Chelsea Libas AC Milan 4-1 di Laga Persahabatan Stamford Bridge
Sports | Senin, 11 Agustus 2025
AC Milan
Sports | Senin, 11 Agustus 2025
Lokal
PIFA.CO.ID, PONTIANAK - Polda Kalimantan Barat kembali menunjukkan komitmennya dalam memberantas berbagai penyakit masyarakat. Selama Operasi Pekat Kapuas 2025 yang berlangsung selama 10 hari, ratusan kasus kriminal berhasil diungkap.Dalam operasi ini, Polda Kalbar dan jajaran berhasil menangani 25 kasus perjudian dengan 46 tersangka, 39 kasus prostitusi dengan 75 tersangka, 43 kasus premanisme dengan 47 tersangka, serta 62 kasus peredaran minuman keras (miras) dengan 62 tersangka. Selain itu, ada 56 kasus narkoba dengan 63 tersangka, serta 6 kasus kepemilikan petasan ilegal dengan 5 tersangka.Direktur Kriminal Khusus Polda Kalbar, Kombes Pol Bowo Gede Imantio, mengungkapkan bahwa dalam operasi ini pihaknya mengamankan berbagai barang bukti yang berkaitan dengan tindak kejahatan.“Kami berhasil mengamankan uang tunai, handphone, senjata api rakitan, serta sabu seberat 2,5 kg. Salah satu kasus menonjol yang berhasil kami ungkap adalah penangkapan seorang pria bernama Basuni di Pontianak, yang kedapatan memiliki senjata api rakitan jenis revolver. Ia langsung dijerat dengan pasal terkait kepemilikan senjata api ilegal,” jelasnya, Senin (17/3).Sementara itu, Direktur Reserse Narkoba Polda Kalbar, Kombes Pol Thelly Iskandar Muda, menyoroti pengungkapan kasus narkoba dalam operasi ini.“Kami berhasil mengamankan 2,5 kg sabu yang rencananya akan diedarkan di Pontianak dan sebagian akan dikirim ke daerah Sulawesi. Pengungkapan ini merupakan bagian dari upaya kami dalam memberantas peredaran narkoba di Kalimantan Barat,” ujarnya.Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Bayu Suseno, menegaskan bahwa Operasi Pekat Kapuas 2025 digelar untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, terutama menjelang perayaan Idulfitri.“Selain mengungkap berbagai kasus, tim kami juga melakukan penyidikan lanjutan serta pemberkasan perkara agar kasus-kasus ini bisa segera dituntaskan. Kami akan terus berkomitmen dalam menegakkan hukum serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” pungkasnya.
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengatakan bahwa proses naturalisasi Ole Romeny untuk Timnas Indonesia tinggal menunggu sumpah. Striker berdarah Belanda itu sudah mengecek kesehatan di Kedutaan Besar. "Ole sudah cek kesehatan, sudah ke Kedutaan Besar juga, tinggal menunggu sumpah," ungkap Erick Thohir pada, Senin (13/1/2025).Meskipun proses naturalisasi Ole Romeny telah memasuki tahap akhir, Erick Thohir masih belum memberikan kepastian mengenai jadwal pengambilan sumpah untuk mengubah statusnya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).Ole Romeny, penyerang muda berusia 24 tahun, baru saja bergabung dengan Oxford United setelah meninggalkan FC Utrecht. Kehadirannya di klub yang juga diperkuat Marselino Ferdinan menarik perhatian banyak pihak, terutama karena potensinya untuk memperkuat Timnas Indonesia di masa depan.Di sisi lain, Jairo Riedewald, mantan pemain Crystal Palace yang kini bermain untuk Royal Antwerp, juga menjadi nama yang sedang diproses untuk naturalisasi. Erick Thohir menjelaskan bahwa penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia mendapat sambutan positif dari Riedewald, yang menunjukkan antusiasme untuk bergabung."Saya rasa coach Patrick tidak bicara jumlah kemarin, tapi yang disampaikan bahwa salah satu pemain ketika diumumkan Coach Patrick bergabung kemudian memberikan respons itu Jairo Riedewald, tetap akan diproses," ujar Erick Thohir.Patrick Kluivert, bersama asistennya Denny Landzaat, telah menyelesaikan agenda di Jakarta dan kembali ke Belanda. Keduanya dijadwalkan kembali ke Indonesia pada Februari untuk memulai persiapan menghadapi lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Lokal
Berita Lokal, PIFA - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso kembali menggelar peningkatan pelayanan jantung. Kegiatan itu melalui proctorship intervensi coronary complex menggunakan intracoronary diagnostic procedure IVUS. "Peningkatan pelayanan jantung di Kalbar proctorship kedua melalui pendampingan RS Harapan Kita dan Kemenkes," kata Direktur RSUD dr Soedarso, Yuliastuti Saripawan, Jumat (9/12/2022). Yuli mengatakan, peningkatan pelayanan jantung di rumah sakit tersebut merupakan sesuatu hal yang membanggakan bagi masyarakat di Kalbar. Pasalnya penanganan pasien jantung RSUD Soedarso kini lebih baik. "Selama dua hari ke depan dengan enam pasien. Kami berharap kegiatan ini lancar," ujarnya. Yuli berharap, dengan adanya kegiatan tersebut tahun depan pihaknya sudah bisa melaksanakan program jantung terpadu yang merupakan target peningkatan pelayanan di rumah sakit daerah itu. "Semoga kondisi kondusif bisa di dilakukan di Kalbar," ujarnya. Sementara itu, dr Infan Ketaren, Sp. JP, FIHA menjelaskan, proctorship ini dalam rangka transfer pengetahuan dan teknologi dalam penanganan pasien jantung. "Jadi kita kebetulan sudah memiliki alat katerisasi baru dalam penanganan pasien jantung," katanya. Alat tersebut terang Infan, disebut Ivus Intravascular Ultrasound. Alat ini dapat melihat secara detail apa yang sebenarnya terjadi di pembuluh darah coroner. "Dulu kasus dengan penyumbatan di pangkal kita tidak berani menanganinya. Tapi dengan alat ini kita bisa mengetahui pasti kondisi dan melakukan kateterisasi lebih jauh," terangnya. Infan menjelaskan, enam pasien yang ditangani dalam program kali ini merupakan pasien dengan penyakit jantung kompleks. Pasien ini sebelumnya sudah ditangani namun ada penyulit. "Jadi ini memang kasus kompleks. Dan harus dilihat dan diperhatikan sedetail mungkin dengan alat ini. Jadi alat ini seperti teropong melihat pembuluh darah seperti apa," jelasnya. Dari hasil proses kerja alat tersebut, tim dokter akan mendapatkan hasil yang lebih mendetail terkait penyakit jantung yang diderita pasien. Sehingga penanganan yang diberikan bisa lebih maksimal. "Tindakan itu akan lebih berhasil ketimbang tidak menggunakan alat ini. Alat ini yang diajarkan ke kita oleh dokter Harapan Kita. Sehingga ke depan kita bisa mandiri dalam penanganan lebih kompleks di Pusat Jantung Terpadu Soedarso. Dan minimalisir mengirim pasien ke Jakarta," tandasnya. Sementara itu, dokter RS Harapan Kita sekaligus utusan dari Kemenkes, dr Amir Azis Alkatiri Sp JP (K) mengatakan, dia bersama tim hadir untuk membantu penanganan pasien jantung penyumbatan coroner yang memang terbilang sulit. "Kita tidak membawa alat dari Jakarta. Tapi sudah disediakan di sini. Dengan harapan hal ini bisa melayani masyarakat Kalbar secara luas. Mudah-mudahan tak ada lagi yang dibawa ke Jakarta apalagi ke negeri Jiran," ujarnya. Dia meyakini tim dokter RSUD dr Soedarso yang ditopang dengan peralatan medis baru dengan teknologi tinggi ini, bisa menangani penyakit jantung bahkan dengan tingkat kesulitan yang tinggi. "Jadi IVUS ini secara umum membawa pesan bahwa penanganan jantung ini mesti akurat," katanya. Secara medis, kata Amir, IVUS ini disebut sebagai konsep precision medicine. Sebab di IVUS ini dapat dilihat ukuran pembuluh darah koroner itu akurat. Sehingga bisa memasang cincin atau stan dengan ukuran yang pas. "Ini penting agar pasien tidak datang dalam kondisi masalah jantung lagi. Ini meningkatkan kualitas pelayanan jantung di Kalbar. Sehingga bisa menurunkan tingkat kematian dan kesakitan karena jantung," katanya. Di sisi lain dr Nanda Iryza, Sp JP (K) menambahkan, cath lab di RSUD dr Soedarso sudah sangat baik dalam penanganan jantung tersebut. Terlebih alat IVUS juga telah dimiliki. "Dengan pengembangan di cathlab tentunya masyarakat Kalbar dapat manfaat lebih luas sehingga dapat mengurangi angka mortalitas, kematian dan penyakit jantung di Kalbar," pungkasnya. (ap)