Anak Kubu Raya Tadak Kawin Mude’,” ujar Muda Mahendrawan. 

Selain itu, remaja yang menikah di bawah usia 21 tahun cenderung bersaing dengan bayi yang dikandung mereka dalam memperebutkan sumber daya nutrisi. Jika nutrisi selama kehamilan tidak mencukupi, bayi berisiko lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan rentan terhadap stunting.

Muda Mahendrawan menekankan bahwa salah satu langkah penting untuk mencegah stunting adalah dengan menghindari perkawinan pada usia yang terlalu muda. Dia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melindungi generasi muda dari berbagai ancaman, seperti penyalahgunaan narkoba dan masalah lainnya.

Pemberdayaan generasi muda dan edukasi tentang dampak perkawinan usia dini dapat menjadi langkah penting dalam upaya untuk mengurangi tingginya angka stunting di Kubu Raya dan di seluruh Indonesia. (hs)

PIFA, Lokal - Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, terus mendorong generasi muda di wilayahnya untuk tidak menikah dalam usia yang terlalu dini. Menurutnya, upaya ini adalah bagian penting dari strategi untuk mengatasi tingginya angka stunting sekaligus meningkatkan kesehatan anak-anak.

Muda Mahendrawan mengklaim bahwa perkawinan anak-anak merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi pada tingginya angka stunting di Indonesia. Sebanyak 30-35 persen kasus stunting dilaporkan terjadi pada anak-anak yang lahir dari ibu yang menikah di usia yang masih sangat muda. Dia menyatakan bahwa remaja secara psikologis belum matang dan sering kali kurang pengetahuan tentang kehamilan dan perawatan anak yang benar.

“Saya sering sampaikan hal ini kepada anak dan para ibu karena ini penting. Kita sudah sepakat di Kubu Raya slogannya adalah ‘Anak Kubu Raya Tadak Kawin Mude’,” ujar Muda Mahendrawan. 

Selain itu, remaja yang menikah di bawah usia 21 tahun cenderung bersaing dengan bayi yang dikandung mereka dalam memperebutkan sumber daya nutrisi. Jika nutrisi selama kehamilan tidak mencukupi, bayi berisiko lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan rentan terhadap stunting.

Muda Mahendrawan menekankan bahwa salah satu langkah penting untuk mencegah stunting adalah dengan menghindari perkawinan pada usia yang terlalu muda. Dia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melindungi generasi muda dari berbagai ancaman, seperti penyalahgunaan narkoba dan masalah lainnya.

Pemberdayaan generasi muda dan edukasi tentang dampak perkawinan usia dini dapat menjadi langkah penting dalam upaya untuk mengurangi tingginya angka stunting di Kubu Raya dan di seluruh Indonesia. (hs)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya